Buru Manggis , Buyer China Serbu Bali
Popularitas manggis, khususnya manggis Bali di China terindikasi tinggi.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu ditandai kehadiran para buyer (pembeli) langsung dari China ke Bali untuk memborong manggis Bali. Saat ini rata-rata 10 ton manggis dari Bali dikirim ke China per hari. “Kesepakatan kita dan juga kargo demikian,” ujar Jero Tesan, pemilik usaha Raja Manggis asal Tabanan, Kamis(27/9).
Menurut Jero Tesan, kelancaran ekspor manggis, dan juga produk hortikultura lainnya ke China, menyusul penerbangan langsung ke China. Tidak lagi, seperti dulu, mesti transit lewat Singapura. “Karena itulah kami menjaga mempertahankan kualitas mutu manggis,” ujarnya. Dengan demikian kemudahan pengiriman manggis lewat kebijakan penerbangan langsung, benar-benar termanfaatkan.
Jero Tesan mengakui banyak buyer dari China yang langsung datang ke Bali, mengambil manggis. Namun, kata Jero Tesan, tentu saja mereka mesti mengikuti ketentuan berlaku, khususnya dalam hal pengiriman. Pasokan manggis Bali, kata Jero Tesan didatangkan dari Jawa Timur. “Jadi silih berganti dengan produk dari Bali,” ujarnya.
Manisnya bisnis manggis ini, berimbas positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Di antaranya untuk membersihkan 10 ton manggis, tidak kurang 100-200 orang tenaga kerja dikerahkan setiap hari. “Tak hanya petani dan pelaku bisnis, namun yang lainnya juga dapat dampak,” ujar Jero Tesan. Menurutnya akan lebih banyak lagi, pekerja yang diserap jika musim panen raya.
Untuk diketahui harga manggis sekarang ini lumayan bagus. Harga manggis biasa Rp 25.000 per kilogram. Sedang yang sortiran atau kualitas super Rp 35.000-Rp 40.000 per kilogram. “Betul ini tentu mengembirakan bagi petani dan yang lainnya,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura Indonesia (Asperhorti) Bali I Wayan Sugiarta.
Namun tentu saja, menurutnya Bali harus tetap menjaga kualitas manggis sebaik mungkin, baik untuk pasar dalam negeri. Apalagi untuk ekspor. “Mesti mematuhi SOP yang sudah ditetapkan untuk sebagai produk ekspor,” ujarnya.*k17
Menurut Jero Tesan, kelancaran ekspor manggis, dan juga produk hortikultura lainnya ke China, menyusul penerbangan langsung ke China. Tidak lagi, seperti dulu, mesti transit lewat Singapura. “Karena itulah kami menjaga mempertahankan kualitas mutu manggis,” ujarnya. Dengan demikian kemudahan pengiriman manggis lewat kebijakan penerbangan langsung, benar-benar termanfaatkan.
Jero Tesan mengakui banyak buyer dari China yang langsung datang ke Bali, mengambil manggis. Namun, kata Jero Tesan, tentu saja mereka mesti mengikuti ketentuan berlaku, khususnya dalam hal pengiriman. Pasokan manggis Bali, kata Jero Tesan didatangkan dari Jawa Timur. “Jadi silih berganti dengan produk dari Bali,” ujarnya.
Manisnya bisnis manggis ini, berimbas positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Di antaranya untuk membersihkan 10 ton manggis, tidak kurang 100-200 orang tenaga kerja dikerahkan setiap hari. “Tak hanya petani dan pelaku bisnis, namun yang lainnya juga dapat dampak,” ujar Jero Tesan. Menurutnya akan lebih banyak lagi, pekerja yang diserap jika musim panen raya.
Untuk diketahui harga manggis sekarang ini lumayan bagus. Harga manggis biasa Rp 25.000 per kilogram. Sedang yang sortiran atau kualitas super Rp 35.000-Rp 40.000 per kilogram. “Betul ini tentu mengembirakan bagi petani dan yang lainnya,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura Indonesia (Asperhorti) Bali I Wayan Sugiarta.
Namun tentu saja, menurutnya Bali harus tetap menjaga kualitas manggis sebaik mungkin, baik untuk pasar dalam negeri. Apalagi untuk ekspor. “Mesti mematuhi SOP yang sudah ditetapkan untuk sebagai produk ekspor,” ujarnya.*k17
Komentar