Buruh Bangunan Meninggal Mendadak Seusai Kerja Lembur
Korban Suwanto selama ini kerap kerap mengeluh sakit kepala kepada rekan-rekanya sesama buruh proyek. Namun, dia tetap nekat mengerjakan dua proyek sekaligus, di mana salah satu proyeknya dikerjakan hingga larut malam
Musibah di Lokasi Proyek Perbaikan Rumah Kawasan Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati
GIANYAR, NusaBali
Seorang buruh bangunan asal Boyolali, Jawa Timur, Suwarto alias Onco, 30, ditemukan sudah jadi mayat di teras rumah tempatnya bekerja di Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (28/9) pagi pukul 05.40 Wita. Korban meninggal mendadak usai kerja lembur. Dugaan semntara, buruh bangunan berusia 30 tahun ini meregang nyawa akibat serangan hipertensi dan kelelahan.
Rumah di mana korban Suwanto bekerja dan ditemukan meninggal adalah milik keluarga Ketut Serep. Di sana, korban Suwanto mengerjakan proyek bersama 4 buruh bangunan lainnya. Mereka mengerjakan dua proyek sekaligus di sana, yakni renovasi rumah milik Ketut Serep dan membuat garase milik keluarga Made Purwanto.
Informasi di lapangan, sebelum ditemukan tergeletak tak bernyawa di teras rumah, korban Suwanto dan 4 rekannya sempat lembur mengerjakan garase hingga larut malam, Kamis (27/9). Menurut rekan korban, Sunardi, malam itu mereka lembur hingga pukul 23.00 Wita.
Setelah kerja lembur, Sunardi dan burunh lainnya langsung tidur. Sedangkan korban Suwanto masih begatang. Kemudian, Jumat dinihari sekitar pukul 01.30 Wita, Sunardi terbangun dan sempat keluar kamar. Dia mendapati korban belum tidur, hingga dityanya kenapa masih begadang?
“Saya tanya, kenapa dia (korban Suwanto) belum tidur? Dia sempat menjawab kepalanya pusing dan ingin berada di luar kamar saja,” kenang Sunardi di lokasi TKP, Jumat kemarin. Habis ngobrol sejenak dengan korban, Sunardi kembali masuk kamar untuk beristirahat.
Berselang 3 jam kemudian, tepatnya Jumat pagi pukul 05.40 Wita, buruh bangunan lainnya, Fatoni, 25, keluar untuk ambil mengambil air wudhu. Fatoni kaget melihat korban Suwanto tergeletak kaku di teras rumah. Fatoni pun berusaha membangunkan rekan lainnya untuk mengevakuasi korban. Saat dicek, korban tidak memberikan respons. Korban yang ternyata sudah meninggal kemudian dipindahkan ke dalam kamar. “Setelah itu, kami telepon polisi,” jelas Sunardi.
Begitu mendapat laporan, petugas Unit Reskrim Polsek Sukawati langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi juga membonceng tim medis dari Puskesmas Sukawati ke lokasi TKP, untuk memeriksa kondisi korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dr Pande Putu Swari Herna Dewi dari tim medis Puskesmas Sukawayi, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Diperkirakan, korban meninggal lebih dari 2 jam sebelum ditemukan rekannya, Fatoni.
Dugaan sementara, korban Suwanto meninggal mendadak akibat hipertensi. Saat petugas datang, tubuh korban sudah dingin. Bagian wajahnya sudah membiru atau lebam. Jenazah korban kemudian dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensi RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut, sembaru menunggu dijemput keluarganya.
“Dari hasil pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi, diduga kuat korban meninggal karena hipertensi dan kelelahan. Korban selama ini sering mengeluh sakit kepala. Dia bekerja di dua proyek sekaligus hingga larut malam,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Sukawati, Iptu I Gusti Ngurah Jaya Winangun, Jumat kemarin.
Sementara itu, rekan korban yakni Sunardi mengatakan mereka bekerja di proyek kawasan Banjar Babakan, Desa//Kecamatan Sukawati ini sejak 3 bulan terakhir. Selama itu, korban Suwanto sering mengeluh sakit kepala. Meski demikian, korban tidak pernah berobat ke dokter. Korban juga tetap bekerja di dua proyek sekaligus. “Musibah ini terjadi ketika kami sudah merencanakan untuk pulang kampung ke Jawa Timur, 3 Oktober nanti,’ cerita Sunardi. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Seorang buruh bangunan asal Boyolali, Jawa Timur, Suwarto alias Onco, 30, ditemukan sudah jadi mayat di teras rumah tempatnya bekerja di Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (28/9) pagi pukul 05.40 Wita. Korban meninggal mendadak usai kerja lembur. Dugaan semntara, buruh bangunan berusia 30 tahun ini meregang nyawa akibat serangan hipertensi dan kelelahan.
Rumah di mana korban Suwanto bekerja dan ditemukan meninggal adalah milik keluarga Ketut Serep. Di sana, korban Suwanto mengerjakan proyek bersama 4 buruh bangunan lainnya. Mereka mengerjakan dua proyek sekaligus di sana, yakni renovasi rumah milik Ketut Serep dan membuat garase milik keluarga Made Purwanto.
Informasi di lapangan, sebelum ditemukan tergeletak tak bernyawa di teras rumah, korban Suwanto dan 4 rekannya sempat lembur mengerjakan garase hingga larut malam, Kamis (27/9). Menurut rekan korban, Sunardi, malam itu mereka lembur hingga pukul 23.00 Wita.
Setelah kerja lembur, Sunardi dan burunh lainnya langsung tidur. Sedangkan korban Suwanto masih begatang. Kemudian, Jumat dinihari sekitar pukul 01.30 Wita, Sunardi terbangun dan sempat keluar kamar. Dia mendapati korban belum tidur, hingga dityanya kenapa masih begadang?
“Saya tanya, kenapa dia (korban Suwanto) belum tidur? Dia sempat menjawab kepalanya pusing dan ingin berada di luar kamar saja,” kenang Sunardi di lokasi TKP, Jumat kemarin. Habis ngobrol sejenak dengan korban, Sunardi kembali masuk kamar untuk beristirahat.
Berselang 3 jam kemudian, tepatnya Jumat pagi pukul 05.40 Wita, buruh bangunan lainnya, Fatoni, 25, keluar untuk ambil mengambil air wudhu. Fatoni kaget melihat korban Suwanto tergeletak kaku di teras rumah. Fatoni pun berusaha membangunkan rekan lainnya untuk mengevakuasi korban. Saat dicek, korban tidak memberikan respons. Korban yang ternyata sudah meninggal kemudian dipindahkan ke dalam kamar. “Setelah itu, kami telepon polisi,” jelas Sunardi.
Begitu mendapat laporan, petugas Unit Reskrim Polsek Sukawati langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi juga membonceng tim medis dari Puskesmas Sukawati ke lokasi TKP, untuk memeriksa kondisi korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dr Pande Putu Swari Herna Dewi dari tim medis Puskesmas Sukawayi, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Diperkirakan, korban meninggal lebih dari 2 jam sebelum ditemukan rekannya, Fatoni.
Dugaan sementara, korban Suwanto meninggal mendadak akibat hipertensi. Saat petugas datang, tubuh korban sudah dingin. Bagian wajahnya sudah membiru atau lebam. Jenazah korban kemudian dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensi RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut, sembaru menunggu dijemput keluarganya.
“Dari hasil pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi, diduga kuat korban meninggal karena hipertensi dan kelelahan. Korban selama ini sering mengeluh sakit kepala. Dia bekerja di dua proyek sekaligus hingga larut malam,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Sukawati, Iptu I Gusti Ngurah Jaya Winangun, Jumat kemarin.
Sementara itu, rekan korban yakni Sunardi mengatakan mereka bekerja di proyek kawasan Banjar Babakan, Desa//Kecamatan Sukawati ini sejak 3 bulan terakhir. Selama itu, korban Suwanto sering mengeluh sakit kepala. Meski demikian, korban tidak pernah berobat ke dokter. Korban juga tetap bekerja di dua proyek sekaligus. “Musibah ini terjadi ketika kami sudah merencanakan untuk pulang kampung ke Jawa Timur, 3 Oktober nanti,’ cerita Sunardi. *nvi
1
Komentar