nusabali

Kebun Bunga Matahari Kian Jadi Primadona di Buleleng

  • www.nusabali.com-kebun-bunga-matahari-kian-jadi-primadona-di-buleleng

Melihat fenomena gemar selfie pada masyarakat, petani bunga matahari di Buleleng pun tak mau sia-siakan peluang.

BULELENG, NusaBali
Sejak penggunaan media sosial mulai merambah ke berbagai lapisan masyarakat, hobi selfie dan posting foto di jejaring sosial pun seakan menjadi kebutuhan pokok yang membuat masyarakat haus akan objek-objek menarik untuk dijadikan latar belakang ketika berpose. Menjawab kebutuhan tersebut, kehadiran media-media informasi turut pula menjembatani dahaga selfie masyarakat dengan memberi rekomendasi seputar objek-objek ‘kekinian’ yang patut didatangi untuk berswafoto.

Sebut saja seperti objek yang satu ini. Kebun bunga matahari yang banyak dikembangkan di Desa Panji, Sukasada, Buleleng, akhir-akhir ini sedang naik daun. Pasalnya, banyak muda-mudi baik yang berasal dari Buleleng mau pun yang dari luar Buleleng memanfaatkan momen panen bunga matahari tersebut untuk berswafoto. Diketahui, bahwa informasi objek selfie tersebut bersumber pada salah satu postingan sebuah media informasi di instagram yang berbasis di Singaraja pada pada awal Agustus 2018. Bunga matahari yang ukurannya cukup lebar dan berwarna kuning cerah itu berjejer rapi di pematang sepetak tahan, yang menjadikannya menarik untuk dijadikan latar foto yang ‘instagramable.’

Mengetahui kabar tersebut, kian hari, kian berbondonglah baik pria, wanita, tua, dan muda turut menyambangi lokasi kebun tersebut. Suatu ketika, pengunjung sempat kecewa karena sehari sebelum acara wisuda digelar di salah satu universitas negeri di Singaraja pada akhir Agustus 2018, bunga matahari di salah satu kebun yang ramai didatangi harus segera dipanen untuk dijual di acara wisuda. Namun, info disiarkan kembali bahwa tidak jauh dari lokasi kebun yang dulu, ada kebun bunga matahari lain yang juga tidak kalah banyak bunganya.

Adalah Gede Buda, sebagai pemilik dari kebun bunga matahari tersebut awalnya tidak menyangka kebun miliknya akan diserbu oleh masyarakat untuk berfoto. Dirinya memang sengaja menyiapkan kebun tersebut untuk berbisnis dan dijual pada pedagang bunga, namun karena lama tidak dibeli, maka kebun tersebut akhirnya dijadikan objek foto oleh pengunjung. Terus terang, dirinya pun tidak terganggu oleh kedatangan pengujung, bahkan secara tidak langsung dapat menambah pemasukannya.

“Dulunya ada pembeli yang menyarankan untuk menanam matahari ini, tapi dari pembeli tersebut tidak datang untuk mengambil, akhirnya banyak yang foto-foto. Kalau saya sih, merasa tidak terganggu karena ada penghasilan. Ini juga ada yang mengelola. Memang saya yang punya, tapi ada yang mengelola di sini,” ujar Buda.

Buda pun mengaku telah menyiapkan lahan lain di dekat rumahnya yang telah ditanami bunga matahari untuk selanjutnya dijadikan objek berfoto juga bagi para pengunjung.

Menurut informasi yang dihimpun NusaBali dari penjaga tiket, rata-rata di hari biasa pengunjung akan datang sekitar 20 orang per hari, dan di hari libur akan meningkat menjadi sekitar 60-an orang.

Tim NusaBali pun sempat mengunjungi kebun tersebut untuk membuktikannya. Ternyata memang ada. Setelah sampai di sana, pengunjung wajib membayar tiket masuk seharga Rp 5.000. Pengunjung pun akan disambut oleh dua petak tanah yang ditumbuhi hamparan bunga matahari yang indah. Namun, kali ini agak berbeda karena bunga matahari agak sedikit menguncup, tapi beberapa masih terlihat kembang.

Sesore itu, beberapa pengunjung terlihat masih berdatangan dan berfoto di antara bebungaan matahari itu. Seperti Rani dan Devi, pengunjung yang masing-masing berasal dari Gianyar dan Bangli tersebut tampak asyik berswafoto. Mereka yang saat ini masih berkuliah di salah satu universitas negeri di kota Singaraja tersebut mengaku tahu informasi tentang kebun bunga matahari dari media informasi di instagram yang menyebut dirinya Info Singaraja.

“Pertamanya sih, pingin ke sini karena lihat foto-foto orang bagus, bunganya juga gede-gede. Tapi sampai sini, yang sekarang bunganya kecil sama layu. Maunya datang lagi kalau bunganya sudah gede biar seger untuk difoto,” ungkap Devi. *ph

Komentar