Pamedek Membeludak ke Pura Penataran Agung
Pamedek yang sembahyang ke Pura Penataran Agung, Banjar/Desa Pakraman Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, membeludak.
AMLAPURA, NusaBali
Ribuan pamedek rela antre di candi gelung kori menunggu giliran muspa. Pecalang sigap mengatur pamedek agar tertib. Kendaraan pamedek tidak mampu ditampung di parkir darurat, sehingga parkir menggunakan sebagian bahu jalan.
Ketua Panitia Pembangunan, I Gusti Made Tusan, mengaku terharu atas antusias pamedek untuk sembahyang ke Pura Penataran Agung. Pamedek datang dari seluruh Bali. “Kami tidak menyangka, pamedek membeludak datang melakukan pamuspaan. Mungkin pamedek penasaran dengan Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Hyang Putran Jaya atau Ida Bhatara Gunung Agung,” kata I Gusti Made Tusan, Senin (1/10).
Kedatangan pamedek membeludak usai puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Soma Paing Klawu, Senin (24/9). Acara berikutnya diagendakan Rsi Bojana pada Redite Pon Kulantir, Minggu (4/11) dan Nyineb Ida Bhatara pada Soma Wage Kulantir, Senin (5/11). Menurut Gusti Made Tusan, tempat persembahyangan di utama mandala hanya mampu menampung sekitar 500 pamedek. “Untuk keluar dari jeroan pura dibagi dua jalur, ke timur dan melalui candi gelung kori,” katanya.
Sekretaris III Panitia Karya Mamungkah lan Nubung Daging, I Made Diarsa, menambahkan pamedek hanya membeludak di hari-hari libur. “Pamedek silih berganti berdatangan dari pagi hingga malam saat hari libur,” katanya. Pamedek dilayani lima pamangku secara bergantian yakni Jro Mangku Jelantik, Jro Mangku Ketut Padang, Jro Mangku Ketut Arya, Jro Mangku Made Sugiri, dan Ida Mangku Wayan Oka Adnyana.
Prawartaka Karya, Ida Made Alit, juga mengaku terharu atas antusiasnya pamedek yang berdatangan dari seluruh Bali. “Memang tiap hari ada agenda pamedek menggelar upacara nganyarin dari tiap kabupaten. Tetapi di luar itu, juga banyak yang datang,” kata Ida Made Alit. Pamedek banyak yang mempertanyakan tahapan pembangunan pura hingga dilaksanakan Karya Mamungkah lan Nubung Daging. “Kami membangun hanya membutuhkan waktu 5 bulan. Sambil membangun pura melakukan persiapan karya mamungkah,” tambah Ida Made Alit. *k16
Ketua Panitia Pembangunan, I Gusti Made Tusan, mengaku terharu atas antusias pamedek untuk sembahyang ke Pura Penataran Agung. Pamedek datang dari seluruh Bali. “Kami tidak menyangka, pamedek membeludak datang melakukan pamuspaan. Mungkin pamedek penasaran dengan Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Hyang Putran Jaya atau Ida Bhatara Gunung Agung,” kata I Gusti Made Tusan, Senin (1/10).
Kedatangan pamedek membeludak usai puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Soma Paing Klawu, Senin (24/9). Acara berikutnya diagendakan Rsi Bojana pada Redite Pon Kulantir, Minggu (4/11) dan Nyineb Ida Bhatara pada Soma Wage Kulantir, Senin (5/11). Menurut Gusti Made Tusan, tempat persembahyangan di utama mandala hanya mampu menampung sekitar 500 pamedek. “Untuk keluar dari jeroan pura dibagi dua jalur, ke timur dan melalui candi gelung kori,” katanya.
Sekretaris III Panitia Karya Mamungkah lan Nubung Daging, I Made Diarsa, menambahkan pamedek hanya membeludak di hari-hari libur. “Pamedek silih berganti berdatangan dari pagi hingga malam saat hari libur,” katanya. Pamedek dilayani lima pamangku secara bergantian yakni Jro Mangku Jelantik, Jro Mangku Ketut Padang, Jro Mangku Ketut Arya, Jro Mangku Made Sugiri, dan Ida Mangku Wayan Oka Adnyana.
Prawartaka Karya, Ida Made Alit, juga mengaku terharu atas antusiasnya pamedek yang berdatangan dari seluruh Bali. “Memang tiap hari ada agenda pamedek menggelar upacara nganyarin dari tiap kabupaten. Tetapi di luar itu, juga banyak yang datang,” kata Ida Made Alit. Pamedek banyak yang mempertanyakan tahapan pembangunan pura hingga dilaksanakan Karya Mamungkah lan Nubung Daging. “Kami membangun hanya membutuhkan waktu 5 bulan. Sambil membangun pura melakukan persiapan karya mamungkah,” tambah Ida Made Alit. *k16
Komentar