Afgan Berani 'Berontak' demi Jadi Diri Sendiri
Musisi Afgansyah Reza mengakui telah mengalami banyak perjalanan hidup dan karier selama sepuluh tahun menjadi penyanyi.
JAKARTA, NusaBali
Bahkan, ia harus 'berontak' dengan sejumlah pihak seperti label untuk menjadi lebih jujur dalam bermusik. Afgan mengakui bahwa perjalanan musik selama sepuluh tahun terakhir sudah jadi bagian dalam hidupnya.
"Melalui musik dan pekerjaan yang aku jalani, saya lebih dewasa. Lebih berani untuk jadi diri sendiri," kata Afgan seperti dilansir cnnindonesia. Bukan tanpa alasan Afgan mengatakan hal tersebut. Ia menyebut butuh pengorbanan untuk mengusung musik yang kini ia sebut lebih jujur dan 'Afgan banget' itu.
"Pada waktu awal saya mulai, saya merasa memang di-direct banget sama label. Saat itu belum ada penyanyi solo yang seumuran saya, ya paling Marcell, Glen Fredly, Rio Febrian," kata Afgan. "Jadi saya di-direct 'Kamu harus nyanyi lagunya kayak gini, (lagu) cinta, bla bla'. Sementara saya punya passion lain,"tambahnya.
Ketidakcocokan idealisme ini yang mendorongnya untuk berontak dengan label lamanya pada 2011 silam. Hingga kemudian, dia berganti label sejak 2013 dengan album L1ve to Love, Love to L1ve. Dirinya pun mengakui kini tak terlalu memikirkan pendapat orang tentang karyanya. Dia menyebut kini sudah lebih berani menunjukkan apa yang menurutnya paling bagus dan jujur.
"Kalau dulu saya berkarya ada rasa takut, kalau sekarang saya sudah lebih firm. Apa yang saya mau saya berani, dulu mikir 'Duh bakal ada yang suka nggak ya?'. Kalau sekarang, saya tunjukkin dulu yang paling bagus dan jujur menurutku," katanya.
Pendewasaan dalam 10 tahun berkarier juga dirasakan Afgan dalam banyak hal terutama memahami situasi orang lain. Dia menyadari setiap orang memiliki peranan masing-masing dan dia tidak bisa egois dalam menjalani pekerjaannya.
Membayangkan dirinya 10 tahun ke depan, Afgan masih tetap ingin terus berada di belantika musik Indonesia, bahkan Asia. Namun ia berharap ia bisa lebih santai dan selektif dalam menjalani kehidupan bermusiknya. *
Bahkan, ia harus 'berontak' dengan sejumlah pihak seperti label untuk menjadi lebih jujur dalam bermusik. Afgan mengakui bahwa perjalanan musik selama sepuluh tahun terakhir sudah jadi bagian dalam hidupnya.
"Melalui musik dan pekerjaan yang aku jalani, saya lebih dewasa. Lebih berani untuk jadi diri sendiri," kata Afgan seperti dilansir cnnindonesia. Bukan tanpa alasan Afgan mengatakan hal tersebut. Ia menyebut butuh pengorbanan untuk mengusung musik yang kini ia sebut lebih jujur dan 'Afgan banget' itu.
"Pada waktu awal saya mulai, saya merasa memang di-direct banget sama label. Saat itu belum ada penyanyi solo yang seumuran saya, ya paling Marcell, Glen Fredly, Rio Febrian," kata Afgan. "Jadi saya di-direct 'Kamu harus nyanyi lagunya kayak gini, (lagu) cinta, bla bla'. Sementara saya punya passion lain,"tambahnya.
Ketidakcocokan idealisme ini yang mendorongnya untuk berontak dengan label lamanya pada 2011 silam. Hingga kemudian, dia berganti label sejak 2013 dengan album L1ve to Love, Love to L1ve. Dirinya pun mengakui kini tak terlalu memikirkan pendapat orang tentang karyanya. Dia menyebut kini sudah lebih berani menunjukkan apa yang menurutnya paling bagus dan jujur.
"Kalau dulu saya berkarya ada rasa takut, kalau sekarang saya sudah lebih firm. Apa yang saya mau saya berani, dulu mikir 'Duh bakal ada yang suka nggak ya?'. Kalau sekarang, saya tunjukkin dulu yang paling bagus dan jujur menurutku," katanya.
Pendewasaan dalam 10 tahun berkarier juga dirasakan Afgan dalam banyak hal terutama memahami situasi orang lain. Dia menyadari setiap orang memiliki peranan masing-masing dan dia tidak bisa egois dalam menjalani pekerjaannya.
Membayangkan dirinya 10 tahun ke depan, Afgan masih tetap ingin terus berada di belantika musik Indonesia, bahkan Asia. Namun ia berharap ia bisa lebih santai dan selektif dalam menjalani kehidupan bermusiknya. *
Komentar