nusabali

Resepsi Tiga Hari, Undang Presiden Jokowi

  • www.nusabali.com-resepsi-tiga-hari-undang-presiden-jokowi

Puri Agung Ubud Siapkan Pawiwahan Dua Pasang Pengantin

GIANYAR, NusaBali

Puri Agung Ubud, Gianyar akan melaksanakan Pawiwahan (upacara perkawinan) untuk dua pasang pengantin. Puncak Pawiwahan pada Buda Pon Watugunung, Rabu (10/10) pagi-sore. Pihak Puri Agung Ubud telah menjadwalkan pawiwahan ini diisi tiga hari acara resepsi.

Undangan resepsi pawiwahan akan berlangsung pada Rabu (10/10) untuk undangan VIP, Kamis (11/10) untuk undangan teman-teman mempelai, pemuda/pemudi, organisasi, dan instansi, dan Jumat (12/10) untuk undangam krama adat Ubud, dan unsur pemuda atau STT (sekaa teruna-teruni).
Salah seorang dari dua mempelai laki-laki,  

Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati B ArchDes alias Coktra menyatakan pada hari ‘H’ pawiwahan, pihaknya juga mengundang ratusan tamu VIP. Antara lain, Presiden RI Joko Widodo, dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri, Gubernur Bali, dan lain-lainnya. Cok Putra mengakui undangan pada pawiwahan ini pasti akan lebih banyak dibandingkan tradisi pawiwahan sebelumnya di Puri Agung Ubud. Hal ini karena ayahnya, Cok Ace, banyak kolega terutama karena menjabat Ketua PHRI Bali, dosen Unud, dan Wagub Bali.

Jelas dia, pawiwahan sebagai sebuah ritual dalam fase meningkatkan tanggungjawab diri kepada keluarga dan masyarakat. ‘’Kami sadar, untuk sampai pada pawiwahan ini tentu tak cukup hanya punya istri berwajah cantik. Tapi kami mesti memahami tanggunggjawab berumahtangga. Apalagi kami di puri tentu ada tata kramanya. Kami mohon doa restunya,’ jelas Coktra, dibenarkan kakak sepupunya yang juga mempelai laki-laki, Cok Anggha.

Dihubungi terpisah, ayah Coktra yang Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, sebenarnya proses pawiwahan ini berjalan sendiri-sendiri mulai dari acara Pasedek, Panangsek sampai Mabiya Kala ‘’Yang dilakukan berbarengan oleh dua mempelai adalah saat Ngambil Istri dan Widi Widana,‘’ jelasnya.

Wagub Bali yang tokoh pariwisata ini menjelaskan, meski puncak acara berbarengan, prosesi ini disamping tidak mengurangi arti dan makna pernikahan, juga ada nilai kebersamaan, kerukunan, dan persatuan antara ke dua mempelai. ‘’Dengan itu, vibrasi untuk selalu bersatu, kiranya bisa menjadi panutan masyarakat khususnya masyarakat Ubud yang selama ini selalu kompak bahu membahu menangani upacara-upacara  adat,’’ jelasnya.

Terkait persiapan pawiwahan itu, sameton Puri Agung Ubud merehab Gedong Bale Gede Saren Agung, membangun Bale Gong dan Bale Pesandekan di Sumanggen, dan merehab empat bangunan di Ancak Saji. Semua bangunan ini sedang dalam pengerjaan akhir.

Dua pasang mempelai yakni pasangan Tjokorda Gde Angghara Sukawati B.Bus (Cok Anggha), 30, putra kedua dari pangelingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati – Tjokorda Istri Tjandrawati (alm). Cok Anggha menikahi Cokorda Istri Diah Yudiandari SE (Cok Diah),23, putri kedua dari Cokorda Gde Yudana SH – AA Putri SE, dari Puri Anyar Sayan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud. Satu satunya lagi, Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati B ArchDes  (Coktra),30, putra kedua dari pasangan Dr Ir Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace yang Wakil Gubernur Bali - Tjokorda Istri Putri Hariyani Ramaswati SE. Coktra menikahi Cokorda Istri Ari Sintya Dewi SE (Cok Sintya),25,  putri kedua dari pasangan Tjokorda Alit Dharmayuda SH – Cokorda Istri Partimawati SH, dari Puri Kumuda Sari Ubud. Dua pasang mempelai sama-sama dari trah Ksatria Dalem Sukawati (KDS). *lsa

Komentar