Diserbu Pelamar CPNS, Stok Blanko E-KTP Habis
Antusias warga Gianyar mengikuti tes CPNS tahun 2018 cukup tinggi.
GIANYAR, NusaBali
Hal itu tidak saja tampak dari antrean pemohonan SKCK di Polres Gianyar. Serbuan para pelamar CPNS juga terjadi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, terutama oleh calon pelamar yang memerlukan validasi data.
Validasi itu antara lain, perubahan status pernikahan, perbedaan nama dengan ijazah dan lain-lain. Akibat serbuan validasi data ini, stok blanko pun ludes alias habis dalam waktu cepat. Hingga Selasa (2/10), ketersediaan blanko sudah kosong. Cukup banyak masyarakat yang harus pulang dengan tangan kosong. Masyarakat pun berharap Disdukcapil segera ambil langkah untuk mengadakan blanko E-KTP kembali.
Kepala Disdukcapil Gianyar Gede Bayangkara mengakui jika stok blanko telah habis. Pihaknya pun tengah berupaya meminjam blanko dan tinta reborn ke kabupaten dan kota lainnya di Bali. Sebab untuk meminta ke Pusat, memerlukan waktu dan proses panjang.
Dikatakan Bayangkara, selain kehabisan blanko E-KTP, Dukcapil juga kehabisan tinta reborn. “Blanko habis sejak dini hari tadi (Selasa kemarin, red), ada ratusan warga belum bisa mencetak,” ujar Gede Bayangkara, Selasa (2/10). Hingga sore kemarin, pihaknya masih berupaya mencari blanko. Apabila memohon ke pusat, tentunya butuh waktu. Maka untuk kelancaran pelayanan, pihaknya meminjam blanko ke daerah lainnya. “Sudah kami upayakan untuk meminjam blanko dan tinta reborn. Petugas kami sudah ke Denpasar meminjam disana,” ujarnya. Bhayangkara mengaku sedang mengupayakan peminjaman blanko diupayakan mencapai 1000 buah. Peminjaman sebanyak itu karena ada 966 pemohon E-KTP yang sudah tahapPrint Ready Record (PRR) atau tinggal tahap pencetakan. Disamping blanko, pihaknya juga tengah memohon tinta reborn. “Kami kewalahan untuk tinta karena harganya mahal. Kami membuntuhkan 20 reborn, satu tinta reborn harganya bisa Rp 4 juta,” jelasnya.
Dikatakan, kehabisan blanko ini lantaran banyak pemohon E-KTP hendak berjuang mengikuti tes CPNS. “Sekarang lagi musim lowongan pegawai negeri. Para pemohon ini kebanyakan memperbaiki data berbeda,” ujarnya.
Para pemohon kali ini melakukan validasi data. “Contoh akta berbeda dengan ijazah. KTP beda dengan ijazah. Kalau kami pakai acuan akta. Maka mereka perlu merubah KTP. Ini yang banyak,” terangnya. Akibat banyak yang up date data kependudukan, maka banyak permohonan E-KTP. *nvi
Validasi itu antara lain, perubahan status pernikahan, perbedaan nama dengan ijazah dan lain-lain. Akibat serbuan validasi data ini, stok blanko pun ludes alias habis dalam waktu cepat. Hingga Selasa (2/10), ketersediaan blanko sudah kosong. Cukup banyak masyarakat yang harus pulang dengan tangan kosong. Masyarakat pun berharap Disdukcapil segera ambil langkah untuk mengadakan blanko E-KTP kembali.
Kepala Disdukcapil Gianyar Gede Bayangkara mengakui jika stok blanko telah habis. Pihaknya pun tengah berupaya meminjam blanko dan tinta reborn ke kabupaten dan kota lainnya di Bali. Sebab untuk meminta ke Pusat, memerlukan waktu dan proses panjang.
Dikatakan Bayangkara, selain kehabisan blanko E-KTP, Dukcapil juga kehabisan tinta reborn. “Blanko habis sejak dini hari tadi (Selasa kemarin, red), ada ratusan warga belum bisa mencetak,” ujar Gede Bayangkara, Selasa (2/10). Hingga sore kemarin, pihaknya masih berupaya mencari blanko. Apabila memohon ke pusat, tentunya butuh waktu. Maka untuk kelancaran pelayanan, pihaknya meminjam blanko ke daerah lainnya. “Sudah kami upayakan untuk meminjam blanko dan tinta reborn. Petugas kami sudah ke Denpasar meminjam disana,” ujarnya. Bhayangkara mengaku sedang mengupayakan peminjaman blanko diupayakan mencapai 1000 buah. Peminjaman sebanyak itu karena ada 966 pemohon E-KTP yang sudah tahapPrint Ready Record (PRR) atau tinggal tahap pencetakan. Disamping blanko, pihaknya juga tengah memohon tinta reborn. “Kami kewalahan untuk tinta karena harganya mahal. Kami membuntuhkan 20 reborn, satu tinta reborn harganya bisa Rp 4 juta,” jelasnya.
Dikatakan, kehabisan blanko ini lantaran banyak pemohon E-KTP hendak berjuang mengikuti tes CPNS. “Sekarang lagi musim lowongan pegawai negeri. Para pemohon ini kebanyakan memperbaiki data berbeda,” ujarnya.
Para pemohon kali ini melakukan validasi data. “Contoh akta berbeda dengan ijazah. KTP beda dengan ijazah. Kalau kami pakai acuan akta. Maka mereka perlu merubah KTP. Ini yang banyak,” terangnya. Akibat banyak yang up date data kependudukan, maka banyak permohonan E-KTP. *nvi
Komentar