Jajaran Kementerian PUPR Bersihkan Sungai di Taman Pancing Pemogan
Jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Komunitas Sungai, bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar beramai-ramai melakukan gerakan kebersihan di Taman Pancing Tukad Badung, Pemogan, Denpasar, Rabu (3/10) pagi.
DENPASAR, NusaBali
Aksi bersih-bersih ini serangkaian memperingati Hari Habitat Dunia (HBT) dan Hari Kota Dunia (HKD) 2018 tahun 2018. Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Ketut Jayada mengatakan, perayaan Hari Habitat Dunia mengingatkan kembali bahwa habitat sangat erat kaitannya dengan lingkungan. Karena itu gerakan ini diimplementasikan hampir di semua provinsi, kabupaten, dan kota. “Ini sebagai bentuk kampanye bahwa kita harus memelihara lingkungan. Sekarang ini kita pusatkan di bantaran Tukad Badung, yang kita tahu Tukad Badung ini adalah sungai terbesar yang ‘membelah’ Kota Denpasar,” ungkapnya di sela acara kemarin.
Dikatakan, kondisi bantaran Tukad Badung kini semakin baik daripada sebelumnya. Wilayah Taman Pancing Tukad Badung sendiri sudah ditata sepanjang 7 kilometer. Penataan sungai juga didukung dengan posisi rumah warga menghadap sungai. “Inilah penataan sungai yang benar. Dalam artian, kita tidak boleh membelakangi sungai. Rumah-rumah menghadap ke sungai. Selama ini kan banyak sungai-sungai kita perlakukan sebagai beranda belakang. Jadi karena membelakangi sungai, tentu orang sembarangan buang sampah ke sungai. Kalau rumah menghadap sungai, orang buang sampah itu akan kelihatan,” jelasnya.
Penataan semacam ini, kata Jayada, adalah penataan yang ideal. Namun, yang lebih penting lagi untuk disadari secara massif adalah kesadaran masyarakat yang selalu harus ditingkatkan. Menurut Jayada, sepanjang penataan 7 kilometer Tukad Badung, rata-rata perhari bisa mencapai 2 sampai 3 truk sampah oleh petugas yang membersihkan. Bahkan jika musim hujan bisa mencapai 10 truk. Namun dia menambahkan, sampah tersebut tidak semuanya merupakan hasil buangan masyarakat, melainkan juga sampah daun dan pohon tumbang.
“Kami punya 24 orang petugas yang bertugas untuk penataan sepanjang 7 km ini. Kami sudah bersihkan setiap hari. Namun petugas kami kewalahan. Sekarang sudah lebih bagus, kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah di sungai ini yang harus terus ditingkatkan. Apalagi sudah ada sanksinya hanya tinggal implementasi penegakan hukum,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, berharap, dari kegiatan aksi bersih sungai ini, pengelolaan sampah menjadi lebih baik. Apalagi ini sudah dimulai dengan penataan TPA Suwung, yang nantinya juga akan dijadikan ecopark. “Dua tahun lalu Hari Habitat Dunia juga dipusatkan di Bali. Sekarang menyasar sungai. Ke depannya, dengan bertambahnya jumlah penduduk, kita memerlukan ruang untuk melakukan aktivitas. Dengan keterbatasan ruang sekarang, bagaimana lingkungan itu aman, nyaman, dan bersih,” katanya.
Sedangkan Plt Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta menambahkan, penataan beberapa ruas sungai di Kota Denpasar sudah mulai dikerjakan. Kedepannya, penataan sungai juga akan bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sungai. Penataan sungai juga akan diarahkan menjadi daya tarik wisata. “Denpasar sendiri memiliki 10 sungai besar. Kita akan menata sungai menjadi daya tarik wisata. Secara tidak langsung dengan penataan sungai ini juga akan mengajak masyarakat peduli sungai dan punya nilai tambah ekonomi kreatif,” pungkasnya. *ind
Dikatakan, kondisi bantaran Tukad Badung kini semakin baik daripada sebelumnya. Wilayah Taman Pancing Tukad Badung sendiri sudah ditata sepanjang 7 kilometer. Penataan sungai juga didukung dengan posisi rumah warga menghadap sungai. “Inilah penataan sungai yang benar. Dalam artian, kita tidak boleh membelakangi sungai. Rumah-rumah menghadap ke sungai. Selama ini kan banyak sungai-sungai kita perlakukan sebagai beranda belakang. Jadi karena membelakangi sungai, tentu orang sembarangan buang sampah ke sungai. Kalau rumah menghadap sungai, orang buang sampah itu akan kelihatan,” jelasnya.
Penataan semacam ini, kata Jayada, adalah penataan yang ideal. Namun, yang lebih penting lagi untuk disadari secara massif adalah kesadaran masyarakat yang selalu harus ditingkatkan. Menurut Jayada, sepanjang penataan 7 kilometer Tukad Badung, rata-rata perhari bisa mencapai 2 sampai 3 truk sampah oleh petugas yang membersihkan. Bahkan jika musim hujan bisa mencapai 10 truk. Namun dia menambahkan, sampah tersebut tidak semuanya merupakan hasil buangan masyarakat, melainkan juga sampah daun dan pohon tumbang.
“Kami punya 24 orang petugas yang bertugas untuk penataan sepanjang 7 km ini. Kami sudah bersihkan setiap hari. Namun petugas kami kewalahan. Sekarang sudah lebih bagus, kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah di sungai ini yang harus terus ditingkatkan. Apalagi sudah ada sanksinya hanya tinggal implementasi penegakan hukum,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, berharap, dari kegiatan aksi bersih sungai ini, pengelolaan sampah menjadi lebih baik. Apalagi ini sudah dimulai dengan penataan TPA Suwung, yang nantinya juga akan dijadikan ecopark. “Dua tahun lalu Hari Habitat Dunia juga dipusatkan di Bali. Sekarang menyasar sungai. Ke depannya, dengan bertambahnya jumlah penduduk, kita memerlukan ruang untuk melakukan aktivitas. Dengan keterbatasan ruang sekarang, bagaimana lingkungan itu aman, nyaman, dan bersih,” katanya.
Sedangkan Plt Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta menambahkan, penataan beberapa ruas sungai di Kota Denpasar sudah mulai dikerjakan. Kedepannya, penataan sungai juga akan bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sungai. Penataan sungai juga akan diarahkan menjadi daya tarik wisata. “Denpasar sendiri memiliki 10 sungai besar. Kita akan menata sungai menjadi daya tarik wisata. Secara tidak langsung dengan penataan sungai ini juga akan mengajak masyarakat peduli sungai dan punya nilai tambah ekonomi kreatif,” pungkasnya. *ind
Komentar