Golkar Buka Pendaftaran Calon
Setelah didahului PDIP dan NasDem, kubu Golkar akhirnya buka pendaftaran kandidat Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng untuk Pilkada 2017.
Dapat Lampu Hijau Berkoalisi dengan Demokrat
SINGARAJA, NusaBali
Konon, keputusan ini diambil setelah Golkardapat lampu hijau dari Demokrat untuk berkoalisi. Pendaftaran bakal calon di internal Golkar akan dimulai 21 April hingga 4 Mei 2016.
Keputusan untuk membuka pendaftaran bakal calon ini diambil dalam Rapat Pleno Diperluas DPD II Golkar Buleleng di Kantor Sekretariat DPD II Golkab Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Selasa (12/4). Rapat Pleno Diperluas kemarin melibatkan jajaran pengurus DPD II Golkar Buleleng dan Pengurus Kecamatan (PK) Golkar dari 9 kecamatan se-Buleleng.
Rapat Pleno Diperluas kemarin dipimpin Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng, Ketut Sosila Umbara itu. Dalam rapat pleno kemarin, juga ditetapkan pengurus DPD II Golkar Buleleng sebagai Tim Pilkada. Sedangkan para Ketua PK Golkar masing-masing kecamatan, ditetapkan sebagai Koordinator Kecamatan dalam Tim Pilkada.
Ketua DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Sugara Korry, ditetapkan sebagai Ketua Tim Pilkada, dibantu Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng Ketut Susila Umbara, Sekretaris DPD II Golkar Buleleng Gede Suparmen, dan Bendahara DPD II Golkar Buleleng Nyoman Gede Wandira Adi.
Proses penjaringan dan penyaringan calon di internal Golkar untuk Pilkada Buleleng 2017 akan diawali dengan pendaftaran kandidat mulai 21 April-4 Mei 2016. Tim Pilkada nantinya akan menjaring minimal 5 pasangan calon untuk digodok digodok lebih lanjut. Selama proses pendaftaran, masing-masing PK Golkar dari 9 kecamatan diberi keleluasaan untuk mengajukan dua nama kandidat Cabup dan Cawabup Buleleng.
Informasi yang berkembang, Golkar putuskan buka penjaringan bakal calon, setelah dapat lampu hijau dari Demokrat untuk ikut berkoalisi dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 mendatang. Golkar mau tak mau harus berkoalisi dengan parpol lain untuk bisa mengusung pasangan calon ke Pilkada 2017, karena hanya memiliki 7 kursi DPRD Buleleng (kuasai 15,57 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014. Golkar masih kekurangan sekitar 2 kursi Dewan (4,44 pesren suara parlemen) untuk memenuhi syarat minimal 20 persen suara guna usung paket calon.
Kondisi serupa juga dialami Demokrat, yang tak mungkin bisa mengusung paket calon secara mandiri ke Pilkada Buleleng 2017, karena hanya memiliki 6 kursi DPRD (kuasai 13,33 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014. Dari 7 parpol yang memiliki kursi di DPRD Buleleng 2014-2019, hanya PDIP yang memenuhi syarat usung paket calon sendiri ke Pilkada 2017.
PDIP yang sudah memastikan usung kembali pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra alias PAS-Sutji ke Pilkada 2017, memiliki modal 15 kursi DPRD Buleleng (kuasai 33,33 persen suara parlemen). PDIP ditopang Hanura, yang punya 6 kursi DPRD Buleleng (13,33 persen suara parlemen). Sedangkan Gerindra memiliki 6 kursi DPRD Buleleng (kuasai 13,33 persen suara parlemen), disusul NasDem (4 kursi DPRD Buleleng atau 8,89 persen suara parlemen), dan PPP (punya 1 kursi Dewan atau 2,22 persen suara parlemen).
Dikonfirmasi NusaBali seusai rapat pleno kemarin siang, Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng Ketut Susila Umbara mengatakan sejauh ini belum ada keputusan berkoalisi dengan siapa menghadapi Pilkada 2017. Namun, politisi Golkar asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini menegaskan partainya pasti usung calon ke Pilkada 2017.
“Tentu kami harus berkoalisi agar bisa usung paket calon ke Pilkada Buleleng 2017. Saat ini kami sudah penjajakan dan telah ada komunikasi. Intinya, kami tetap mengusung calon,” tandas Susila Umbara yang juga Wakil Ketua DPRD Buleleng 2014-2019, tanpa menyebut partai mana yang diajak komunikasi.
Yang jelas, sebelumnya petinggi Golkar sempat mengadakan pertemuan dengan jajaran pengurus teras DPC Demokrat Buleleng dan DPC Gerindra Buleleng untuk penjajakan koalisi. Dalam pertemuan penjajakan yang digelar di sebuah rumah makan kawasan Jalan Pantai Penimbangan Singaraja kala itu, Golkar bahkan membonceng figur non kader Ketut Rochineng dan memperkenalkannya sebagai kandidat Cabup Buleleng. Ketut Rochineng merupaan birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali.
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Buleleng, Luh Gede Herryani, menyatakan belum ada arah berkoalisi dengan parpol mana pun menuju Pilkada 2017. Demokrat sendiri, kata Luh De Herryani, juga berencanan membuka pendaftaran bakal calon dalam waktu dekat.
“Kalau soal lampu hijau berkoalisi dengan Golkar, saya kurang tahu itu. Yang jelas, kami (Demokrat) punya mekanisme dalam penetapan calon dan keputusan koalisi itu,” tegas Srikandi Demokrat asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini saat dikonfirmasi NusaBali per telepon di Singaraja, Selasa kemarin.
Luh De Herryani memaparkan, dalam proses penjaringan dan penyaringan bakal calon untuk Pilkada Buleleng 2017, Demokrat membentuk Tim 9 yang terdiri dari 3 orang unsur DPP Demokrat, 3 orang unsur DPD Demokrat Bali, dan 3 orang unsur DPC Demokrat Buleleng. “Tim 9 ini juga yang nanti memutuskan Demokrat berkoalisi dengan parpol mana,” katanya.
Sebelum Demokrat dan Golkar membuka pendaftaran bakal calon, PDIP dan NasDem telah mendahului melakukan penjaringan dan penyaringan kandidat Cabup dan Cawabup Buleleng. Seluruh PAC PDIP dari 9 kecamatan se-Buleleng sepakat usung kembali PAS-Sutji sebagai pasangan Cabup-Cawabup ke Pilkada 2017.
Sedangkan dalam penjaringan di internal NasDem, sejumlah figur dari parpol lain disebut-sebut ikut berproses. Di antaranya, Dewa Nyoman Sukrawan (politisi senior PDIP) dan Gede Dharma Wijaya (politisi senior Demokrat). Dewa Sukrawan dan Dharma Wijaya maju berpasangan dengan tajuk Paket Surya. Namum, sejauh ini, NasDem belum menerbitkan rekomendasi usung siapa dan berkoalisi dengan partai mana. 7 k19
Komentar