Kepsek Sebut Siswanya Alami Depresi Akut
Investigasi Kasus Gores Tangan Massal
PEKANBARU, NusaBali
Pihak SMP Negeri 18 Pekanbaru memastikan 56 siswanya melakukan gores tangan karena mengalami depresi akut, bukan pengaruh minuman apa pun. Mereka melakukan itu karena memiliki problem di keluarganya.
Mereka menggores tangan dengan menggunakan jarum pentol, karena terpengaruh tontonan video di internet dan penyebaran lewat WA di sesama mereka. Alasannya, mereka kecewa soal kehidupan di keluarganya. Ada yang merasa tidak mendapat perhatian dari orangtua, ada juga karena orang tuanya berpisah.
"Ada yang ibu dan bapaknya berpisah sehingga anak kami hidup bersama tantenya. Kondisi-kondisi itulah yang membuat mereka kecewa sehingga mencoba melampiaskan kekecewaan itu dengan cara menggoreskan tangannya," kata Kepsek SMP Negeri 18 Pekanbaru, Lily Deswita sambil tersenyum dalam perbincangan di ruang kerjanya, Kamis (4/10) seperti dilansir detik.
Kesimpulan anak didiknya alami depresi akut setelah pihak sekolah mendatangkan psikolog "Kemarin ada 8 psikolog yang didatangkan untuk melakukan wawancara kepada anak-anak saya. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaanya," kata Lily.
Lily menjelaskan, pihak psikolog yang dihadirkan untuk membantu soal kejiwaan siswa siswi tersebut yang berprilaku aneh menggores tangan karena terpengaruh tontonan di video.
"Hasilnya belum keluar. Karena baru kemarin dilakukan tes kejiwaan anak-anak saya," kata Lily.
Hanya saja, sambung Lily, untuk kesimpulan secara global, pihak psikolog menyimpulkan murid tersebut mengalami depresi. "Kata psikolog anak-anak saya mengalami depresii akut. Belum sampai pada tahap depresi kronis," kata Lily.
Penjelasan Lily sekaligus membantah pernyataan Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyatakan ke 56 anak didiknya melakukan gores tangan setelah mengonsumsi minuman.
"Ya kalau Mendiknas ragu, dan berpersepsi yang berbeda, silakan datang ke sekolah kami. Kami pengen juga kenalan langsung dengan Pak Mendiknas," kata Lily.
Bila masih ragu juga karena terpengaruh minuman kemasan, kata Lily, silakan tes urine kembali. Lili akan bersedia meminta muridnya meminum minuman kemasan tersebut. Setelah itu dilakukan tes urine. “Biar semuanya clear," tandasnya.
Sebelumnya, 56 siswa SMP di Pekanbaru melakukan hal yang tidak lazim, yaitu menyayat tangan sendiri. Menanggapi hal ini Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan hal ini disebabkan karena siswa-siswa tersebut minum minuman kemasan.
Sedangkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru yang sudah turun tangan menyebut pemicunya karena menonton video youtube.
"Tidak benar kalau ada yang menyebutkan minuman kemasan Torpedo mengandung narkoba atau zat yang membahayakan lainnya. Dalam pemeriksaan di BNN, mereka mengaku melakukan sayat tangan itu karena menonton aksi yang sama di YouTube, lalu mereka tiru," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Pekanbaru AKBP Sukito, Senin (1/10)*
Mereka menggores tangan dengan menggunakan jarum pentol, karena terpengaruh tontonan video di internet dan penyebaran lewat WA di sesama mereka. Alasannya, mereka kecewa soal kehidupan di keluarganya. Ada yang merasa tidak mendapat perhatian dari orangtua, ada juga karena orang tuanya berpisah.
"Ada yang ibu dan bapaknya berpisah sehingga anak kami hidup bersama tantenya. Kondisi-kondisi itulah yang membuat mereka kecewa sehingga mencoba melampiaskan kekecewaan itu dengan cara menggoreskan tangannya," kata Kepsek SMP Negeri 18 Pekanbaru, Lily Deswita sambil tersenyum dalam perbincangan di ruang kerjanya, Kamis (4/10) seperti dilansir detik.
Kesimpulan anak didiknya alami depresi akut setelah pihak sekolah mendatangkan psikolog "Kemarin ada 8 psikolog yang didatangkan untuk melakukan wawancara kepada anak-anak saya. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaanya," kata Lily.
Lily menjelaskan, pihak psikolog yang dihadirkan untuk membantu soal kejiwaan siswa siswi tersebut yang berprilaku aneh menggores tangan karena terpengaruh tontonan di video.
"Hasilnya belum keluar. Karena baru kemarin dilakukan tes kejiwaan anak-anak saya," kata Lily.
Hanya saja, sambung Lily, untuk kesimpulan secara global, pihak psikolog menyimpulkan murid tersebut mengalami depresi. "Kata psikolog anak-anak saya mengalami depresii akut. Belum sampai pada tahap depresi kronis," kata Lily.
Penjelasan Lily sekaligus membantah pernyataan Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyatakan ke 56 anak didiknya melakukan gores tangan setelah mengonsumsi minuman.
"Ya kalau Mendiknas ragu, dan berpersepsi yang berbeda, silakan datang ke sekolah kami. Kami pengen juga kenalan langsung dengan Pak Mendiknas," kata Lily.
Bila masih ragu juga karena terpengaruh minuman kemasan, kata Lily, silakan tes urine kembali. Lili akan bersedia meminta muridnya meminum minuman kemasan tersebut. Setelah itu dilakukan tes urine. “Biar semuanya clear," tandasnya.
Sebelumnya, 56 siswa SMP di Pekanbaru melakukan hal yang tidak lazim, yaitu menyayat tangan sendiri. Menanggapi hal ini Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan hal ini disebabkan karena siswa-siswa tersebut minum minuman kemasan.
Sedangkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru yang sudah turun tangan menyebut pemicunya karena menonton video youtube.
"Tidak benar kalau ada yang menyebutkan minuman kemasan Torpedo mengandung narkoba atau zat yang membahayakan lainnya. Dalam pemeriksaan di BNN, mereka mengaku melakukan sayat tangan itu karena menonton aksi yang sama di YouTube, lalu mereka tiru," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Pekanbaru AKBP Sukito, Senin (1/10)*
Komentar