nusabali

Pasutri PNS Kecelakaan Maut, Suami Tewas, Istri Terluka

  • www.nusabali.com-pasutri-pns-kecelakaan-maut-suami-tewas-istri-terluka
  • www.nusabali.com-pasutri-pns-kecelakaan-maut-suami-tewas-istri-terluka

Motor yang ditunggangi berboncengan pasutri Ida Bagus Gede Surya (pegawai bagian Perlengkapan dan Perawatan Setda Kabupaten Badung) dan Ni Nyoman Darmawati (pegawai Setwan DPRD Badung) tabrak anjing dalam perjalanan ke Puspem Badung

Diduga Kejar Waktu untuk Absensi Wajah yang Diberlakukan Pemkab Badung

MANGUPURA, NusaBali
Pasangan suami istri (pasutri) PNS Pemkab Badung, Ida Bagus Gede Surya, 48, dan Ni Nyoman Darmawati, 49, mengalami kecelakaan maut di Jalan Raya Penarungan-Anggungan kawasan Banjar Blumbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung, Jumat (5/10) pagi, diduga karena kejar waktu agar bisa lakukan absensi wajah. Sang suami langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP, sementara istrinya selamat dari maut dalam kondisi terluka.

Saat musibah maut terjadi, Jumat pagi sekitar pukul 06.15 Wita, pasutri asal Banjar Keraman, Desa/Kecamatan Abiansemal, Badung ini sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja di Puspem Badung kawasan Keluarahan Sempidi, Kecamatan Mengwi. Mereka naik motor Vario DK 8348 DG berboncengan, melaju dari arah utara (Abiansemal) menuju Puspem Badung.

Diduga karena buru-buru lantaran kejar waktu untuk absensi wajah di kantor yang berlaku mulai pukul 06.00 Wita hingga 06.30 Wita, motor yang mereka tunggangi menabrak anjing di lokasi TKP. Pasutri PNS ini pun jatuh terpental beberapa meter, hingga mengalami benturan keras.

Sang suami, Ida Bagus Gede Surya alias Gus Surya (yang merupaan PNS Bagian Perlengkapan dan Perawatan Setda Kabupaten Badung) langsung tewas mengenaskan dalam kondisi luka cukup parah di bagian kepala, patah tulang kaki kiri, dan luka lecet di sejumlah tubuh lainnya. Sedangkan si istri, Nyoman Darmawati (yang merupakan pegawai di Sekretariat Dewan DPRD Badung), selamat dari maut dalam kondisi luka lecet dan memar di beberapa bagian tubuhnya.

Nyoman Darmawati sendiri sempat menjalani perawatan medis di RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi. Setelah menjalani penanganan medis, perempuan berusia 49 tahun ini kemudian dibolehkan pulang dari RS, Jumat pagi pukul 10.00 Wita. Sebaliknya, jenazah sang suami, Gus Surya, hingga kemarin sore masih dititip di RSUD Mangusada, sembari menunggu prosesi upacara palebon yang akan dilaksanakan keluarganya pada Buda Pon Watugunung, Rabu (10/10) nanti.

Ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Keraman, Desa Abiansemal, Jumat kemarin, korban selamat Nyoman Darmawati terlihat sangat shock atas peristiwa maut yang merenggut nyawa suaminya. Sambil terbaring di kamarnya, Darmawati tidak henti-hentinya menangis sambil memanggil-manggil nama suaminya yang telah berpulang.

Meski terpukul, Darmawati masih sempat menceritakan sekilas kronologis kecelakaan maut yang merenggut nyawa suaminya itu. Menurut Darmawati, dia dan suaminya berangkat kerja dari rumahnya di Desa Abiansemal, Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Begitu memasuki lokasi TKP setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, motor yang ditunggangi berboncengan menabrak anjing yang tiba-tiba melintas di depannya.

“Atu (suami) sedikit ngebut, mungkin ingin mengejar waktu absensi wajah pagi-pagi di kantor,” tutur Darmawati. Setelah menabrak anjing, motornya jatuh. Pasutri Gus Surya-Darmawati terpental sejauh 4 meter dan jatuh dalam posisi tengkurap. Dalam kondisi lemas, Darmawati yang terluka berusaha membalikkan badan suaminya. Ketika tubuhnya dibalik, sang suami mengalami luka-luka cukup bgerat di sekujur badannya, termasuk kepala. Darah segar bahkan keluar dari mulut dan mata almarhum.

“Waktu itu, saya langsung berusaha menghirup hidungnya. Ada 30 menit saya minta tolong, tapi tidak ada orang yang bersedia berhenti,” kenang Darmawati. Didua ada pula beberapa PNS yang melintas, namun mereka juga buru-buru ke kantor, sehingga tidak berhenti menolong korban.

Beruntung, akhirnya ada orang yang bersedia berhenti dan membawa pasutri Gus Surya-Darmawati ke RSUD Mangusada, dengan mobilnya. “Orang yang menolang kami itu jualan ikan,” cerita Darmawati. Naas, almarhum Gus Surya sudah dalam kindisi meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Almarhum Gus Surya berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Nyoman Darmawati dan tiga anak: Ida Bagus Dea Brahmanda, Ida Bagus Wahyu Darmavidanta, dan Ida Ayu Sonia Dinda Gayatri.

Anak sulung almarhum, IB Dea Brahmanda, menatakan sangat sedih dengan musibah maut yang merenggut nyawa sang ayah. Meski begitu, pihak keluarga berupaya ikhlas. Menurut Desa Brahmanda, sambil menunggu proses palebon, untuk sementara jenazah ayahnya masih dititipkan di di RSUD Mangusada. “Berdasarkan kesepakatan keluarga, upacara palebon akan dilaksanakan 10 Oktober 2018 nanti. Namun, jenazah bapak akan dibawa pulang dari RS dua hari sebelum upacara palebon,” papar Desa Brahmanda kepada NusaBali.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kasi Humas SIM Rekam Medik RSUD Mangusada, dr Ketut Japa, mengatakan korban Gus Surya tiba di rumah sakit dalam keadaan sudah meninggal. “Dari hasil pemeriksaan medis, korban meninggal karena mengalami cedera kepala berat (CKB) akibat benturan keras. Korban juga menderita patah kaki kiri,” jelas dr Ketut Japa.

Sedangkan istri almarhum Nyoman Darmawati, menurut dr Japa, sudah dibolehkan pulang dari RSUD Mangusada pukul 10.00 Wita, setelah sempat menjalani perawatan. “Pasien ini (Darmawati) hanya alami luka ringan di bagian tangan dan dahi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Badung, I Gede Wijaya, mengaku sudah mendapat informasi terkait musibah maut yang dialami almarhum Gus Surya. Terkait korban kecelakaan diduga karena buru-buru lantaran kejar waktu absensi wajah di kantor, menurut Gede Wijaya, sudah menjadi kewajiban seluruh PNS Pemkab Badung untuk absen tepat waktu.

“Absensi sudah ada ketentuannya. Khusus untuk hari Jumat, absensi memang lebih pagi, pukul 06.00-06.30 Wita. Sedangkan siangnya, absensi dilakukan pukul 12.00-13.00 Wita. Untuk hari Senin-Kamis, absensinya lebih siang, yakni pukul 07.00-07.30 Wita dan pukul 15.30-17.00 Wita,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali. “Tapi begini, mau absen pagi atau lebih siang, ini kan namanya musibah yang bisa menimpa siapa pun. Makanya, kami imbau seluruh pegawai untuk hati-hati saat berkendara,” lanjut birokrat asal Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini. *asa

Komentar