Isu Miring Resahkan Pedagang Banyuasri
Ratusan pedagang di Pasar Banyuasri belakangan resah terkait dengan isu-isu miring terkait rencana revitalisasi Pasar Banyuasri.
SINGARAJA, NusaBali
Kabar berembus, para pedagang terutama pedagang yang menempati ruko di Pasar Banyuasri, mendapat kabar kalau Pasar Banyuasri jadi dibangun ulang, maka lebar ruko akan diperkecil menjadi 3 meter, dari ukuran yang ada sekarang 4 meter. Selain itu, penempatan pedagang dilakukan setelah pasar terbangun melalui proses undian, sehingga muncul isu akan terjadi jual beli los.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pun harus mengumpulkan para pedagang, Jumat (5/10) pagi di rumah jabatan Bupati, Jalan Ngurah Rai Singaraja. Di hadapan para pedagang, bupati mensosialisasikan grand design dari rencana revitalisasi Pasar Banyuasri. Bupati didampingi Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Buleleng, Ketut Suparto, Direksi PD Pasar, dan konsultan perencanaan.
“Memang macam-macam isunya di bawah. Seolah-olah saya ini akan mentelantarkan pedagang. Maka saya pikir, pedagang harus mengetahui seperti apa model bangunan pasar nantinya. Justru saya ingin memberdayakan pedagang dengan memperbaiki pasar, agar pergerakan ekonomi lebih baik,” aku Bupati Agus Suradnyana, usai sosialisasi.
Menurut Bupati, setelah dijelaskan seperti apa model Pasar Banyuasri ke depan, para pedagang sudah mulai memahami, mendukung revitalisasi tersebut. Dikatakan, dalam revitalisasi itu tidak ada memperkecil ukuran ruko justru ukuran ruko nanti memiliki lebar 4,5 meter. Di samping itu, tidak ada pengundian dalam penempatan pedagang. Para pedagang ditempatkan kembali sesuai dengan tempat yang ada sekarang terutama pedagang yang menempati ruko. “Justru lebar ruko itu nanti 4,5 meter, lebih lebar dari ukuran yang ada sekarang. Nanti penempatannya tetap mengutamakan pedagang yang sudah ada disana,” imbuh Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Agus Suradnyana mengatakan, revitalisasi Pasar Banyuasri akan dibangun bertahap dalam tiga tahun. Namun dirinya berusaha, agar dalam dua tahun pasar itu sudah rampung.”Pembangunannya secara mulityears selama tiga tahun, tatapi saya berusaha mudah-mudahan dalam dua tahun sudah selesai. Saya sedang berkoordinasi dengan Pemkab Badung dan Pemprov Bali, mengenai sumber dananya,” kata Bupati.
Sementara salah satu pedagang Ketut Supradi mengatakan, agar sosialisasi terkait dengan revitalisasi pasar terus dilakukan, agar seluruh pedagang yang berjumlah 600 pedagang paham dan tidak menerima informasi yang keliru. “Sosialisasi jangan sekali ini saja, undang seluruh pedagang, banyak kok tempat di Buleleng yang bisa menampung 600 pedagang. Jangan sampai, ada pedagang bertanya yang justru penjelasannya tidak benar dan salah diartikan,” katanya.
Dalam revitalisasi, Pasar Banyuasri akan dibangun tiga lantai dengan konsep semi modern. Nantinya, pasar Banyuasri akan mampu menampug 1.700 pedagang termasuk pedagang di pasar tumpah yang selama ini memanfaatkan Terminal Banyuasri. Dalam pemaparan tersebut, dijelaskan juga revitalisasi pasar ini akan memerlukan biaya mencapai Rp 188 miliar rupiah.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto menjelaskan, pembangunan tahap awal akan merevitalisasi ruko yang ada di pinggiran pasar. Dengan demikian, pihaknya akan segera mencarikan tempat untuk merelokasi para pedagang yang rukonya akan dibongkar. Ia juga menegaskan, untuk posisi kios yang ada di tengah pasar tidak akan berubah.
“Sebelumnya kita akan melakukan zonasi lebih dulu, dan jika zonanya sudah tersedia, posisi para pedagang tidak akan berubah. Kita harapkan, apa yang Pemkab Buleleng inginkan bisa sejalan dengan apa yang pedagang inginkan,” katanya. *k19
Kabar berembus, para pedagang terutama pedagang yang menempati ruko di Pasar Banyuasri, mendapat kabar kalau Pasar Banyuasri jadi dibangun ulang, maka lebar ruko akan diperkecil menjadi 3 meter, dari ukuran yang ada sekarang 4 meter. Selain itu, penempatan pedagang dilakukan setelah pasar terbangun melalui proses undian, sehingga muncul isu akan terjadi jual beli los.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pun harus mengumpulkan para pedagang, Jumat (5/10) pagi di rumah jabatan Bupati, Jalan Ngurah Rai Singaraja. Di hadapan para pedagang, bupati mensosialisasikan grand design dari rencana revitalisasi Pasar Banyuasri. Bupati didampingi Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Buleleng, Ketut Suparto, Direksi PD Pasar, dan konsultan perencanaan.
“Memang macam-macam isunya di bawah. Seolah-olah saya ini akan mentelantarkan pedagang. Maka saya pikir, pedagang harus mengetahui seperti apa model bangunan pasar nantinya. Justru saya ingin memberdayakan pedagang dengan memperbaiki pasar, agar pergerakan ekonomi lebih baik,” aku Bupati Agus Suradnyana, usai sosialisasi.
Menurut Bupati, setelah dijelaskan seperti apa model Pasar Banyuasri ke depan, para pedagang sudah mulai memahami, mendukung revitalisasi tersebut. Dikatakan, dalam revitalisasi itu tidak ada memperkecil ukuran ruko justru ukuran ruko nanti memiliki lebar 4,5 meter. Di samping itu, tidak ada pengundian dalam penempatan pedagang. Para pedagang ditempatkan kembali sesuai dengan tempat yang ada sekarang terutama pedagang yang menempati ruko. “Justru lebar ruko itu nanti 4,5 meter, lebih lebar dari ukuran yang ada sekarang. Nanti penempatannya tetap mengutamakan pedagang yang sudah ada disana,” imbuh Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Agus Suradnyana mengatakan, revitalisasi Pasar Banyuasri akan dibangun bertahap dalam tiga tahun. Namun dirinya berusaha, agar dalam dua tahun pasar itu sudah rampung.”Pembangunannya secara mulityears selama tiga tahun, tatapi saya berusaha mudah-mudahan dalam dua tahun sudah selesai. Saya sedang berkoordinasi dengan Pemkab Badung dan Pemprov Bali, mengenai sumber dananya,” kata Bupati.
Sementara salah satu pedagang Ketut Supradi mengatakan, agar sosialisasi terkait dengan revitalisasi pasar terus dilakukan, agar seluruh pedagang yang berjumlah 600 pedagang paham dan tidak menerima informasi yang keliru. “Sosialisasi jangan sekali ini saja, undang seluruh pedagang, banyak kok tempat di Buleleng yang bisa menampung 600 pedagang. Jangan sampai, ada pedagang bertanya yang justru penjelasannya tidak benar dan salah diartikan,” katanya.
Dalam revitalisasi, Pasar Banyuasri akan dibangun tiga lantai dengan konsep semi modern. Nantinya, pasar Banyuasri akan mampu menampug 1.700 pedagang termasuk pedagang di pasar tumpah yang selama ini memanfaatkan Terminal Banyuasri. Dalam pemaparan tersebut, dijelaskan juga revitalisasi pasar ini akan memerlukan biaya mencapai Rp 188 miliar rupiah.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto menjelaskan, pembangunan tahap awal akan merevitalisasi ruko yang ada di pinggiran pasar. Dengan demikian, pihaknya akan segera mencarikan tempat untuk merelokasi para pedagang yang rukonya akan dibongkar. Ia juga menegaskan, untuk posisi kios yang ada di tengah pasar tidak akan berubah.
“Sebelumnya kita akan melakukan zonasi lebih dulu, dan jika zonanya sudah tersedia, posisi para pedagang tidak akan berubah. Kita harapkan, apa yang Pemkab Buleleng inginkan bisa sejalan dengan apa yang pedagang inginkan,” katanya. *k19
1
Komentar