Jenazah Dewa Yoga Diserahkan ke Keluarga
Altet olahraga gateball Dewa Gede Yoga Nata Kusuma menjadi korban tewas dalam bencana gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
JAKARTA, NusaBali
Jasad Dewa tertimbun reruntuhan gedung Hotel Roa-roa. Jenazah Dewa Yoga telah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada perwakilan keluarga yaitu Dewa Made Fringga Mudawisona “Hasil evakuasi pada Jumat (5/10), korban saat ditemukan berstatus jenazah nama Mr X, yang kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir detikcom, Sabtu (6/10).
Dedi menuturkan jenazah langsung diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis). Tim juga melakukan pengumpulam data antemortem dan postmortem.
“Diketahui jenazah bernama Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, atlet gateball, asal Bali, PNS (pegawai negeri sipil). Alamat (korban) Tabanan, Bali (Banjar Tegal Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Red),” tutur Dedi.
Jenazah Dewa telah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada perwakilan keluarga yaitu Dewa Made Fringga Mudawisona. “Jenazah diserahkan pukul 16.00 Wita,” sambung Dedi.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.649 jiwa meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Jumlah itu merupakan data BNPB per Jumat (5/10) pukul 17.00 Wita.
“Ini tersebar, 159 jiwa di Donggala, Kota Palu 1.413 jiwa, Sigi 64 jiwa, Parigi Moutong 12 jiwa, Pasanglayu, Sulbar 1 jiwa, dan telah dimakamkan semua,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (6/10).
Para korban jiwa gempa Palu dan Donggala tersebut telah dimakamkan secara massal di sejumlah tempat pemakaman umum (TPU). Rinciannya, 628 jenazah dimakamkan TPU Paboya, dan TPU Pantoloan 35 jenazah.
Sementara, ada juga yang dimakamkan secara terpisah. Sebanyak 922 jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga; di Donggala 35 jenazah; Balaroa 10 jenazah; Petojo 10 jenazah; Biromaru 8 jenazah; dan Pasangkayu 1 jenazah.
Selain korban jiwa, 2.549 orang terluka akibat gempa Palu dan Donggala pada Jumat (28/9). Sementara sebanyak 265 orang masih dinyatakan hilang. “Untuk pengungsi, sebanyak 62.359 jiwa tersebar di 147 titik,” ujar Sutopo seperti dilansir liputan6.com.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengungkapkan semua warga negara asing (WNA) yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala sudah ditemukan.
Dia menyebutkan WNA terakhir yang ditemukan adalah warga Korea. Warga Korea itu tewas tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa. Jenazahnya berhasil dievakuasi.
Sebelumnya, 122 Warga negara asing teridentifikasi berada di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, saat terjadi gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) pekan lalu. Dari 122 WNA tercatat seorang warga negara Korea dan Belgia belum diketahui keberadaannya.
Sementara itu, sebanyak 1.031 narapidana lembaga pemasyarakatan di daerah terdampak bencana, Sulawesi Tengah, yang dilepaskan kebanyakan belum melaporkan diri. Hal tersebut terungkap dari pendataan jumlah narapidana saat Sekretaris Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Liberti Sitinjak meninjau kondisi lapas dan rumah tahanan di Palu, Jumat (5/10). “Di Rutan Palu misalnya, dari total 465 orang warga binaan, terdiri dari 32 orang ada di dalam, 433 di luar, dan yang sudah melapor baru 199 orang, Sementara 314 orang warga binaan belum melaporkan diri,” ujar Liberti dalam siaran persnya seperti dilansir kompas.com, Sabtu (6/10).
Sementara di luar sel di Lapas Palu juga demikian. Total warga binaan sebanyak 549 orang dan seluruhnya berada di luar lapas. Dari jumlah itu, baru 130 orang yang melaporkan diri, sementara 419 orang lainnya belum. Di lapas perempuan Palu, terdapat 88 orang warga binaan yang terdiri dari enam orang berada di dalam lapas dan sisanya masih bebas. Dari jumlah itu, 43 orang sudah melaporkan diri, 1 orang sudah habis masa penahanan, dan 44 orang lainnya belum melaporkan diri. Di lembaga pembinaan khusus anak Palu, dari total 29 warga binaan, hanya satu yang tinggal di rutan, sementara sisanya di luar lapas. Dari jumlah itu, baru 14 orang sudah melaporkan diri. Di Rutan Donggala, total ada 342 warga binaan. Dari jumlah itu, baru 18 orang sudah melaporkan diri.
“Jadi, total keseluruhan warga binaan yang belum melaporkan sebanyak 1.031 orang,” ujar Liberti. Dia mengingatkan bahwa ada sanksi tegas menanti para warga binaan yang tidak memenuhi peraturan melaporkan diri dalam waktu satu pekan setelah bencana alam terjadi. “Ada sanksi tegas bagi warga binaan yang melampaui batas waktu satu minggu tidak melapor. Kami mengimbau agar segera kembali ke lapas dan rutan di mana mereka berada sebelumnya,” ucapnya. *
Dedi menuturkan jenazah langsung diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis). Tim juga melakukan pengumpulam data antemortem dan postmortem.
“Diketahui jenazah bernama Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, atlet gateball, asal Bali, PNS (pegawai negeri sipil). Alamat (korban) Tabanan, Bali (Banjar Tegal Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Red),” tutur Dedi.
Jenazah Dewa telah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada perwakilan keluarga yaitu Dewa Made Fringga Mudawisona. “Jenazah diserahkan pukul 16.00 Wita,” sambung Dedi.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.649 jiwa meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Jumlah itu merupakan data BNPB per Jumat (5/10) pukul 17.00 Wita.
“Ini tersebar, 159 jiwa di Donggala, Kota Palu 1.413 jiwa, Sigi 64 jiwa, Parigi Moutong 12 jiwa, Pasanglayu, Sulbar 1 jiwa, dan telah dimakamkan semua,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (6/10).
Para korban jiwa gempa Palu dan Donggala tersebut telah dimakamkan secara massal di sejumlah tempat pemakaman umum (TPU). Rinciannya, 628 jenazah dimakamkan TPU Paboya, dan TPU Pantoloan 35 jenazah.
Sementara, ada juga yang dimakamkan secara terpisah. Sebanyak 922 jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga; di Donggala 35 jenazah; Balaroa 10 jenazah; Petojo 10 jenazah; Biromaru 8 jenazah; dan Pasangkayu 1 jenazah.
Selain korban jiwa, 2.549 orang terluka akibat gempa Palu dan Donggala pada Jumat (28/9). Sementara sebanyak 265 orang masih dinyatakan hilang. “Untuk pengungsi, sebanyak 62.359 jiwa tersebar di 147 titik,” ujar Sutopo seperti dilansir liputan6.com.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengungkapkan semua warga negara asing (WNA) yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala sudah ditemukan.
Dia menyebutkan WNA terakhir yang ditemukan adalah warga Korea. Warga Korea itu tewas tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa. Jenazahnya berhasil dievakuasi.
Sebelumnya, 122 Warga negara asing teridentifikasi berada di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, saat terjadi gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) pekan lalu. Dari 122 WNA tercatat seorang warga negara Korea dan Belgia belum diketahui keberadaannya.
Sementara itu, sebanyak 1.031 narapidana lembaga pemasyarakatan di daerah terdampak bencana, Sulawesi Tengah, yang dilepaskan kebanyakan belum melaporkan diri. Hal tersebut terungkap dari pendataan jumlah narapidana saat Sekretaris Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Liberti Sitinjak meninjau kondisi lapas dan rumah tahanan di Palu, Jumat (5/10). “Di Rutan Palu misalnya, dari total 465 orang warga binaan, terdiri dari 32 orang ada di dalam, 433 di luar, dan yang sudah melapor baru 199 orang, Sementara 314 orang warga binaan belum melaporkan diri,” ujar Liberti dalam siaran persnya seperti dilansir kompas.com, Sabtu (6/10).
Sementara di luar sel di Lapas Palu juga demikian. Total warga binaan sebanyak 549 orang dan seluruhnya berada di luar lapas. Dari jumlah itu, baru 130 orang yang melaporkan diri, sementara 419 orang lainnya belum. Di lapas perempuan Palu, terdapat 88 orang warga binaan yang terdiri dari enam orang berada di dalam lapas dan sisanya masih bebas. Dari jumlah itu, 43 orang sudah melaporkan diri, 1 orang sudah habis masa penahanan, dan 44 orang lainnya belum melaporkan diri. Di lembaga pembinaan khusus anak Palu, dari total 29 warga binaan, hanya satu yang tinggal di rutan, sementara sisanya di luar lapas. Dari jumlah itu, baru 14 orang sudah melaporkan diri. Di Rutan Donggala, total ada 342 warga binaan. Dari jumlah itu, baru 18 orang sudah melaporkan diri.
“Jadi, total keseluruhan warga binaan yang belum melaporkan sebanyak 1.031 orang,” ujar Liberti. Dia mengingatkan bahwa ada sanksi tegas menanti para warga binaan yang tidak memenuhi peraturan melaporkan diri dalam waktu satu pekan setelah bencana alam terjadi. “Ada sanksi tegas bagi warga binaan yang melampaui batas waktu satu minggu tidak melapor. Kami mengimbau agar segera kembali ke lapas dan rutan di mana mereka berada sebelumnya,” ucapnya. *
1
Komentar