Orang Bali Terkaya
Tentu tidak mudah mencari jawaban siapakah orang Bali paling kaya? Tapi, mencari orang Bali kaya belakangan ini pasti tidak sulit.
Pertumbuhan ekonomi Bali, yang semakin banyak dikunjungi orang plesir, pasti memberi pengaruh terhadap tumbuhnya orang-orang Bali kaya. Karena pertumbuhan itu diakibatkan oleh industri turisme, tentu orang-orang kaya itu berada di lingkaran pariwisata.
Dulu orang kaya Bali dinilai dari berapa luas tanah sawah, kebun, yang mereka miliki. Biasanya di pekarangan mereka ada jineng (lumbung) besar tempat menyimpan padi dan hasil bumi. Ayam kurungan mengelilingi berderet di depan rumah, dan kalau ada hajatan keluarga, odalan di merajan, pasti meriah dan disertai sesaji besar.
Sekarang semua itu tentu sudah bergeser. Karena hasil terbanyak dihasilkan Bali dari industri turisme, pasti orang-orang kaya Bali punya hotel, bisnis angkutan, dan tanah-tanah luas tempat wisatawan bertamasya. Atau, mereka yang bergerak di bidang ekspor yang berkaitan dengan industri barang kerajinan? Jangan-jangan orang Bali terkaya adalah dia yang bergerak di bidang jasa perbankan.
Orang Bali diajarkan untuk selalu menjaga keseimbangan hidup. Mereka dididik untuk tidak rakus, suka berbagi, senang memberi, bahagia menerima seberapa pun mereka mendapat. Orang Bali diajarkan agar senantiasa berpegang pada takdir, karena apa pun punya jalan dan arah sendiri. Mereka dibentuk untuk tidak terlampau menuntut, karena keinginan yang berlebihan pada akhirnya akan bersua dengan duka nestapa.
Karena itu, dalam mengejar materi, harta, kekayaan, orang Bali pun diarahkan agar tidak terlampau berlebihan. Kalau punya rezeki berlimpah, hendaklah dibagi dengan yang lain. Mereka dilarang keras merebut rezeki orang lain. Mereka hendaklah mensyukuri apa pun yang ditakdirkan menjadi bagian untuk diri sendiri.
Namun, zaman berbeda punya tuntutan tak sama. Lambat laun orang Bali yang bergelut dalam bisnis modern, bisnis industri, semakin banyak. Mereka terlibat gigih dalam perdagangan pasar bebas. Mereka mengejar pertumbuhan setinggi dan sepesat mungkin. Ukurannya tidak lagi keseimbangan antara mendapat dan memberi, namun berkembang menjadi ukuran-ukuran bisnis modern: yang terkaya adalah yang nomor satu. Sekian miliar investasi hendaklah menghasilkan sekian ratus juta dalam setahun. Perhitungan bisnis menjadi menjelimet, uang harus cepat berbiak. Orang Bali yang terlibat dalam persaingan bisnis kemudian selalu bercita-cita untuk menjadi paling kaya. Sebab hanya orang terkaya adalah nomor satu dalam bisnis.
Karena itu tentu pantas jika kini ada yang bertanya, siapakah orang Bali terkaya saat ini? Di bisnis apakah ia berkutat? Berapa besar kekayaannya? Seberapa tinggi hartanya? Karena turisme paling tinggi memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi Bali, tentu layak jika kita menebak, orang Bali terkaya tentu mereka yang bergerak di bisnis pariwisata. Mereka yang menjadi pelaku bisnis pertanian atau jasa perbankan, luput dari perhatian. Pasti ia punya biro perjalanan, penginapan, dan restoran.
Kalau dirunut, orang Bali kaya di bisnis turisme lumayan banyak. Mereka juga punya produk industri kerajinan yang diekspor, industri pakaian jadi. Tapi benarkah di industri turisme tempat orang Bali terkaya? Jangan-jangan manusia Bali yang paling sugih adalah seorang petani: punya ratusan hektare tanah warisan. Sehari-hari ia mengenakan sarung dan kaos oblong.
Satu dekade terakhir sempat muncul dugaan orang Bali terkaya adalah ia yang punya bisnis di industri media massa. Punya koran, majalah, radio. Dari surat kabar harian miliknya, dalam sehari puluhan juta rupiah masuk ke koceknya lewat pendapatan iklan. Tak heran, kalau orang ini lantas melirik bisnis siaran televisi. Siapa pun yang bertaruh di siaran televisi, pasti ia pelaku bisnis berani, punya duit banyak, dan melihat peluang untuk terus melipatgandakan penghasilannya. Ia pasti seseorang yang melihat dengan gamblang media massa sebagai mesin uang di milenium ketiga. Tapi, seirama dengan bergesernya komunikasi media ke ranah online, orang gampang menduga, bisnis media massa konvensional kini di ambang keruntuhan, jika tidak memperluas diri ke basis jaringan internet.
Bali memang sudah punya orang terkaya. Berabad silam, orang terkaya itu adalah keluarga raja-raja. Di kalangan rakyat biasa, orang terkaya juga ada. Mereka adalah seniman, empu, undagi, dengan kekayaan intelektualnya. Mereka menjadi anonim, karena kebahagiaan sejati bagi mereka adalah ketika memberi, tanpa si penerima harus tahu siapa si pemberi itu. Sekarang orang Bali terkaya tentu penuh perhitungan ketika memberi, karena ia memperoleh harta itu dengan susah payah, harus mengeluarkan banyak pengorbanan. Segalanya harus jelas lewat debet-kredit. Orang Bali kaya kini tentu tidak seikhlas orang Bali kaya di zaman dulu, yang lebih ikhlas berbagi untuk mereka yang tidak mampu.
Orang Bali paling kaya zaman kini sama saja dengan orang terkaya dari etnik lain. Mereka menjadi kaya raya karena ekonomi pasar bebas, yang memungkinkan siapa saja menumpuk harta sebanyak-banyaknya, dan mengembalikan kepada khalayak sesedikit mungkin. Orang Bali terkaya masa kini tak lagi unik, bukan lagi etnik yang khas. *
Aryantha Soethama
Pengarang
1
Komentar