GO-Birahi Karya Siswa SMANBARA Raih Medali Perak
Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia
SINGARAJA, NusaBali
Alat GO-Birahi, karya siswa SMAN Bali Mandara berhasil menyabet medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang diikuti 172 finalis seluruh Indonesia. Hasil penelitian Made Oka Resia Wedamerta dan I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, siswa kelas XII ini, harus puas di posisi kedua bidang lomba pengembangan aplikasi digital.
Sebelumnya, Oka dan Wicaksana menciptakan GO-Birahi, berupa aplikasi berbasis android, iOS, dan website, untuk mengawinkan sapi dengan waktu yang tepat. Alat ini pun merupakan pengembangan dari Alat Pendeteksi Sapi Birahi (APEKSI) yang merupakan hasil penelitian sebelumnya.
GO-Birahi itu diciptakan keduanya saat melihat kendala peternak sapi akan kelangkaan sapi pejantan dan masa birahi atau masa kawin sapi betina yang hanya 12 jam dalam beberapa bulan. Sehingga Oka dan Wicaksana menilai hal tersebut memerlukan sebuah aplikasi penyewaan sapi pejantan dan inseminasi buatan dalam jaringan.
Keduanya bersama empat tim penelitian dari SMANBARA yang masuk final,memaparkan ciptaan mereka di hadapan dewan juri di Jogjakarta pada 1-6 Oktober lalu. Dari hasil penjurian, GO-Birahi ditetapkan sebagai alat pengembangan aplikasi digital, terbaik kedua. Tim SMANBARA harus mengakui kehebatan SMAN 5 Jogjakarta yang mengguli mereka dan meraih pedali emas.
Pembina program Research Based School SMAN Bali Mandara, Kadek Yuli Artama, dihubungi Minggu (7/10) kemarin menerangkan, dalam FIKSI tahun 2018 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membuat enam kategori Lomba. Di antaranya desain grafis, pengembangan aplikasi digital, usaha lainnya, fashion, boga dan kria. Dari hasil penjurian karya siswa binaannya berupa GO-Birahi masih memiliki kekurangan, meski awalnya mendapat apresiasi tinggi dari segi pemaparan dan ide karya.
“Dari komentator juri, aplikasinya masih terbatas dalam database jumlah sapi jantan dan relasi petugas inseminasi, selain juga aplikasi ini belum dapat menembus app store dan belum diimplementasikan langsung pada masyarakat, masih disebut dalam tataran inkubator bisnis,” kata dia.
Dengan masukan dari dewan juri yang juga pakar bisnis nasional, Yuli mengaku akan melakukan pembinaan lebih lanjut pada kedua siswaya untuk menyempurnakan aplikasi yang diciptakan. Yuli juga mengaku akan mengajak Oka dan Wicaksana melakukan pematangan di inkubator bisnis bersama STIMIK Primakara Denpasar. Selanjutnya ide bisnis itu juga akan diusulkan kembali dalam program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) milik Kemenristekdikti, untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut pengembangan bisnis. Selain itu GO-Birahi juga akan diajukan dan diupayakan masuk dalam app store dan play store sesuai dengan persyaratan dan kriterianya. Sehingga kedepannya dapat di-download oleh semua orang.
Sementara itu dalam ajang FIKSI itu empat dari enam tim SMAN Bali Mandara dinyatakan lolos ke final berhadapan dnegan 86 tim lainnya di seluruh Indonesia. Sebelumnya mereka diciutkan dari 1.414 proposal dengan 958 rencana bisnis.*k23
Alat GO-Birahi, karya siswa SMAN Bali Mandara berhasil menyabet medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang diikuti 172 finalis seluruh Indonesia. Hasil penelitian Made Oka Resia Wedamerta dan I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, siswa kelas XII ini, harus puas di posisi kedua bidang lomba pengembangan aplikasi digital.
Sebelumnya, Oka dan Wicaksana menciptakan GO-Birahi, berupa aplikasi berbasis android, iOS, dan website, untuk mengawinkan sapi dengan waktu yang tepat. Alat ini pun merupakan pengembangan dari Alat Pendeteksi Sapi Birahi (APEKSI) yang merupakan hasil penelitian sebelumnya.
GO-Birahi itu diciptakan keduanya saat melihat kendala peternak sapi akan kelangkaan sapi pejantan dan masa birahi atau masa kawin sapi betina yang hanya 12 jam dalam beberapa bulan. Sehingga Oka dan Wicaksana menilai hal tersebut memerlukan sebuah aplikasi penyewaan sapi pejantan dan inseminasi buatan dalam jaringan.
Keduanya bersama empat tim penelitian dari SMANBARA yang masuk final,memaparkan ciptaan mereka di hadapan dewan juri di Jogjakarta pada 1-6 Oktober lalu. Dari hasil penjurian, GO-Birahi ditetapkan sebagai alat pengembangan aplikasi digital, terbaik kedua. Tim SMANBARA harus mengakui kehebatan SMAN 5 Jogjakarta yang mengguli mereka dan meraih pedali emas.
Pembina program Research Based School SMAN Bali Mandara, Kadek Yuli Artama, dihubungi Minggu (7/10) kemarin menerangkan, dalam FIKSI tahun 2018 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membuat enam kategori Lomba. Di antaranya desain grafis, pengembangan aplikasi digital, usaha lainnya, fashion, boga dan kria. Dari hasil penjurian karya siswa binaannya berupa GO-Birahi masih memiliki kekurangan, meski awalnya mendapat apresiasi tinggi dari segi pemaparan dan ide karya.
“Dari komentator juri, aplikasinya masih terbatas dalam database jumlah sapi jantan dan relasi petugas inseminasi, selain juga aplikasi ini belum dapat menembus app store dan belum diimplementasikan langsung pada masyarakat, masih disebut dalam tataran inkubator bisnis,” kata dia.
Dengan masukan dari dewan juri yang juga pakar bisnis nasional, Yuli mengaku akan melakukan pembinaan lebih lanjut pada kedua siswaya untuk menyempurnakan aplikasi yang diciptakan. Yuli juga mengaku akan mengajak Oka dan Wicaksana melakukan pematangan di inkubator bisnis bersama STIMIK Primakara Denpasar. Selanjutnya ide bisnis itu juga akan diusulkan kembali dalam program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) milik Kemenristekdikti, untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut pengembangan bisnis. Selain itu GO-Birahi juga akan diajukan dan diupayakan masuk dalam app store dan play store sesuai dengan persyaratan dan kriterianya. Sehingga kedepannya dapat di-download oleh semua orang.
Sementara itu dalam ajang FIKSI itu empat dari enam tim SMAN Bali Mandara dinyatakan lolos ke final berhadapan dnegan 86 tim lainnya di seluruh Indonesia. Sebelumnya mereka diciutkan dari 1.414 proposal dengan 958 rencana bisnis.*k23
Komentar