nusabali

ISI Denpasar Bawakan Pecaruan dan Ketug Bumi

  • www.nusabali.com-isi-denpasar-bawakan-pecaruan-dan-ketug-bumi

Tampil di Pawai Budaya IMF-WB 2018 Nusa Dua

DENPASAR, NusaBali
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan tampil dalam atraksi seni budaya serangkaian perhelatan IMF- WB Annual Meeting, di Nusa Dua. Pawai budaya bertajuk  ‘The life and economy of Bali’ bertutur tentang siklus hidup manusia Bali mulai dari kelahiran hingga kematian. ISI Denpasar mendapat peran membawa konsep yadnya yaitu Bhuta Yadnya berupa  Pecaruan Rsi Gana, diiringi barungan Ketug Bumi. "Sebuah kehormatan ISI Denpasar kembali dipercaya untuk tampil sebagai pembuka Pawai Budaya IMF-WB Annual Meeting, yang akan disaksikan  para kepala negara dan pemerintah dari berbagai negara," ujar Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSkar Mhum, disela Gladi Bersih di depan Kantor Disbud Provinsi Bali, Jumat (5/10).

Dijelaskan, ISI mengawali dengan pecaruan dengan Ketug Buminya. Yaitu  proses yang disimbolkan membersihkan alam semesta. Rangkaiannya, prosesi dikonsepkan sedemikian rupa, dalam gerak inovatif, menyiratkan bagaimana tata cara orang Bali menggelar pecaruan."Kami ISI Denpasar mengolah ritual itu dalam garapan seni pertunjukan dengan iringan gamelan Ketug Bumi, " kata Rektor Prof Arya Sugiartha didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE MM

Selanjutnya, kata Prof Arya, waktu yang ditetapkan untuk tampil di depan panggung kehormatan sangat terbatas. Nah, dalam garapan parade ini, konsepnya menari dan berjalan tanpa jeda. "Karena waktu penampilan ditetapkan terbatas, konsepnya kita bawakan dalam parade, sambil menari dan berjalan," ungkapnya.

Total ISI Denpasar yang dilibatkan dalam agenda internasional ini sebanyak 200 orang  lebih. "Selain ISI Denpasar, juga akan menyajikan persembahan parade dari masing-masing komunitas atau sanggar ternama di Bali," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha menyatakan,  pagelaran Pawai Budaya terkait IMF -World Bank Annual Meeting berlangsung pada 12 Oktober 2018, di kawasan ITDC, Nusa Dua.

Pawai budaya yang akan menyuguhkan prosesi ritual budaya Bali merupakan permintaan Presiden RI Joko Widodo untuk diperkenalkan kepada peserta delegasi IMF yang akan dihadiri ribuan orang dari seluruh dunia. Pawai ini sekaligus menjadi media promosi  yang menampilkan berbagai keragaman dan keagungan seni budaya Bali. "Untuk pelaksanaan pawai budaya ini, dipastikan akan berlangsung pada Jumat 12 Oktober 2018, tempatnya di depan Bali Colection ITDC menempuh 1 km menuju Peninsula, di kawasan yang sama," kata Kadisbud Bali  Dewa Beratha.

Dikatakan, pelaksanaan pawai ini sudah disiapkan dengan  isian pawai budaya dikemas aktraktif, inovatif dan dinamis, dimana semua bentuk  seni ditampilkan dengan atraksi berjalan. Termasuk ISI Denpasar dan sejumlah komunitas atau sanggar, sekolah seni terbaik di Bali.

"Tentang tema ini memiliki makna dimana ritus siklus hidup orang Bali dapat menyebabkan terjadinya  perputaran ekonomi yang harmoni dan dinamis, sehingga upacara ini perlu dijaga dan dilestarikan," kata Beratha.

Rektor ISI Denpasar Prof Arya Sugiartha sekaligus menjadi art directory  pawai menambahkan  para seniman yang tergabung dalam sanggar, komunitas seni yang cukup mapan itu, membawakan garapan dalam satu kesatuan. "Kita menampilkan sebuah pawai berbeda , dengan konsep pawai menjadi  satu kesatuan, di sini bukan  mewakili sanggar, melainkan garapan yang akan disaksikan Presiden Jokowi bersama kepala negara atau pemerintahan dari berbagai negara di dunia," kata Prof Arya.

Dikatakan, garapan nanti bisa aktraktif , karena konsepnya bergerak, sambil berjalan, akan menghadirkan prosesi ritual budaya Bali. "Peserta akan menyajikan garapan dalam kemasan yang menarik," ungkapnya.

Sejumlah komunitas , sanggar dan lembaga seni akan dilibatkan dalam prosesi pawai budaya ini. Prof Arya menyebut tak kurang 1.500  seniman akan mengisi rangkaian pawai di hadapan para peserta IMF . Ada tujuh konten ritus yang akan disuguhkan. Diantaranya, prosesi pecaruan Rsi Gana, Dewa Yadnya, prosesi upacara kelahiran, menek bajang, potong gigi, perkawinan hingga prosesi kematian. "Masing-masing prosesi ini akan diiringi beragam gamelan tradisional, dan diceritakan dalam konsep seni pertunjukan," ucapnya  

Sanggar dan lembaga seni yang  akan dilibatkan adalah  Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sanggar Paripurna Gianyar, Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Yayasan Pancer Langit Badung, SMK 3 Sukawati,  Sanggar Bumi Art Denpasar dan Sanggar Gases Denpasar. *

Komentar