nusabali

Ekspor Bali Melesu, Lonjakan Dollar Mubazir

  • www.nusabali.com-ekspor-bali-melesu-lonjakan-dollar-mubazir

Trend penguatan dollar (AS) yang biasanya dipandang sebagai momen keberuntungan untuk menggenjot ekspor tak bisa dilakukan pengusaha Bali.

DENPASAR, NusaBali

Alasannya, pasar di luar negeri yang juga lesu, menyebabkan permintaan produk ekspor khususnya handicraft dari Bali, juga melesu. Pelaku bisnis handicraft pun mengaku stagnan, bahkan ada yang mengurangi produksi. “Bagaimana men, kalau peken masih suung (kalau pasar lagi sepi) kita tak bisa berbuat banyak,” ujar I Ketut Darma Siadja, salah seorang eksportir handicraft Bali asal Desa Mas, Ubud, Gianyar, Senin (8/10).

Karenanya, Darma Siadja tidak menampik kondisi trend penguatan dollar (AS) belum bisa dimanfaatkan kalangan eksportir, seperti pelaku bisnis handicraft  yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Handicraft Indonesia (Aspehi).  Diakui hal ini, tentu menyulitkan bagi pelaku bisnis handicraft. Tentu saja, karena handicraft merupakan salah satu mata dagangan Bali untuk meraup devisa.

Berapa prosentase penurunan ekspor, Darma Siadja menyatakan tidak berani memberi perkiraan. Alasannya itu harus berdasarkan data. “Mandeg total sih tidak, tetapi volume dan nilainya menurun,” jelasnya.

Mencermati kecendrungan itulah, Darma Siadja menduga secara umum volume dan nilai ekspor Bali (handicraft) sampai dengan akhir 2018 nanti, akan berkurang atau lebih rendah dari yang diharapkan. “Mudah-mudahan dengan pelaksanaan IMF-World Bank Annual Meeting, menjadi promosi bagi handicraft Bali,” kata Darma Siadja.  Walau pun Aspehi sendiri, tidak ikut serta dalam ajang pameran produk Bali di ajang IMF-World Bank Annual Meeting di Nusa Dua.

Indikasi penurunan ekspor Bali ditunjukkan BPS Provinsi Bali. Pada Agustus lalu, ekspor Bali turun 4,93 persen dari Juli. Nilai ekspor Bali pada Agustus hanya 44,1 juta dollar AS.  Sedang pada Juli nilai ekspor Bali 46,4 juta dollar AS. Barang- barang dari kayu, barang kayu, barang dari kulit dan anyaman dan  yang merupakan kelompok handicraft  ikut tercatat memberi andil penurunan ekspor Bali, selain selain komoditas lainnya. Padahal di satu sisi, nilai tukar dollar AS sedang menanjak. Logikanya, harga produk ekspor Bali lebih murah. “ Jika tidak ada hal lain, sesungguhnya kita bisa memanfaatkan itu,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho.

Namun kenyataannya, nilai impor Bali juga cukup tinggi. Menurut Adi Nugroho, itu artinya barang ekspor Bali juga  yang kandungan barang impornya, tidak sedikit.  “Jadi sekuat-kuatnya ekspor kita naik, namun ternyata  kita tidak bisa mengelak kita harus mengimpor lebih banyak,” ujar Adi Nugroho. Karena itulah, menurutnya menguatnya dollar AS, seperti tak bisa termanfaatkan untuk peningkatan ekspor. *k17

Komentar