Koster Minta Krama Bali Tidak Ikut-ikutan Demo
Gubernur Wayan Koster terusik dengan adanya demo-demo jelang pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung 16-18 Oktober 2018.
Bali Dapat Triliunan dari IMF-WB 2018
DENPASAR, NusaBali
Dia menegaskan, Bali dapat kucuran triliunan rupiah dari event IMF-WB 2018 ini. Sementara, aksi demo yang dilakukan sekelompok orang, Senin (8/12), bukanlah aspirasi dan represntasi krama Bali.
“Saya cek-cek kemarin, tidak ada orang Bali yang demo. Kalau ada demo, itu bukan merepresentasikan krama Bali. Kelompok yang demo itu tidak mewakili rakyat Bali. Kami tetap mendukung agar event IMF-WB ini berjalan sukses dan lancar.,” ujar Gubernur Koster dalam keterangan persnya di Gedung Praja Sabha Niti Mandala Denpasar, Selasa (9/10) sore.
Koster menegaskan, kalau rakyat Bali sendiri menyikapi IMF-WB, pastilah tidak ada yang demo. Sebab, mereka sadar hidup dari pariwisata. Orang Bali dikenal sangat ramah, santun, apalagi yang hadir tamu negara terhormat. Tamu hadir membawa dampak positif bagi pariwisata Bali. “Masyarakat Bali, sesuai dengan kulturnya, santun dan ramah. Yang demo-demo itu bukan aspirasi yang menggambarkan orang Bali yang sesungguhnya," tegas Koster, yang kemarin didampingi Sekda Provinsi Bali dewa Made Indra dan Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra.
Koster pun mengajak masyarakat Bali tidak terpengaruh kritik maupun nyinyir sejumlah tokoh soal pelaksanaan event IMF-WB 2018 di Bali. Sebab, dia optimistis kesuksesan pertemuan internasional ini bakal berdampak positif bagi citra dan pariwisata Indonesia, khususnya Bali.
“Oleh karena itu, saya ajak rakyat Bali, pemerintah daerah, tokoh agama, insan pers, TNI/Polri, secara sadar dan aktif mendukung suasana Bali yang nyaman dan damai secara skala niskala, demi pelaksanaan event IMF-WB 2018. Saya ajak kawan-kawan media mewartakan ini. Bali harus kondusif,” ajak politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Menurut Koster, Annual Meeting IMF-WB 2018 dihadiri lebih dari 34.232 delegasi asal 189 negara. Ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan event ini, sebuah kehormatan bagi Bali dan seluruh komponen rakyat Bali. Ini pertama kalinya event IMF-WB dilaksanakan di Indonesia dan Bali dipilih sebagai tuan rumah.
Berdasarkan data yang diterima Pemprov Bali, dari kesekian kali dilaksanakannya Annual Meeting IMF-WB secara bergilir di berbagai negara, baru event di Bali ini yang paling banyak pesertanya. Peserta terbanyak sebelumnya adalah event IMF-WB di Washington DC, Amerika Serikat, mencapai 14.000 delegasi.
“Artinya, materi yang dibahas menarik, Bali dikenal sebagai daerah tujuan wisata dunia, memiliki nilai tambah dan daya tarik. Kalau dibuka lagi, pesertanya akan terus bertambah. Ini tentu saja kebanggaan dan sebuah prestasi bagi Bali,” ujar Koster.
Menurut Koster, dari event IMF-WB 2018 ini, Bali mendapatkan maanfaat langsung dan tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai Gubernur Bali, Koster merasakan ini kehormatan dan sebuah kepercayaan yang harus dijaga. “Saya sebagai kepala daerah merasa ikut bertanggung jawab. Kita harapkan gangguan sekecil apa pun, bisa diminimalisir, supaya pelaksanaan event IMF-WB berjalan baik,” katanya.
Setiapkali melakukan evaluasi, Koster berada di lokasi, mempersiapkan kepanitiaan, melihat pelaksanaan pertemuan tahunan ini. Bagi Bali, manfaat yang didapat dari event IMF-WB 2018 ini berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan dukungan infrastruktur. Ada ‘hadiah’ seperti perluasan Bandara Ngurah Rai, pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), pembangunan Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, hingga penanganan pemrosesan sampah Sarbagita.
“Semua hadih itu saya hitung nilainya tembus Rp 1 triliun. Ketimbang kita berjuang mendapatkan anggaran di pusat yang belum tentu dapat segini. Kalau tidak ada event IMF-WB 2018, kita tidak dapat pembangunan insfrastuktur tersebut,” beber Koster.
“Kalau tidak ada pertemuan tingkat dunia IMF-WB, mungkin Bali tidak sampai dapat program pembangunan infrastruktur yang nilainya triliunan rupiah. TPA Suwung yang jorok itu tidak mungkin dibenahi. TPA Suwung bertahun-tahun tidak tertangani, sekarang sudah selesai. Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban saja anggarannya mencapai Rp 174 miliar. Sedangkan penanganan sampah Sarbagita mendapatkan anggaran Rp 250 miliar dari APBN. Kalau kita ajukan sendiri, belum tentu dapat,” lanjut mantan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini.
Dari sisi peningkatan kunjungan wisatawan, peleksanaan event IMF-WB di Bali berpengaruh nyata. Demikian pula pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak ada event IMF-WB, pertumbuhan ekonomi Bali naik dari 5,5 persen menjadi 5,9 persen. Dengan adanya event IMF-WB, Koster memperkirakan pertumbuhan ekonimi naik 0,54 persen menjadi 6,5 persen. Bahkan, Koster yakin bisa naik menjadi 6,7 persen.
Manfaatnya penting lainnya dari event IMF-WB ini adalah meningkatkan promosi dan citra Bali di mata dunia internsional. “Coba bayangkan, pesertanya lebih dari 34.000 orang asal 189 negara. Kalau kita pakai promosi dengan dana APBD menyasar 189 negara, sangat banyak duit yang diperlukan. Sekarang nggak usah datang ke 189 negara itu, kita bisa promosi,” tandas suami dari Ni Putu Putri Suastini ini.
Koster menegaskan, delegasi IMF-WB 2018 yang datang sudah memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat Bali. Begitu datang ke Bali dan turun di Bandara Ngurah Rai, mereka tidak langsung ke hotel tempat menginap. Mereka malah ke tempat wisata.
“Saudara-saudara kita yang jualan di Bali Utara, di Bali Timur dapat uang belanja itu. Ini momentum luar biasa penting di daerah saya, sebagai pekerjaan besar yang harus dikelola. Saya siap on call dengan Pak Pangdam dan Pak Kapolda, karena kami tidak mau sampai ada masalah sekecil apa pun.” *nat
1
Komentar