nusabali

Donorkan Darah 143 Kali, Berawal dari Gengsi Jika Tak Berdonor

  • www.nusabali.com-donorkan-darah-143-kali-berawal-dari-gengsi-jika-tak-berdonor

Sempat menjabat Direktur CV Handika Utama, I Gusti Ngurah Swadharma Baruna Mandala kini ngiring sebagai pamangku merajan di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng

I Gusti Ngurah Swadharma Baruna Mandala ST, Sekretaris Perhimpunan Donor Darah Indonesia Daerah Bali

DENPASAR, NusaBali
I Gusti Ngurah Swadharma Baruna Mandala ST, 48, termasuk satu di antara ribuan pendonor yang aktif melakukan donor darah. Mantan Direktur CV Handika Utama yang kini menjabat Sekretaris Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Daerah Bali ini tercatat sudah 143 kali mendonorkan darahnya. IGN Swadharma pun dianuge-rahi Satyalencana Kebaktian Sosial Tahun 2015 oleh Presiden RI.

Kepada NusaBali, pria asal Banjar Semer Cupek, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengatakan keputusannya untuk donor darah pertama kali sewaktu SMA, berawal dari gengsi. Sebagai ketua kelas di SMAN 8 Jakarta, IGN Swadharma merasa gengsi bila tidak berdonor darah.

Disebutkan, sewaktu duduk di Kelas I SMAN 8 Jakarta, dirinya didaulat menjadi ketua kelas. Suatu ketika, ada kegiatan donor darah. Teman-temannya sama sekali tidak ada yang mau berdonor. Maka, Swadharma menjadi satu-satunya perwakilan kelasnya yang mau berdonor kala itu.

“Waktu SMA, saya jadi ketua kelas. Sedangkan bendahara kelas waktu itu anak PMR (Palang Merah Remaja). Ketika itu, teman-teman sekelas yang jumlahnya 40 orang itu tidak ada satu pun yang mau berdonor. Jadi, saya ‘dipaksa’ supaya ada satu orang dari kelas yang mau donor. Kan biasa itu, tanggung jawab sebagai ketua kelas. Gengsi juga jadi ketua kelas, masa nggak berani?” kenang Swadharma kepada NusaBali di Denpasar, Senin (8/10).

Setelah ikut donor darah pertama, barulah ibunya bercerita bahwa Swadharma dulunya lahir prematur. Saat melahirkan, sang ibu mengalami pendarahan hebat dan memerlukan transufusi darah yang banyak. Karena cerita ibunya itu, Swadharma semakin termotivasi aktif mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan nyawa orang lain yang membutuhkan darah.

Swadharma mulai rutin ikut donor darah sejak usia 18 tahun pada 1988. Setiap tiga bulan sekali, dia aktif mendonorkan darahnya. Sampai saat ini, sudah 143 kali dia melakukan donor darah. Sebenarnya, bisa lebih dari 143 kali. Namun, Swadharma sempat selama setahun tidak melakukan donor darah.

“Sewaktu pindah ke Bali, saya sempat off satu tahun tidak donor, karena tidak tahu di mana harus berdonor. Akhirnya, saya dapat informasi di koran kalau donor darah bisa langsung ke UTD PMI Provinsi Bali. Saya pun akhirnya bisa 143 kali berdonor. Tahun 2015, saya menerima Satyalencana Kebaktian Sosial bersama Bapak Ketut Sudikerta (mantan Wagub Bali 2013-2018, Red),” papar pria kelahiran 16 April 1970 ini.

Karena rutin donor darah, Swadharma pun mengaku ada perasaan aneh jika sudah waktunya berdonor, namun belum melakukannya. “Tiyang juga tidak mengerti. Banyak orang yang bilang, kalau kita sudah pernah donor, itu seperti kita kecanduan. Mungkin cuma perasaan saja. Kalau sudah lewat 60 hari dan belum donor, kalau istilah orang Bali itu, agak sedikit ‘inguh’ perasaannya. Sama seperti perempuan kalau sudah waktunya, tapi belum haid, ada perasaan tidak enak,” kata Swadharma.

Saat ini, IGN Swadharma Baruna Mandala menduduki posisi sebagai Sekretaris PDDI Daerah Bali. Saat kehiatan donor darah HUT ke-24 Harian Umum NusaBali di Kantor Redaksi Jalan Hayam Wuruk Denpasar, 30 September 2018 lalu, Swadharma juga hadir untuk mensupport para pendonor. Kala itu, dia datang bersama empat pentolan PDDI Bali lainnya, yakni Ketut Pringgantara (Ketua PPDI Bali), dr I Gede Parwata Yasa SpOG (mantan Dirut RSUD Karangasem yang kini Ketua PMI karangasem), dr Ni Nyoman Ermy Setiari MKes, dan Kombes Pol (Purn) Nyoman Ardana SH.

Menurut Swadharma, dirinya gabung ke PDDI Provinsi Bali, berawal dari pertemuannya dengan Ketut Pringgantara saat acara gathering PMI. Kemudian, saat PDDI Bali mengadakan acara ulang tahun pada 2016 lalu, para pendonor sukarela diajak dalam kepanitiaan. “Saya diikutkan sebagai panitia HUT ke-38 PPDI kala itu. Saya kemudian diminta Pak Pringgantara sebagai Sekretaris PPDI Bali,” cerita anak sulung dari 9 bersaudara keluarga padangan I Gusti Made Setat SE dan AA Sagung Putri SH (almarhum) ini.

Swadharma mengatakan, ada misi yang ingin diperjuangkan dalam kepengurusan PDDI Bali ini. Pihaknya berharap para pendonor, yang disebutnya sebagai pahlawan tak dikenal dan tidak tahu darah yang disumbangkan untuk siapa, agar mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terlebih, pendonor sepuh yang taraf kehidupannya masih di bawah.

“Misi kita ingin menggugah pemerintah, minimal Pemda, tolonglah diperhatikan para pendonor sepuh, yang (maaf) taraf kehidupannya masih di bawah. Mohon mereka yang awalnya kurang diperhatikan, menjadi bisa diperhatikan,” harap Swadharma.

Swadharma sendiri kini ngiring sebagai pamangku merajan di Desa Bondalem. Sasana sebagai pamangku itu telah dilakoninya selama 10 tahun, sejak 2008. Seharusnya, dia sudah menjadi pamangku sejak tahun 1994. Namun, Swadharma masih matempo (menunda) hingga 2008.

Sebelumnya, suami dari AA Mas Agung Eka Putri SS ini sempat meniti karier sesuai dengan ilmu akademiknya. Dia merupakan lulusan Fakultas Teknik Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar. Swadharma sempat menjadi Direktur CV Handika Utama. “Di merajan tiyang, keluarga kecil saja sudah 75 KK, kalau keluarga besarnya sampai 860 KK. Orang juga kaget mendengarnya.”

Setelah tak lagi menjabat Direktur CV Handika Utama, Swadharma kini lebih fokus untuk ngayah menjalani kewajibannya sebagai pamangku. Selain itu, bersama-sama istrinya, dia saat ini ikut memasarkan sebuah perusahaan asuransi. Menurut Swadharma, sisi spiritualnya menjadi pamangku kini lebih memiliki makna dengan kegiatannya berdonor darah.

Bagi Swadharma, donor darah adalah yadnya utama. “Ketika telah menjadi pamangku, kita sudah harus mulai menjaga kesucian diri. Mulai dari makanan sehat, meditasi untuk ketenangan, termasuk ketika kita berdonor dengan niat ikhlas. Mudah-mudahan yang kita donorkan itu bisa mendapat vibrasinya,” tandas mantan Ketua Senat Mahasiswa Unwar ini. *ind

Komentar