Istri Nelayan Berlatih Olah Ikan
Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Banyuwangi, Jatim menggelar pelatihan diversifikasi pengolahan ikan bagi pengolah ikan di Kabupaten Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Pelatihan dibuka Kadis DKPKP Gianyar, Ir Dewi Hariani di Sekretariat Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklasar) Putra Samudra I, Banjar Lebih Beten Kelod, Desa Lebih, Gianyar, Selasa (9/10) .
Pelatihan diikuti 30 orang peserta dari Poklasar Putra Samudra I dan Poklasar Putra Samudra II Desa Lebih yang merupakan istri para nelayan. Pada kesempatan itu, para peserta selain mendapatkan materi tentang kebijakan peningkatan produksi pengolahan hasil perikanan, para seperta yang merupakan istri nelayan di Desa Lebih mendapatkan praktik pembuatan makanan kekinian dengan bahan dasar ikan. Seperti pembuatan kaki naga, rolade, mini crispy, fish stick, siomay dan bakso. Tidak hanya itu, para peserta diajarkan bagaimana cara menyimpan dan mengemas produk hasil olahan sehingga tetap higienis dan menarik minat pembeli.
Dewi Hariani menambahkan jika saat musim paceklik ikan biasanya ikan dijual habis saat kondisi segar. Tapi bagaimana jika saat hasil tangkapan melimpah dan harga jatuh yang membuat nelayan merugi. Salah satu cara agar nelayan tidak merugi saat hasil tangkapan melimpah menurut Dewi Hariani adalah mengolah hasil tangkapan menjadi berbagai produk olahan kekinian yang saat ini lagi diminati dipasaran.”Biasanya produk-produk olahan kekinian dari luar daerah yang merajai pasar di Gianyar, kami ingin para ibu-ibu nelayan ini bisa belajar bagaimana cara mengolah ikan sehingga mampu bersaing dengan produk daerah lain,”harap Dewi Hariani.
Selain mampu meningkatkan pendapat keluarga, kita bisa yakin produk olahan tersebut sehat bebas dari bahan yang berbahaya. Khusus kepada para peserta, Dewi Hariani mengharapkan agar ilmu yang didapat selama pelatihan tidak diendapkan begitu saja, harus dipraktekkan sebagi tambahan usaha. Jika seandainya tidak bisa berlanjut atau menemui kendala, agar disampaikan untuk dicarikan solusinya. Apakah itu mengenai peralatan yang dimiliki kurang memadai, atau bisa juga masalah permodalan. Untuk mengevaluasi hasil pelatihan ini, tahun depan akan diadakan Monev tentang pelatihan ini.
Data tahun 2017 di DKPKP Gianyar, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Gianyar mencapai 521,1 ton/tahun. Target konsumsi ikan pada tahun 2017 mencapai 29,8 kg perkapita/tahun, dan tahun 2018 ditarget 29,9 kg perkapita/tahun. Kawasan Pantai Lebih dan sekitarnya sudah terkenal sebagai pusat kuliner dengan menu ikan. Menu olahan jenis bakso, sate maupun ikan bakar yang selama ini menjadi ikon wisata kuliner di Pantai Lebih. Dewi Hariani mengatakan jumlah pedagang lesehan mencapai sekitar 30 orang, dengan rata rata kebutuhan ikan mencapai 3.900 kg/tahun.
“Dengan menu yang memang sudah terkenal tersebut tidak ada salahnya kini juga kami perkenalkan menu olahan lain yang tak kalah lezat. Seperti kaki naga, siomay ikan, mini crispy dan lain-lainnya,” tambah Dewi Hariani.
Ditambahkan lagi, pelatihan berlangsung selama 5 hari, 8 - 12 Oktober, dengan nara sumber dari KKP Banyuwangi, Rita Yuliati dan Pradita Puspasara. Pelatihan ini juga dalam rangka mendukung program prioritas stunting Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. *nvi
Pelatihan dibuka Kadis DKPKP Gianyar, Ir Dewi Hariani di Sekretariat Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklasar) Putra Samudra I, Banjar Lebih Beten Kelod, Desa Lebih, Gianyar, Selasa (9/10) .
Pelatihan diikuti 30 orang peserta dari Poklasar Putra Samudra I dan Poklasar Putra Samudra II Desa Lebih yang merupakan istri para nelayan. Pada kesempatan itu, para peserta selain mendapatkan materi tentang kebijakan peningkatan produksi pengolahan hasil perikanan, para seperta yang merupakan istri nelayan di Desa Lebih mendapatkan praktik pembuatan makanan kekinian dengan bahan dasar ikan. Seperti pembuatan kaki naga, rolade, mini crispy, fish stick, siomay dan bakso. Tidak hanya itu, para peserta diajarkan bagaimana cara menyimpan dan mengemas produk hasil olahan sehingga tetap higienis dan menarik minat pembeli.
Dewi Hariani menambahkan jika saat musim paceklik ikan biasanya ikan dijual habis saat kondisi segar. Tapi bagaimana jika saat hasil tangkapan melimpah dan harga jatuh yang membuat nelayan merugi. Salah satu cara agar nelayan tidak merugi saat hasil tangkapan melimpah menurut Dewi Hariani adalah mengolah hasil tangkapan menjadi berbagai produk olahan kekinian yang saat ini lagi diminati dipasaran.”Biasanya produk-produk olahan kekinian dari luar daerah yang merajai pasar di Gianyar, kami ingin para ibu-ibu nelayan ini bisa belajar bagaimana cara mengolah ikan sehingga mampu bersaing dengan produk daerah lain,”harap Dewi Hariani.
Selain mampu meningkatkan pendapat keluarga, kita bisa yakin produk olahan tersebut sehat bebas dari bahan yang berbahaya. Khusus kepada para peserta, Dewi Hariani mengharapkan agar ilmu yang didapat selama pelatihan tidak diendapkan begitu saja, harus dipraktekkan sebagi tambahan usaha. Jika seandainya tidak bisa berlanjut atau menemui kendala, agar disampaikan untuk dicarikan solusinya. Apakah itu mengenai peralatan yang dimiliki kurang memadai, atau bisa juga masalah permodalan. Untuk mengevaluasi hasil pelatihan ini, tahun depan akan diadakan Monev tentang pelatihan ini.
Data tahun 2017 di DKPKP Gianyar, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Gianyar mencapai 521,1 ton/tahun. Target konsumsi ikan pada tahun 2017 mencapai 29,8 kg perkapita/tahun, dan tahun 2018 ditarget 29,9 kg perkapita/tahun. Kawasan Pantai Lebih dan sekitarnya sudah terkenal sebagai pusat kuliner dengan menu ikan. Menu olahan jenis bakso, sate maupun ikan bakar yang selama ini menjadi ikon wisata kuliner di Pantai Lebih. Dewi Hariani mengatakan jumlah pedagang lesehan mencapai sekitar 30 orang, dengan rata rata kebutuhan ikan mencapai 3.900 kg/tahun.
“Dengan menu yang memang sudah terkenal tersebut tidak ada salahnya kini juga kami perkenalkan menu olahan lain yang tak kalah lezat. Seperti kaki naga, siomay ikan, mini crispy dan lain-lainnya,” tambah Dewi Hariani.
Ditambahkan lagi, pelatihan berlangsung selama 5 hari, 8 - 12 Oktober, dengan nara sumber dari KKP Banyuwangi, Rita Yuliati dan Pradita Puspasara. Pelatihan ini juga dalam rangka mendukung program prioritas stunting Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. *nvi
1
Komentar