Puluhan Penerjun Meriahkan Deklarasi Taman Wisata Dunia
Sebanyak 31 penerjun payung dari tujuh negara mendarat di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Selasa (9/10) siang.
DENPASAR, NusaBali
Rupanya mereka tengah ikut memeriahkan Deklarasi Indonesia Taman Wisata Dunia yang dilangsungkan di Bali kemarin. Deklarasi ini diinisiasi oleh Yayasan Taman Wisata Dunia, World Tourism Park (WTP Foundation), kemudian diikuti oleh perawakilan pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia. Founder dan CEO Yayasan Taman Wisata Dunia, WTP Foundation, Daniel Kumendong mengatakan, deklarasi ini dilakukan melihat banyaknya potensi wisata di Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.
Lebih lanjut, deklarasi ini sengaja digelar di sela-sela acara International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018. Bali dipilih sebagai tempat deklarasi, karena sudah dikenal oleh wisatawan dunia. Pun dipilihnya Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, karena memiliki sejarah. “Deklarasi ini dilakukan karena melihat Indonesia memiliki objek wisata yang beragam. Apa yang ada di dunia, pasti ada di Indonesia. Tetapi apa yang ada di Indonesia, belum tentu ada di negara lain. Inilah alasan Indonesia menjadi satu-satunya Taman Wisata Dunia,” ujar Daniel.
Dikatakan, Taman Wisata Dunia akan mempromosikan 45 potensi wisata alam unggulan yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Dari 45 potensi wisata tersebut, akan dipilih sembilan tempat wisata yang akan menjadi ikon dari Taman Wisata Dunia. Beberapa potensi wisata alam yang akan dipromosikan, adalah Kepulauan Anambas, Kepulauan Seribu, Kepulauan Derawan, Danau Toba, Danau Kelimutu, Pulau Weh, Pulau Morotai, dan Pulau Komodo. Ada Gunung Krakatau, Gunung Tengger, Gunung Merapi, Ujung Kulon, hingga Sungai Musi.
“Setelah ini, kami dari WTP Foundation akan menyiapkan semacam lisensi untuk diserahkan kepada Bapak Presiden. Lisensi ini kita serahkan berdasarkan keinginan dari pemerintah daerah yang menginginkan Indonesia dijadikan kawasan Taman Wisata Dunia. Jadi, kita membangunnya itu melalui keinginan daerah,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, AA Yuniarta Putra mengatakan, deklarasi Indonesia sebagai Taman Wisata Dunia yang dilangsungkan di Bali dirasa sangat pas, mengingat Bali telah dikenal di mancanegara. Hal ini tentunya berkaitan dengan memudahkan dalam promosi Taman Wisata Dunia nantinya. “Bali turut membantu daerah lain di Indonesia dalam melakukan promosi ke luar negeri sehingga semakin dikenal. Seperti pertemuan IMF-WB sekarang ini, bukan semata-mata hanya untuk kepentingan Bali, tapi daerah lain dilibatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu mendukung kegiatan deklarasi Indonesia ditetapkan jadi Kawasan Wisata Dunia. Dengan harapan, promosi obyek wisata di Provinsi NTT juga semakin terbantu sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke NTT. “Mudah-mudahan ada delegasi IMF yang tertarik ke Komodo dan beberapa tempat di NTT lainnya yang menjadi destinasi wisata andalan kami. Kami pun berharap dengan deklarasi ini obyek wisata di NTT makin dikenal lagi,” pungkasnya. *ind
Lebih lanjut, deklarasi ini sengaja digelar di sela-sela acara International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018. Bali dipilih sebagai tempat deklarasi, karena sudah dikenal oleh wisatawan dunia. Pun dipilihnya Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, karena memiliki sejarah. “Deklarasi ini dilakukan karena melihat Indonesia memiliki objek wisata yang beragam. Apa yang ada di dunia, pasti ada di Indonesia. Tetapi apa yang ada di Indonesia, belum tentu ada di negara lain. Inilah alasan Indonesia menjadi satu-satunya Taman Wisata Dunia,” ujar Daniel.
Dikatakan, Taman Wisata Dunia akan mempromosikan 45 potensi wisata alam unggulan yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Dari 45 potensi wisata tersebut, akan dipilih sembilan tempat wisata yang akan menjadi ikon dari Taman Wisata Dunia. Beberapa potensi wisata alam yang akan dipromosikan, adalah Kepulauan Anambas, Kepulauan Seribu, Kepulauan Derawan, Danau Toba, Danau Kelimutu, Pulau Weh, Pulau Morotai, dan Pulau Komodo. Ada Gunung Krakatau, Gunung Tengger, Gunung Merapi, Ujung Kulon, hingga Sungai Musi.
“Setelah ini, kami dari WTP Foundation akan menyiapkan semacam lisensi untuk diserahkan kepada Bapak Presiden. Lisensi ini kita serahkan berdasarkan keinginan dari pemerintah daerah yang menginginkan Indonesia dijadikan kawasan Taman Wisata Dunia. Jadi, kita membangunnya itu melalui keinginan daerah,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, AA Yuniarta Putra mengatakan, deklarasi Indonesia sebagai Taman Wisata Dunia yang dilangsungkan di Bali dirasa sangat pas, mengingat Bali telah dikenal di mancanegara. Hal ini tentunya berkaitan dengan memudahkan dalam promosi Taman Wisata Dunia nantinya. “Bali turut membantu daerah lain di Indonesia dalam melakukan promosi ke luar negeri sehingga semakin dikenal. Seperti pertemuan IMF-WB sekarang ini, bukan semata-mata hanya untuk kepentingan Bali, tapi daerah lain dilibatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu mendukung kegiatan deklarasi Indonesia ditetapkan jadi Kawasan Wisata Dunia. Dengan harapan, promosi obyek wisata di Provinsi NTT juga semakin terbantu sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke NTT. “Mudah-mudahan ada delegasi IMF yang tertarik ke Komodo dan beberapa tempat di NTT lainnya yang menjadi destinasi wisata andalan kami. Kami pun berharap dengan deklarasi ini obyek wisata di NTT makin dikenal lagi,” pungkasnya. *ind
Komentar