Annual Meeting IMF–World Bank adalah Peluang Bisnis Pariwisata
Annual Meeting International Monetary Fund–World Bank (IMF–WB) yang digelar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada 8–14 Oktober adalah peluang bisnis pariwisata Bali.
MANGUPURA, NusaBali
Karena banyak manfaat yang ditimbulkan dari pertemuan tahunan ini. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, Selasa (9/10). Hal itu disampaikan Suryawijaya menanggapi adanya pihak yang menentang pelaksanaan IMF–WB yang digelar di Bali. Pihak yang menentang beranggapan bahwa gelaran IMF–WB tak membawa keuntungan bagi Indonesia dan Bali. Menurutnya, justru Indonesia dan Bali khususnya mendapat keuntungan berlipat dari pertemuan yang dihadiri 32.000 orang delegasi dari 189 negara.
Suryawijaya mengungkapkan, dampak langsungnya memberi kontribusi yang sangat besar terhadap Bali. Kontribusi IMF–WB sebesar Rp 1,1 triliun untuk bayar hotel, transportasi, guide, dan lainnya. Selain itu berapa banyak uang yang dibelanjakan oleh 32.000 orang delegasi yang datang.
Sementara dampak tak langsungnya adalah Bali ataupun Indonesia mendapat promosi gratis ke dunia internasional. Media yang datang dari 189 negara tentu mencari informasi terkait destinasi di Bali ataupun di Indonesia. Dikatakan banyak delegasi yang menghubungi para pengelola objek wisata.
“Masih ada pihak yang tak paham dengan IMF–WB, dan mengatakan tak ada manfaatnya. Padahal sebenarnya IMF–WB ini sangat penting dan sangat bermanfaat bagi Indonesia, Bali, dan Badung khususnya. Kalau media massa mereka sendiri yang berbicara ke negaranya, pasti lebih dipercaya daripada kita yang jualan ke sana,” tutur Suryawijaya yang juga Ketua PHRI Badung.
“Jadi tergantung kita. Orang yang bilang kegiatan itu tak ada manfaatnya adalah orang yang tak bisa memanfaatkan peluang. Jangankan IMF–WB, Shah Rukh Khan datang ke Bali saja adalah sebuah peluang,” imbuhnya.
Sementara Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Wayan Wijana mengatakan pihaknya selaku pengelola pariwisata sangat merasakan dampak positif dari penyelenggaraan IMF-WB di Bali. Menurutnya, pada Senin (8/10) pihaknya menerima kunjungan 4 orang perdana menteri.
“Kalau ada yang mengatakan tak ada manfaat dan keuntungannya, tolong datang ke tiap objek wisata untuk melihat dan menanyakan langsung. Kami sungguh merasakan keuntungan. Pada tanggal 10, 13, 16, dan 26 Oktober akan ada 30 orang delagasi yang berkunjung. Bayangkan saja pengaruh dari puluhan orang besar ini ke negaranya akan membawa dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali,” ujarnya. *po
Suryawijaya mengungkapkan, dampak langsungnya memberi kontribusi yang sangat besar terhadap Bali. Kontribusi IMF–WB sebesar Rp 1,1 triliun untuk bayar hotel, transportasi, guide, dan lainnya. Selain itu berapa banyak uang yang dibelanjakan oleh 32.000 orang delegasi yang datang.
Sementara dampak tak langsungnya adalah Bali ataupun Indonesia mendapat promosi gratis ke dunia internasional. Media yang datang dari 189 negara tentu mencari informasi terkait destinasi di Bali ataupun di Indonesia. Dikatakan banyak delegasi yang menghubungi para pengelola objek wisata.
“Masih ada pihak yang tak paham dengan IMF–WB, dan mengatakan tak ada manfaatnya. Padahal sebenarnya IMF–WB ini sangat penting dan sangat bermanfaat bagi Indonesia, Bali, dan Badung khususnya. Kalau media massa mereka sendiri yang berbicara ke negaranya, pasti lebih dipercaya daripada kita yang jualan ke sana,” tutur Suryawijaya yang juga Ketua PHRI Badung.
“Jadi tergantung kita. Orang yang bilang kegiatan itu tak ada manfaatnya adalah orang yang tak bisa memanfaatkan peluang. Jangankan IMF–WB, Shah Rukh Khan datang ke Bali saja adalah sebuah peluang,” imbuhnya.
Sementara Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Wayan Wijana mengatakan pihaknya selaku pengelola pariwisata sangat merasakan dampak positif dari penyelenggaraan IMF-WB di Bali. Menurutnya, pada Senin (8/10) pihaknya menerima kunjungan 4 orang perdana menteri.
“Kalau ada yang mengatakan tak ada manfaat dan keuntungannya, tolong datang ke tiap objek wisata untuk melihat dan menanyakan langsung. Kami sungguh merasakan keuntungan. Pada tanggal 10, 13, 16, dan 26 Oktober akan ada 30 orang delagasi yang berkunjung. Bayangkan saja pengaruh dari puluhan orang besar ini ke negaranya akan membawa dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali,” ujarnya. *po
Komentar