Inspektur Karangasem Kena DB
Inilah bukti wabah demam berdarah (DB) bisa menyerang siapa saja, tanpa mengenal status sosial korbannya.
Keluarga Pejabat Lainnya Juga Jadi Korban
AMLAPURA, NusaBali
Di Karangasem, sejumlah pejabat juga terserang DB. Termasuk di antaranya Inspektur Daerah (Irda) Karangasem, I Wayan Sudarsana, yang sempat selama 8 hari menjalani perawatan di rumah sakit hingga dinyatakan sembur, 3 April 2016.
Di samping Irda Karangasem Wayan Sudarsana, sejumlah keluarga pejabat penting lainnya di Gumi Lahar juga terserang DB. Mereka, antara lain, istri dari Kadis Koperasi dan UKM Karangasem Nengah Mindra, yakni Ni Wayan Suini. Bahkan, putra dari Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Karangasem Wayan Ardika yaitu I Made Ardi Wiryatama, 16, juga terserang DB.
Gara-gara terserang DB, Irda Karangasem Wayan Sudarsana sempat selama 8 hari harus dirawat di RS Bali Med Amlapura, sejak 27 Maret 2016. Pejabat teras Pemkab Karangasem ini baru dibolehkan pulang dari rumah sakit, 3 April 2016, setelah kondisinya dianggap pulih.
Kepada NusaBali, Sudarsana mengisahkan trombositnya semoat anjlok hingga mencapai angka 14 saat hari keempat dirawat di RS Bali Med Amlapura. “Sejak hari pertama dirawat, saya mengalami panas tinggi. Lagipula, di hari keempat, trombosit saya anjlok jadi 14. Saya sempat waswas akan dirujuk ke Denpasar,” kenang Sudarsana di Amlapura, Rabu (13/4).
Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, Sudarsana memaksanakan masuk kerja, karena tak ingin lama-lama meninggalkan tugas-tugasnya selaku Irda Karangasem. Hanya saja, hingga Rabu kemarin mengaku kondisinya belum sepenuhnya pulih. “Saya masih terasa sempoyongan. Sekujur tubuh saya merah akibat demam berdarah itu,” jelas Sudarsana.
Sementara, Kadis Koperasi dan UKM Karangasem, Nengah Mindra, juga sempat sibuk urusan wabah DB. Maklum, istri tercintanya, Ni Wayan Sutini, terserang DB hingga selama 4 hari harus menjalani perawatan di RS Bali Med Amlapura, 3-6 April 2016. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, ibu dua anak ini sempat selama 3 hari menderita panas tinggi.
Hanya saja, Nengah Mindra enggan memaparkan lebih jauh terkait pergulatan istrinya terserang DB. “Ah, tidak usah diberitakan. Yang terpenting, istri saya telah sembuh dari serangan DB,” elak Nengah Mindra, pejabat eksekutif asal Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem yang tinggal di Jalan Pesagi Gang Siulan 2 Amlapura saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin.
Sedangkan putra kedua dari Sekwan DPRD Karangasem Wayan Ardika, yakni Made Ardi Wiryatama, hingga Rabu kemarin masih dirawat di RS Bali Med Amlapura, karena terserang DB. Ardi Wiryatama sudah selama sepekan dirawat sejak dilarikan ke rumah sakit, 7 April 2016 lalu.
“Sampai sekarang, anak saya masih dirawat di rumah sakit. Syukurlah, trobosit anak saya mulai naik. Semula, trombositnya sempat anjlok hingga angka 28,” ungkap Sekwan Wayan Ardika kepada NusaBali.
Menurut Wayan Ardika, putranya yang dirawat di RS Bali Med Amlapura akibat DB ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Saat ini, Ardi Wiryatama tercatat sebagai siswa Kelas X SMAN 2 Amlapura. “Anak saya ini sudah 7ujuh hari menjalani rawat inap. Sekarang trobositnya baru mencapai 52, sehingga belum boleh pulang dari rumah sakit,” tutur Ardika, pejabat yang sempat menjadi Camat Rendang dan Camat Abang.
Sementara itu, Pemkab Karangasem dipastikan akan melaksanakan upacara Pamahayu Jagat di Pura Penataran, Desa Pakraman Padangbai, Kecamatan Manggis pada Bupa Kliwon Matal, Rabu, 20 April 2016 depan. Upacara Pamahayu Jagat ini merupakan bentuk upaya niskala untuk menangkal semakin meluasnya serangan DB di Karangasem.
Menurut Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, Buda Kliwon Matal dipilih sebagai hari untuk melaksanakan upacara Pamahatu Jagat, karena merupakan dewasa ayu (hari baik) berdasarkan petunjuk Ida Anak Lingsir. “Kan memang itu dewasa ayu. Kami sudah tanya ke sulinggih. Kami tinggal melaksanakannya. Biarkan saja hanya Karangasem yang menggelar upacara itu, meskipun serangan DB merata terjadi di Bali,” jelas Bupati Mas Sumatri saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Rabu kemarin.
Kabupaten Karangasem sendiri termasuk salah satu daerah di Bali yang tergolong tinggi kasus serangan DB-nya. Meski belum sampai ada jatuh korban jiwa, selama kurun 4 bulan terakhir periode Januari-April 2016 terdapat 499 pasien DB yang dirawat di rumah sakit. Karenanya, Pemkab Karangasem merasa perlu menggelar upacara ritual Pamahayu Jagat.
Versi Kadis Kesehatan Karangasem, dr I Gusti Made Tirtayana, serangan DB di Gumi Lahar telah menyasar 41 desa/kelurahan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Selat, Kecamatan Karangasem, dan Kecamatan Rendang. Sedangkan 37 desa lainnya sejauh ini masih bebas dari serangan DB, tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Abang, dan Kecamatan Kubu.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Karangasem, kata Tirtayana, jumlah serangan DB di wilayah ujung timur Bali selama tahun 2016 sejak Januari hingga April mencapai 499 kasus. Rinciannya, 58 korban serangan DB di bulan Januari, 97 korban DB di bulan Februari, 333 korban DB di bulan Maret, dan 69 korban DB di bulan April 69 orang.
Jika dibandingkan kasus DB dualam dua tahun terakhir, jumlah kasus DB di Karangasem pada 2016 ini tergolong tinggi. Sebab, ada 499 kasus DB hanya dalam kurun 4 bulan pertama. Sedangkan tahun 2014, jumlah kasus DB di Karangasem mencapai 932 orang (selama 12 bulan), sementara tahun 2015 mencapai 790 kasus DB (selama 12 bulan). 7 k16
Komentar