nusabali

DPR Minta Selamatkan Program Studi Bahasa Bali

  • www.nusabali.com-dpr-minta-selamatkan-program-studi-bahasa-bali

Pelaksanaan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang penggunaan Bahasa Bali dan Busana Adat Bali akan diresmikan secara serentak di seluruh Bali, 11 Oktober 2018.

DENPASAR, NusaBali

Komisi X DPR RI (yang membidangi seni, budaya, adat, pendidikan, olahraga, pemuda, pariwisata) apresiasi terbitnya Pergub ini. Selanjutnya, Komisi X berharap Gubernur Wayan Koster untuk selamatkan Program Studi (Prodi) Bahasa Bali.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali, Putu Supadma Rudana, menyatakan pihaknya apresiasi Gubernur Koster yang ambil langkah cepat penyelamatan kearifan lokal adat dan budaya Bali. “Kami apresiasi Gubernur Bali atas dedikasi beliau terkait perlindungan dan pelestarian adat budaya Bali. Saya tahu persis beliau karena pernah sama-sama saya bertugas di Komisi X DPR,” jelas Supadma di Denpasar, Rabu (10/10).

Namun, kata Supadma, ada persoalan yang masih harus diselamatkan ketika berbicara pelestarian adat dan budaya Bali, yakni Prodi Bahasa Bali di sejumlah perguruan tinggi yang kurang diminati anak-anak muda Bali. “Saya mengajak Gubernur Koster juga selamatkan Prodi Bahasa Bali dan Sastra Bali. Kita tidak ingin Prodi Bahasa Bali mengalami kepunahan karena kurang diminati generasi muda. Mari kita pikirkan sama-sama, apa strateginya. Saya siap urun rembuk untuk fenomena ini,” tandas politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Dia menambahkan, saat ini ada fenomena generasi muda Bali lebih tertarik dengan jurusan-jurusan yang ketika lulus kuliah, bisa cepat diterima bekerja. Misalnya, kuliah Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknis, Fakultas Ekonomi, hingga pariwisata.

“Fenomena ini juga persoalan. Tidak cukup kita menangani di hilirnya, tapi bagian hulunya juga perlu penanganan. Sekarang, Prodi Bahasa Bali yang menjadi kekuatan kita melestarikan adat dan budaya Bali, justru kurang diminati. Kalau tidak diselamatkan, saya khawatir lama-lama Prodi Bahasa Bali bisa punah,” kata Supadma yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI).

Supadma sendiri sangat yakin Gubernur Koster selaku akademisi akan bisa mengupayakan penyelamatan terhadap Prodi Bahasa Bali dan Sastra Bali, yang selama ini kurang diminati. “Pak Koster seorang akademisi, saya yakin bisa mengupayakan langkah-langkah dan program untuk menarik minat generasi muda untuk kuliah di jurusan Bahasa Bali,” tandasnya.

Menurut Supadma, pihaknya juga mengapresiasi ketika Pemprov Bali di era Gubernur Made Mangku Pastika merekrut penyuluh Bahasa Bali, yang ditempatkan sebagai penyuluh di desa-desa. Lulusan Bahasa Bali dan Sastra Bali yang direkrut sebagai penyuluh ini diharapkan bisa diangkat menjadi PNS. “Harus ada keberpihakan dan kemudahan bagi mereka mendapatkan lapangan pekerjaan.”

Harapan senada juga disampaikan anggota Komisi IV DPRD Bali, Dr Ir I Made Dauh Wijana MM. Menurut Dauh Wijana, Prodi Bahasa Bali dan Sastra Bali kalah gengsi dengan Prodi lainnya, seperti Kedokteran dan Pariwisata. “Karena Kedokteran dan Pariwisata itu membuka lapangan kerja. Maka, perlu adanya kesempatan kerja yang terbuka dan adil bagi sarjana Bahasa Bali. Ini harus dalam bentuk komitmen dan keberpihakan yang dilakukan oleh pemangku kebijakan, yakni Pemprov Bali,” ujar Dauh Wijana secata terpisah, Rabu kemarin.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar ini menyebutkan, era 1980-an, Fakultas Pertanian sangat populer dan diminati generasi muda. Demikian juga Fakultas Teknik, Kedokteraan, Ekonomi, karena lapangan pekerjaan yang menjanjikan. “Saya usul supaya Pemprov Bali menyediakan beasiswa atau subdidi bagi mereka yang mau kuliah di Prodi Bahasa Bali dan Sastra Bali. Setelah tamat, ya dijamin supaya dapat lapangan kerja,” tegas politisi Golkar asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.

Sementara itu, penggunaan busana adat Bali dan bahasa Bali akan diresmikan secara serentak di seluruh wilayah Bali pada Wraspati Wage Watugunung, Kamis pagi ini pukul 08.00 Wita. Pemberlakukan serentak ini sejalan dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang dilaksanakan melalui pola pembangunan Bali dalam satu kesatuan wilayah ‘1 Pulau, 1 Pola, dan 1 Kelola’ dalam kerangka Pola Pembangunan Semesta Berencana.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra SH MH, mengatakan peresmian penggunaan busana adat Bali dan bahasa Bali untuk tingkat provinsi akan dipusatkan di Pura Besakih, dengan dipimpin langsung oleh Gubernur Dr Ir Wayan Koster MM. Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota, peremiannya akan dilaksanakan di Pura Dang Kahyangan (Kahyangan Jagat). Peres-mian dipimpin langsung para Bupati/Walikota masing-masing.

“Sementara untuk tingkat desa/kelurahan dan desa pakraman, peresmian akan dipusatkan di Pura Kahyangan Desa, dengan dipimpin langsung bendesa adat,” ungkap Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra SH MH, Selasa (9/10). *nat

Komentar