nusabali

Bupati Mas Sumatri Terima 4 Penghargaan WBTB

  • www.nusabali.com-bupati-mas-sumatri-terima-4-penghargaan-wbtb

Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, menerima empat penghargaan bidang Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) 2018.

AMLAPURA, NusaBali
Penghargaan itu diserahkan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, di Jakarta, Rabu (10/10). Penghargaan itu diberikan kepada Bupati Mas Sumatri atas kegigihannya mendata, menginventarisasi, dan melestarikan budaya di bidang tradisi, seni pertunjukan, adat istiadat, dan ketrampilan tradisional.

Keempat budaya Karangasem yang dapat penghargaan yakni magibung (makan bersama secara lesehan), masabatan biu (saling lempar pisang) di Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad Kecamatan Manggis, seni tabuh penting (musik biola dan gender), dan seni tabuh tradisional terompong beruk di Banjar Gulinten Desa Bunutan Kecamatan Abang. Keempat budaya itu memiliki semangat tatwa, susila, dan upacara sesuai jiwa dan semangat tiga kerangka agama Hindu.

Karangasem selama ini telah melakukan inventarisasi segala bentuk budaya tak benda berupa ritus dan kesenian terkait upacara. Tujuannya agar budaya itu tetap terpelihara secara berkelanjutan sehingga ke depan tidak diklaim kelompok tertentu. “Setelah dapat penghargaan, pemerintah wajib melestarikan. Kali ini pengakuan budaya tak benda itu secara nasional, nanti bisa diajukan ke level internasional melalui Unesco,” jelas Bupati Mas Sumatri.

Disebutkan, warisan budaya tak benda juga dikenal dengan istilah budaya hidup. WBTB juga merupakan peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bersifat abstrak. Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan I Putu Arnawa telah membentuk tim dan mendata segala jenis warisan budaya tak benda mengacu UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 10 tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi. “Nanti pengajuan warisan budaya tak benda itu secara bertahap. Kami telah melakukan pencatatan, penetapan dan menginventarisasi warisan budaya tak benda,” kata Arnawa.

Tim mendata warisan budaya tak benda terdiri dari kalangan akademisi yakni Ida Made Pidada Manuaba, I Made Regeg, dan I Ketut Sandiyasa. Unsur budayawan Ida Made Alit, Ida Nyoman Sogatha, dan AA Gede Raka Bhuana, praktisi yoga Ida Bagus Suta Susila dan sastrawan I Nyoman Tusti Eddy. Mereka mendata 728 warisan budaya tak benda di 75 desa dan 3 kelurahan. *k16

Komentar