600 CCTV Pendeteksi Wajah Dipasang di Jalanan
Pantau Aksi Kejahatan Jalanan
SURABAYA, NusaBali
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memasang kamera pengawas atau closed circuit television ( CCTV) di 600 titik di kota tersebut. Kamera pengawas ini dilengkapi dengan teknologi pengidentifikasi wajah. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, kamera-kamera pengawas tersebut dilengkapi dengan sistem pengidentifikasi wajah dan pendeteksi ciri-ciri tertentu.
"Jadi ada dua fasilitas yang kita kembangkan sekarang. Ini sudah jadi sekitar 90 persen. Namun masih uji coba di beberapa titik," katanya di Surabaya, Rabu (10/10). Dia menambahkan, nantinya sistem pengidentifikasi wajah dan ciri tertentu akan dipasangkan ke seluruh CCTV dalam jaringan Dinas Komunikasi dan Informatika.
Agus menjelaskan, perangkat pengidentifikasi wajah bekerja mengumpulkan data orang sebanyak mungkin berdasarkan wajah. Data-data itu akan tersimpan dalam data induk Dinas Komunikasi dan Informatika.
"Sementara itu, sistem kedua sifatnya pemantauan profil, ini untuk kamera yang tidak bisa jarak dekat, misalnya mendeteksi orang pakai baju ini. Kalau ada model orang yang kayak itu, nanti yang akan dipertajam," katanya.
Agus mengatakan, teknologi tersebut cara kerjanya hampir sama dengan sistem CCTV di Terminal Purabaya. Bedanya, sistem yang sekarang dibuat sendiri oleh Dinas Komunikasi dan Informatika.
"Kalau ini memang Ibu Wali Kota yang suruh, minta untuk bikin sendiri, terus dikembangkan, kan bisa belajar terus. Biar tidak mengandalkan dari produk pihak luar," katanya.
Setelah pengerjaan kedua teknologi itu 100 persen selesai, lanjut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mematenkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) dari dua inovasi itu. "Kalau sudah jadi, mesti Ibu Wali Kota akan mengajukan HKI-nya," katanya dilansir Antara.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Pemkot Surabaya terus mengembangkan inovasi untuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan kota. Teknologi baru yang dipasangkan pada CCTV, menurut dia, selain digunakan untuk memantau lalu lintas kendaraan juga ditujukan untuk mengidentifikasi wajah orang-orang yang diduga terlibat kejahatan seperti tabrak lari atau aksi teror serta mencari orang hilang.
Dia mengatakan, ide mengembangkan teknologi itu muncul usai menjadi pembicara dalam sebuah forum Perserikatan Bangsa-bangsa yang membahas terorisme beberapa waktu lalu. "Saya lihat ada teknologi yang bisa mengikuti wajah seseorang, kemudian saya mencoba mengajak ahli IT di Pemkot untuk membuat sendiri," ujarnya.
Dia menjelaskan pula bahwa sebelumnya Surabaya secara bertahap telah meremajakan 1.200 unit CCTV yang tersebar di kota, terutama yang fungsinya sudah menurun. "Diharapkan dengan peremajaan tersebut dapat menguntungkan dan mendukung program tersebut," katanya.*
"Jadi ada dua fasilitas yang kita kembangkan sekarang. Ini sudah jadi sekitar 90 persen. Namun masih uji coba di beberapa titik," katanya di Surabaya, Rabu (10/10). Dia menambahkan, nantinya sistem pengidentifikasi wajah dan ciri tertentu akan dipasangkan ke seluruh CCTV dalam jaringan Dinas Komunikasi dan Informatika.
Agus menjelaskan, perangkat pengidentifikasi wajah bekerja mengumpulkan data orang sebanyak mungkin berdasarkan wajah. Data-data itu akan tersimpan dalam data induk Dinas Komunikasi dan Informatika.
"Sementara itu, sistem kedua sifatnya pemantauan profil, ini untuk kamera yang tidak bisa jarak dekat, misalnya mendeteksi orang pakai baju ini. Kalau ada model orang yang kayak itu, nanti yang akan dipertajam," katanya.
Agus mengatakan, teknologi tersebut cara kerjanya hampir sama dengan sistem CCTV di Terminal Purabaya. Bedanya, sistem yang sekarang dibuat sendiri oleh Dinas Komunikasi dan Informatika.
"Kalau ini memang Ibu Wali Kota yang suruh, minta untuk bikin sendiri, terus dikembangkan, kan bisa belajar terus. Biar tidak mengandalkan dari produk pihak luar," katanya.
Setelah pengerjaan kedua teknologi itu 100 persen selesai, lanjut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mematenkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) dari dua inovasi itu. "Kalau sudah jadi, mesti Ibu Wali Kota akan mengajukan HKI-nya," katanya dilansir Antara.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Pemkot Surabaya terus mengembangkan inovasi untuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan kota. Teknologi baru yang dipasangkan pada CCTV, menurut dia, selain digunakan untuk memantau lalu lintas kendaraan juga ditujukan untuk mengidentifikasi wajah orang-orang yang diduga terlibat kejahatan seperti tabrak lari atau aksi teror serta mencari orang hilang.
Dia mengatakan, ide mengembangkan teknologi itu muncul usai menjadi pembicara dalam sebuah forum Perserikatan Bangsa-bangsa yang membahas terorisme beberapa waktu lalu. "Saya lihat ada teknologi yang bisa mengikuti wajah seseorang, kemudian saya mencoba mengajak ahli IT di Pemkot untuk membuat sendiri," ujarnya.
Dia menjelaskan pula bahwa sebelumnya Surabaya secara bertahap telah meremajakan 1.200 unit CCTV yang tersebar di kota, terutama yang fungsinya sudah menurun. "Diharapkan dengan peremajaan tersebut dapat menguntungkan dan mendukung program tersebut," katanya.*
1
Komentar