Kini Muncul Grup WA Berisi Konten Dewasa
Setelah Grup LGBT di FB Pelajar
BEKASI, NusaBali
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi menemukan grup aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) dari pelajar salah satu SMP yang berisi konten tidak senonoh. Tidak hanya itu, grup WA itu disebut berisi ajakan tawuran juga.
"Dalam grup itu ada temuan 42 video dewasa. Lalu ada gambar yang tidak menutup aurat, lalu ada foto seorang guru yang bagian dahinya digambar (diedit) dengan alat kelamin oleh anak-anak itu," ucap komisioner KPAD Kabupaten Bekasi Muhamad Rojak saat dimintai konfirmasi, Rabu (10/10).
Menurut Rojak, penelusuran itu sudah dilakukannya sejak akhir September 2018. Dia menyebut grup itu didapatkan dari pelajar salah satu SMP di Cikarang Selatan.
"Kita juga temukan di beberapa japri (jalur pribadi), para anggota grup ada ajakan untuk mesum juga. Sebatas saling mengajak (berhubungan badan)," ucap Rojak.
Grup WA itu disebut Rojak bernama 'All Star' yang berisi 24 anggota yang terdiri atas 10 perempuan dan 14 laki-laki. Dia mengatakan mayoritas anggota grup kelas III SMP.
Menurut Rojak, terbongkarnya grup itu berawal dari seorang siswa yang tepergok bermain telepon seluler (ponsel) saat jam belajar. Seorang guru yang curiga kemudian memeriksa isi ponsel itu dan mendapati grup itu.
"Seorang guru merazia handphone yang kebetulan dibawa oleh anak itu. Anak itu diminta guru membuka (kata kunci atau password) handphone-nya. Tadinya nggak mau, tapi dipaksa terus akhirnya (ponsel) dibuka. Setelah dibuka, ya ketahuan ada konten dewasa," ujar Rojak.
Pada akhirnya, menurut Rojak, ada 3 siswa yang dipindah sekolah, 1 siswa diberhentikan, dan 20 siswa dalam pengawasan guru BK dan KPAD Kabupaten Bekasi. Sebanyak 20 siswa tersebut akan dibimbing secara moral dan rohani.
"Yang 20 (siswa) ini dalam pengawasan guru BK. Jadi setiap pagi diminta absensi, lalu diberi pengarahan untuk salat Duha, Zuhur berjemaah, sampai Asar pun mereka berjemaah. Setelah Asar, mereka diberi pengetahuan-pengetahuan seputar agama," ujar Rojak.
Kemarin seluruh kepala sekolah dan sejumlah pelajar SMP di Garut mendeklarasikan penolakan terhadap aktivitas Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT). Aksi ini buntut dari kemunculan grup Facebook komunitas gay yang anggotanya diduga pelajar SMP dan SMA.
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi menemukan grup aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) dari pelajar salah satu SMP yang berisi konten tidak senonoh. Tidak hanya itu, grup WA itu disebut berisi ajakan tawuran juga.
"Dalam grup itu ada temuan 42 video dewasa. Lalu ada gambar yang tidak menutup aurat, lalu ada foto seorang guru yang bagian dahinya digambar (diedit) dengan alat kelamin oleh anak-anak itu," ucap komisioner KPAD Kabupaten Bekasi Muhamad Rojak saat dimintai konfirmasi, Rabu (10/10).
Menurut Rojak, penelusuran itu sudah dilakukannya sejak akhir September 2018. Dia menyebut grup itu didapatkan dari pelajar salah satu SMP di Cikarang Selatan.
"Kita juga temukan di beberapa japri (jalur pribadi), para anggota grup ada ajakan untuk mesum juga. Sebatas saling mengajak (berhubungan badan)," ucap Rojak.
Grup WA itu disebut Rojak bernama 'All Star' yang berisi 24 anggota yang terdiri atas 10 perempuan dan 14 laki-laki. Dia mengatakan mayoritas anggota grup kelas III SMP.
Menurut Rojak, terbongkarnya grup itu berawal dari seorang siswa yang tepergok bermain telepon seluler (ponsel) saat jam belajar. Seorang guru yang curiga kemudian memeriksa isi ponsel itu dan mendapati grup itu.
"Seorang guru merazia handphone yang kebetulan dibawa oleh anak itu. Anak itu diminta guru membuka (kata kunci atau password) handphone-nya. Tadinya nggak mau, tapi dipaksa terus akhirnya (ponsel) dibuka. Setelah dibuka, ya ketahuan ada konten dewasa," ujar Rojak.
Pada akhirnya, menurut Rojak, ada 3 siswa yang dipindah sekolah, 1 siswa diberhentikan, dan 20 siswa dalam pengawasan guru BK dan KPAD Kabupaten Bekasi. Sebanyak 20 siswa tersebut akan dibimbing secara moral dan rohani.
"Yang 20 (siswa) ini dalam pengawasan guru BK. Jadi setiap pagi diminta absensi, lalu diberi pengarahan untuk salat Duha, Zuhur berjemaah, sampai Asar pun mereka berjemaah. Setelah Asar, mereka diberi pengetahuan-pengetahuan seputar agama," ujar Rojak.
Kemarin seluruh kepala sekolah dan sejumlah pelajar SMP di Garut mendeklarasikan penolakan terhadap aktivitas Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT). Aksi ini buntut dari kemunculan grup Facebook komunitas gay yang anggotanya diduga pelajar SMP dan SMA.
"Hari ini kami kumpulkan para kepala sekolah khususnya SMP untuk mendeklarasikan penolakan terhadap LGBT," ujar Plt Kadisdik Garut Buldan Ali Junjunan kepada wartawan di kantornya, Jalan Pembangunan, Tarogong Kidul, Garut, Rabu (10/10).
Kemunculan grup Facebook komunitas gay yang anggotanya diduga masih berstatus pelajar dianggap meresahkan masyarakat.
Berdasarkan pantauan detik, Senin (8/10), grup tersebut beranggotakan 2.500 orang. Hingga saat ini, aktivitas di grup tersebut masih berjalan. Dalam grup itu, para anggota mengunggah gambar serta kalimat tak senonoh. *
Kemunculan grup Facebook komunitas gay yang anggotanya diduga masih berstatus pelajar dianggap meresahkan masyarakat.
Berdasarkan pantauan detik, Senin (8/10), grup tersebut beranggotakan 2.500 orang. Hingga saat ini, aktivitas di grup tersebut masih berjalan. Dalam grup itu, para anggota mengunggah gambar serta kalimat tak senonoh. *
Komentar