nusabali

10 Warga Jembrana Luka Akibat Gempa

  • www.nusabali.com-10-warga-jembrana-luka-akibat-gempa

Versi BPBD Jembrana, kerusakan akibat gempa Situbondo terjadi di 25 titik yang tersebar di 5 kecamatan

Gempa Situbondo Juga Merusak 4 Pura & 7 Sekolah di Jembrana


NEGARA, NusaBali
Sedikitnya 10 warga Jembrana terluka akibat gempa berkekuatan 6,4 SR di Situbondo, Jawa Timur, Kamis (11/10) dinihari pukul 02.45 Wita. Termasuk di antaranya aktivios LSM Ngurah Kariyadi. Selain itu, 3 unit pura dan puluhan bangunan di Jembrana juga porakporanda akibat gempa Situbondo.

Delapan (8) dari 10 korban luka di Jembrana ini mengalami musibah di tempat tinggalnya wilayah Kota Negara. Hanya 2 orang yang tinggal di luar Kota Negara, yakni Ngurah Karyadi (Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana) dan Ni Ketut Tuti Parwati, 39 (Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana). Luka terparah dialami aktivis lingkungan Ngurah Aryadi, yang sampai retak di kaki kiri, gara-gara jatuh dari ketinggian 2 meter saat lari menyelamatkan diri.

Informasi yang dihimpun NusaBali di Negara, Kamis kemarin, 10 korban ini terluka bukan karena tertimpa bangunan roboh, melainkan terantuk dan jatuh ketika berusaha lari menyelamatkan diri saat gempa mengguncang. Mereka pun langsung dilarikan keluarganya ke IRD RSU Negara. Setelah dilakukan observasi, mereka diizinkan pulang dari RS, karena lukanya tidak terlalu serius.

“Ada 9 warga (di luar Ngurah Karyadi, Red) yang dibawa ke IRD RSU Negara, karena terjatuh saat lari menyelamatkan diri ketika gempa. Sebagian besar hanya luka ringan, lecet-lecet, dan ada juga mengalami keseleo. Mereka sampai rawat inap,” ujar Direktur RSU Negara, dr Made Dwipayana.

Selain korban luka, bencana gempa dinihari kemarin juga menimbulkan kerusakan puluhan bangunan di Jembrana. Bangunan yang rusak akibat gempa itu, termasuk 3 pura dan 7 gedung sekolah. Berdasarkan catatan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, Kamis sore, kerusakan bagunan terjadi di 25 titik, yang tersebar di 5 kecamatan se-Jembrana. Rinciannya, 12 titik di wilayah Kecamatan Negara, 7 titik di Kecamatan Jembrana, 4 titik di Kecamatan Mendoyo, 1 titik di Kecamatan Pekutatan, dan 1 titik di Kecamatan Melaya.

Terdata ada 7 sekolah di Jembrana yang mengalami kerusakan, yakni SDN 1 Loloan Timur (sejumlah tembok ambruk), SMPN 3 Negara (sejumlah genteng jatuh dan bergeser), MTs Negeri 3 Negara (sejumlah tembok ambruk), SMKN 2 Negara (sejumlah genteng di ruangan praktek siswa bergeser), SDN 4 Baluk (sejumlah tembok retak), SLB Negeri Negara (sejumlah plafon dan genteng berjatuhan), dan TK Negeri Negara (plafon di salah satu ruangan kelas ambruk).

Bukan hanya itu. Bagian ujung kori Gereja Pniel di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana juga rusak. Demikian pula Kantor Samsat Jembrana di Desa Baluk. Selain itu, ada 3 pura di Jembrana yang rusak akibat gempa Situbondo. Masing-masing, Pura Puseh Desa Pakraman Dauhwaru, Pura Dalem Desa Pakraman Baluk, dan Pura Puseh Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad.

Kerusakan terparah dialami Pura Puseh Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, di mana bagian kori agung-nya patah sepanjang 2 meter. Patahan kori agung kemudian jatuh menimpa serta menghancurkan Bale Pengaksaraan, terob, atap Bale Piasan Pura Puseh.

Bendesa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, I Gusti Ngurah Kade Sunarta, mengatakan ambruknya bagian ujung atas kori agung Pura Puseh diketahui sesaat setelah gempa, dinihari kemarin. Kejadian ini pertama kali diketahui seorang krama setempat, I Gusti Ngurah Komang Binaharta, saat melintas di areal pura yang berlokasi di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad tersebut. Beruntung, tidak ada korban nyawa maupun terluka, karena saat kejadian, suasana di Pura Puseh sedang sepi.

Menurut IGN Kade Sunarta, bangunan kori agung di Pura Puseh yang sudah berusia 30 tahun tersebut memang dibangun tanpa menggunakan kerangka besi. Karenanya, bangunan berbahan batubata ini rawan ambruk manakala terjadi goncangan keras.

“Kerugian material akibat ambruknya kori agung ini belum dapat mematikan. Kori agung yang sudah rapuh ini rencananya akan kami bongkar dan dibangun ulang,” ungkap Kade Sunarta saat ditemui NusaBali di lokasi bencana Pura Puseh, Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, kemarin pagi.

Sementara, Bupati Jembrana I Putu Artha sempat terjun meninjau kerusakan di Pura Puseh ini, Kamis siang. Saat Bupati Artha datang, sejumlah krama dibantu petugas BPBD Jembrana tengah gotong-royong membersihkan puing-puing bangunan yang hancur.

Bupati Artha meminta Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad mengajukan proposal untuk bantuan perbaikan Pura Puseh ini. “Nanti akan berusaha kita bantu. Ajukan proposal, saya minta Pak Asisten juga memfasilitasi untuk pengajuan prosalnya,” ujar Bupati Artha yang kemarin didampingi Asisten III Setda Jembrana, I Gusti Putu Mertadana.

Selain ke Pura Puseh Mendoyo Dauh Tukad, Bupati Artha kemarin juga meninjau kerusakan di TK Negara yang berlokasi di Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Dari pendataan, TK di Lelateng ini mengalami kerusakan bagian plafonnya yang ambuk. Bupati perintahkan Kabid Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Disdikpora Jembrana, I Wayan Eka Sutendra, segera tangani kerusakan Tk tersebut. Apalagi, para siswa saat ini terpaksa belajar menggunakan Aula menyusul ambruknya plafon TK Negeri Lelateng. “Ini tergolong rusak ringan, tapi harus segera diperbaiki. Kami harap pihak sekolah juga rutin melakukan pengecekan terhadap aset maupun struktur bangunan,” ujar Bupati Artha.

Bupati Artha juga meminta BPBD Jembrana untuk memastikan data mengenai dampak gempa Situbondo dinihari kemarin. BPBD diminta segera membuat klasifikasi kerusakan, sehingga bisa dilakukan tindak lanjut. “Masyarakat juga kami harapkan aktif melapor, untuk segera dicek petugas BPBD,” imbau politisi PDIP yang sudah dua periode menjabat Bupati Jembrana ini.

Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan pasca gempa dinihari kemarin, jajarannya langsung bergerak untuk melakukan pendataan. Dari hasil pendataan sementara berdasar laporan pihak desa maupun masyarakat, tidak ada korban jiwa akibat bencana gempa tersebut. Namun, puluhan bangangunan dilaporkan mengalami kerusakan.

“Dari hasil pendataan, kerusakan terparah terjadi di Pura Puseh Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad. Pendataan tetap kami lakukan dan rencananya besok (hari ini) akan dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan kerugian material dari kerusakan-kerusakan akibat gempa,’ jelas Ketut Eko Susila. *ode

Komentar