nusabali

Pasien Turun, Pendapatan RSUD Ikut Merosot

  • www.nusabali.com-pasien-turun-pendapatan-rsud-ikut-merosot

Pemberlakuan BPJS Rujukan Berdampak

SINGARAJA, NusaBali

Sejak Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan memberlakukan rujukan online berjenjang, jumlah pasien yang datang ke RSUD Buleleng terus menurun. Diperkirakan, penurunan jumlah pasien itu berpengaruh pada sisi pendapatan RSUD Buleleng.

Rujukan online bagi pasien yang terikat dengan program BPJS Kesehatan, resmi berlaku di Buleleng sejak 17 September 2018 lalu. Bagi pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan tidak bisa langsung datang ke RSUD Buleleng, di Jalan Ngurah Rai Singaraja.

Setiap pasien rawat jalan mesti dirujuk dulu ke rumah sakit bertipe D. Artinya, ketika rumah sakit tipe D tidak mampu menangani pasien, barulah pasien bersangkutan dirujuk ke rumah sakit ke tipe yang lebih tinggi seperti RSUD Buleleng.

Data dihimpun, sejak pemberlakuan rujukan online tersebut, jumlah kunjungan pasien rawat jalan di poliklinik RSUD Buleleng, hingga 7 Oktober 2018, telah menurun sebesar 15,82 persen. Sebelum pemberlakuan rujukan online, terhitung per tanggal 27 Agustus-16 September 2018, jumlah kunjunan pasien rawat jalan ke Poliklinik rata-rata perhari sebanyak 498 pasien. Namun sejak pemberlakuan rujukan online, terhitung pertanggal 17 September-7 Oktober 2018, jumlah kunjungan hanya sebanyak 420 pasien.

Direktur Umum (Dirut) RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana, Jumat (12/10) mengatakan, penurunan tidak saja pada kunjungan pasien rawat jalan, penurunan juga terjadi pada pasien rawat inap. “Kalau pasien rawat jalan, jumlah kunjungan turun 15 persen. Rawat jalan juga turun, penurunannya sudah 10 persen, sejak pemberlakuan sistem rujukan online tersebut,” terangnya.

Disinggung dampak berikutnya, Dirut Wiartana tidak menampik penurunan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap tersebut berdampak pada sisi pendapatan. Hanya saja, pihaknya saat ini belum bisa menghitung berapa besar penurunan pendapatan akibat dampak dari rujukan online tersebut. “Tentu ini berpotensi penurunan pendapatan kedepannya. Tetapi belum kita hitung, karena ini (rujukan online,red) kan belum ada sebulan. Nanti setelah sebulan baru akan kelihatan pendapatan itu,” jelasnya.

Meski ada penurunan terhadap kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap, Dirut Wiartana mengungkapkan justru kunjungan pasien di Instalasi Rawat Darurat (IGD) meningkat sekitar 4 persen dari biasanya. “Kalau pasien darurat itu kan tidak perlu rujukan, sehingga bisa langsung menuju ke IGD. Belakangan ini ada kecendrungan meningkat,” ungkapnya. *k19

Komentar