SMPN 13 Denpasar Segera Berdiri
SMPN 13 Denpasar yang mengambil lokasi di Banjar Uma Dwi, Padangsambian Kelod merupakan lahan miliki Pemprov Bali. Pembangunan bakal menggunakan APBD sebesar Rp 15 miliar.
Disdikpora Target Pengerjaan Fisik 2019
DENPASAR, NusaBali
SMPN 13 Denpasar yang selama ini ditunggu-tunggu akhirnya segera direalisasikan. Saat ini, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar tengah mempersiapkan Detail Engenering Design (DED). Lokasi pembangunan tersebut akan dilakukan di lahan milik Pemprov Bali seluas 60 are yang berlokasi di lingkungan Uma Dwi, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat dengan anggaran sekitar Rp 15 miliar.
Kepala Disdikpora Denpasar I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi, Jumat (12/10) mengungkapkan, SMPN 13 Denpasar itu dibangun untuk menampung siswa yang setiap tahunnya semakin bertambah. Hal itu juga merupakan keputusan bersama bahkan sudah lama direncanakan dan sudah diwanti-wanti DPRD Kota Denpasar untuk segera direalisasikan. Dengan adanya kesepakatan bersama terkait pemanfaatan lahan itu pihaknya bisa melanjutkan ke tahap pembuatan DED. "Pembangunan SMPN 13 Denpasar ini yang sudah lama direncanakan akhirnya sudah mendapatkan kejelasan bersama, bahwa kawasan yang berada di Uma Dwi, Desa Padangsambian Kelod yang dimiliki Pemprov Bali itu akan dibangun sekolah. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) juga sudah jelas, sehingga tidak ada lagi kendala peruntukan kawasan itu. Jadi dengan persetujuan bersama itu kami bisa melanjutkan proses pembuatan DED yang akan dilakukan pada tahun perubahan 2018 ini," jelas Gunawan.
Kata dia, dengan berlanjutnya pembuatan DED pihaknya akan mulai melakukan pembangunan fisik pada 2019 mendatang dengan menggunakan APBD sebesar Rp 15 miliar. Dengan dana tersebut pihaknya akan mulai membangun fisik yang akan dimulai dari pembuatan panyengker, yang selanjutnya akan dilakukan pembangunan ruang guru, dan ruang kelas. Sesuai standar sekolah SMP pihaknya akan menyediakan 11 ruang kelas dengan posisi bertingkat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Gunawan mengaku, kendati lahan cukup luas, pembangunan bertingkat disesuaikan dengan standar SMP saat ini. Sisa ruang yang masih ada akan dimanfaatkan untuk tempat lainnya seperti tempat olahraga maupun tempat yang diperlukan sebagai penunjang pendidikan. "Dananya Rp 15 miliar itu bersumber dari APBD. Setelah pembuatan DED pada perubahan mendatang, 2019 kami pastikan fisik sudah mulai dibangun," imbuhnya.
Gunawan mengatakan tidak mengajukan ke APBN soal pembangunan fisik sekolah, karena saat ini pengajuan cukup sulit untuk dapat direalisasikan. Pihakmya mengaku tidak bisa lagi mulai mengajukan karena proses saat ini akan dilihat langsung melalui data Dapodik. "Kita sudah tidak bisa mengajukan ke pusat walaupun persyaratan luas tempat sudah masuk dalam kategori. Sekarang sistemnya pusat melihat kendala dan kekurangan kita melalui data Dapodik. Setiap data kami dibaca jika dirasa perlu dibantu mereka akan turun," ujarnya. *mi
Komentar