Kepala Basarnas Pantau Kesiapan SAR Denpasar
Pasca gempa bumi menggunacang Situbondo, Jawa Timur, Rabu (11/10), Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI M Syaugi meninjau kesiapan personel dan alat kantor SAR Kelas A Denpasar, di Jimbaran, Jumat (12/10).
MANGUPURA, NusaBali
Kedatangan Syaugi untuk memastikan kesiapan kantor SAR Denpasar dalam menangani bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Dikonfirmasi saat kunjungan kerjanya kemarin, Syaugi mengungkapkan kedatangannya selain untuk memastikan kesiapan SAR Denpasar juga untuk mengetahui kondisi Bali terutama Jembrana yang terdampak gempa yang berpusat di Situbondo beberapa hari yang lalu. Dikatakan, meski dampak gempa tak separah yang terjadi di Situbondo, Basarnas memiliki kewajiban untuk berkoordinasi dengan unsur SAR lain dan pemerintah.
"Contohnya erupsi Gunung Agung kemarin. Personel kami sudah siap di lokasi. Meskipun belum ada korban jiwa. Kami institusi pemerintah ini harus bersinergi. Untuk menjaga kesigapan kami terus melatih personel untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu ada bencana. Kami bekerja sesuai UU Nomor 29 tahun 2014. Tugas Basarnas adalah mencari, menolong, menyelamatkan, mengevakuasi korban," ungkapnya.
Dalam menangani korban bencana kata dia dalam aturannya respon time tak boleh lebih dari 30 menit. Oleh karenanya untuk meminimalisir adanya korban jiwa butuh kecepatan informasi dari masyarakat. Yang terjadi selama ini ungkap dia adalah lambatnya informasi yang diberikan masyarakat kepada Basarnas sehingga banyak bencana lambat untuk ditangani. Untuk dapat memberikan informasi cepat kepada Basarnas yang baling cepat adalah dengan menghubungi call center 115. "Saya datang ke kantor SAR Denpasar untuk meyakinkan bagaimana kesiapan para personel dan alat penunjang di sini dalam menghadapi bencana. Termasuk memantau kondisi di Jembrana yang kemarin terdampak berat gemap Situbondo. Apa yang terjadi di sana. Ada sesuatu yang lebih atau tidak," tuturnya. *po
Kedatangan Syaugi untuk memastikan kesiapan kantor SAR Denpasar dalam menangani bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Dikonfirmasi saat kunjungan kerjanya kemarin, Syaugi mengungkapkan kedatangannya selain untuk memastikan kesiapan SAR Denpasar juga untuk mengetahui kondisi Bali terutama Jembrana yang terdampak gempa yang berpusat di Situbondo beberapa hari yang lalu. Dikatakan, meski dampak gempa tak separah yang terjadi di Situbondo, Basarnas memiliki kewajiban untuk berkoordinasi dengan unsur SAR lain dan pemerintah.
"Contohnya erupsi Gunung Agung kemarin. Personel kami sudah siap di lokasi. Meskipun belum ada korban jiwa. Kami institusi pemerintah ini harus bersinergi. Untuk menjaga kesigapan kami terus melatih personel untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu ada bencana. Kami bekerja sesuai UU Nomor 29 tahun 2014. Tugas Basarnas adalah mencari, menolong, menyelamatkan, mengevakuasi korban," ungkapnya.
Dalam menangani korban bencana kata dia dalam aturannya respon time tak boleh lebih dari 30 menit. Oleh karenanya untuk meminimalisir adanya korban jiwa butuh kecepatan informasi dari masyarakat. Yang terjadi selama ini ungkap dia adalah lambatnya informasi yang diberikan masyarakat kepada Basarnas sehingga banyak bencana lambat untuk ditangani. Untuk dapat memberikan informasi cepat kepada Basarnas yang baling cepat adalah dengan menghubungi call center 115. "Saya datang ke kantor SAR Denpasar untuk meyakinkan bagaimana kesiapan para personel dan alat penunjang di sini dalam menghadapi bencana. Termasuk memantau kondisi di Jembrana yang kemarin terdampak berat gemap Situbondo. Apa yang terjadi di sana. Ada sesuatu yang lebih atau tidak," tuturnya. *po
Komentar