Konservasi Lontar Jelang Saraswati
PPB Temukan Lontar Mpu Lutuk Tahun 1790
TABANAN, NusaBal
Menjelang Hari Raya Saraswati, Penyuluh Bahasa Bali (PBB) di Kecamatan Penebel, Tabanan melakukan konservasi lontar pada Jumat (12/10). Mereka mengkonservasi lontar milik Ida Bagus Ketut Adnyana di Griya Dharma, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel. Dari 38 cakep lontar ditemukan, ada lontar dibuat tahun 1790 berjudul Tutur Mpu Lutuk.
Humas PBB di Tabanan, Ni Made Ari Trenawati menjelaskan, selain ditemukan lontar tahun pembuatan 1790, juga ada lima cakep lontar ditemukan rusak karena termakan usia. "Saat ini kami baru bisa indentifikasi 30 cakep lontar, sisanya akan dilanjutkan sesuai jadwal," ujarnya, Jumat (12/10).
Kata dia, konservasi dilakukan atas permintaan dari pemilik lontar sendiri. Sekaligus persiapan menyambut Hari Raya Sarasawati pada Sabtu (13/12) besok. "Kami selaku penyuluh Bahasa Bali sangat senang atas kegiatan ini, karena dapat menjalankan bhakti Saraswati," imbuhnya.
Ada pun lontar yang sudah berhasil di identifikasi antara lain, Tutur Batur Kawalan berisi tentang Wong Madiksa, Tutur Krama Wong Mati tentang upacara kematian, Tutur Yoga Sandhi tentang Payogan Putra Bhatara Siwa. Kemudian naskah Siwa Purana tentang Wariga, Tutur Yoga Sandhi Kepanditan tentang sasana (tatanan) menjadi Pandita. Termasuk pula ditemukan lontar tahun pembuatan 1790 tentang Tutur Mpu Lutuk dengan naskah 39 lembar. Lontar Mpu Lutuk berisi tentang pedoman sebuah upacara. "Lontar yang dikonservasi ini adalah lontar warisan leluhur dari pemilik yang dari dulu sudah ada dan tersimpan rapi dalam keropak," beber Ari.
Dirinya menambahkan, selain untuk persiapan Saraswati, tujuan dari identifikasi lontar untuk menjaga agar lontar tersebut terawat dengan baik. Apalagi di dalam lontar terdapat ajaran yang bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari. "Banyak ajaran penting didalam lontar, jika sudah terawat maka generasi muda dapat mengetahui," tandasnya. *de
Menjelang Hari Raya Saraswati, Penyuluh Bahasa Bali (PBB) di Kecamatan Penebel, Tabanan melakukan konservasi lontar pada Jumat (12/10). Mereka mengkonservasi lontar milik Ida Bagus Ketut Adnyana di Griya Dharma, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel. Dari 38 cakep lontar ditemukan, ada lontar dibuat tahun 1790 berjudul Tutur Mpu Lutuk.
Humas PBB di Tabanan, Ni Made Ari Trenawati menjelaskan, selain ditemukan lontar tahun pembuatan 1790, juga ada lima cakep lontar ditemukan rusak karena termakan usia. "Saat ini kami baru bisa indentifikasi 30 cakep lontar, sisanya akan dilanjutkan sesuai jadwal," ujarnya, Jumat (12/10).
Kata dia, konservasi dilakukan atas permintaan dari pemilik lontar sendiri. Sekaligus persiapan menyambut Hari Raya Sarasawati pada Sabtu (13/12) besok. "Kami selaku penyuluh Bahasa Bali sangat senang atas kegiatan ini, karena dapat menjalankan bhakti Saraswati," imbuhnya.
Ada pun lontar yang sudah berhasil di identifikasi antara lain, Tutur Batur Kawalan berisi tentang Wong Madiksa, Tutur Krama Wong Mati tentang upacara kematian, Tutur Yoga Sandhi tentang Payogan Putra Bhatara Siwa. Kemudian naskah Siwa Purana tentang Wariga, Tutur Yoga Sandhi Kepanditan tentang sasana (tatanan) menjadi Pandita. Termasuk pula ditemukan lontar tahun pembuatan 1790 tentang Tutur Mpu Lutuk dengan naskah 39 lembar. Lontar Mpu Lutuk berisi tentang pedoman sebuah upacara. "Lontar yang dikonservasi ini adalah lontar warisan leluhur dari pemilik yang dari dulu sudah ada dan tersimpan rapi dalam keropak," beber Ari.
Dirinya menambahkan, selain untuk persiapan Saraswati, tujuan dari identifikasi lontar untuk menjaga agar lontar tersebut terawat dengan baik. Apalagi di dalam lontar terdapat ajaran yang bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari. "Banyak ajaran penting didalam lontar, jika sudah terawat maka generasi muda dapat mengetahui," tandasnya. *de
Komentar