nusabali

Aksi Rare Penggak Jadi Perhatian Presiden Jokowi

  • www.nusabali.com-aksi-rare-penggak-jadi-perhatian-presiden-jokowi

Pawai budaya bertajuk ‘The Life and Economy of Bali’ menjadi salah satu sajian menarik di sela-sela pertemuan ekonomi IMF-World Bank Annual Meeting 2018 beberapa waktu lalu.

DENPASAR, NusaBali

Pawai yang menyajikan siklus kehidupan masyarakat Bali mulai dari kelahiran hingga kematian itu menarik perhatian para undangan, termasuk salah satunya ritual kelahiran oleh Rare Penggak asuhan Rumah Budaya Penggak Men Mersi yang membuat Presiden RI Joko Widodo tersenyum.

Sajian bertemakan ‘The Life and Economy of Bali menceritakan siklus hidup manusia Bali mulai dari kelahiran hingga kematian. Tema ini memiliki makna dimana ritus siklus hidup orang Bali dapat menyebabkan terjadinya perputaran ekonomi yang harmoni dan dinamis, sehingga upacara ini perlu dijaga dan dilestarikan.

Pawai budaya ini melibatkan berjumlah 1.500 seniman dibagi dalam  tujuh konten ritus diantaranya, prosesi pecaruan Rsi Gana, Dewa Yadnya, prosesi upacara kelahiran, menek bajang, potong gigi, perkawinan hingga prosesi kematian. Adapun sanggar dan lembaga seni yang  akan dilibatkan adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sanggar Paripurna Gianyar, Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Yayasan Pancer Langit Badung, SMK 3 Sukawati,  Sanggar Bumi Art Denpasar dan Sanggar Gases Denpasar.

Saat ritual kelahiran ala Bali tampil di hadapan undangan dan Presiden Jokowi, sekitar 150 anak-anak (rare) berpartisipasi pada bagian ritual ini. Selain ritual tiga bulanan (telu bulanan), disajikan di atas mobil hias lengkap dengan bale dangin, dan aksi pemainan  ratusan seniman rare sukses menarik perhatian para undangan tak terkecuali Presiden Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Jokowi didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster beserta  Ibu Ny Putri Suastini Koster di depan panggung kehormatan.

Rare Penggak memainkan beberapa alat tradisional kemudian dikemas dalam garapan permainan tradisi. Seperti bermain mobil-mobilan, layang layangan, main tajog, keduplak, dan permainan tradisional lainya. Presiden Jokowi pun tertangkap sedang melempar senyum saat melihat riangnya anak-anak bermain permainan tradisional. Permainan mereka sambil diiringi iringan musik dari Sekaa Gong Anak- anak sanggar Gong Suling Gita Semara (GSGS) dibawah asuhan I Wayan Pacet.

Kelian Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita mengaku senang dan bangga Rare Penggak bisa ikut berpartisipasi dalam pawai budaya tersebut. Meski dalam mempersiapkan dan mendadani mereka membutuhkan konsentrasi dan perhatian ekstra. “Meski demikian, untungnya tidak ada kendala yang berarti,” tuturnya.

Selain permainan dari Rare Penggak sore itu juga, pada bagian ritual kelahiran juga ditampilkan suguhan ngelawang oleh anak-anak Penggalian. Menariknya, dua ikon barong hasil karya anak-anak Penggak berbeda dengan barong biasanya, yakni Barong Koran dan Barong Lontar, yang dibuat oleh seniman muda Arif Lelonk  dan Komang Marjana.

Wahyudita menekankan, pentingnya menanamkan jiwa berkesenian sejak dini menjadi konsentrasi Rumah Penggak. Menurutnya, ini akan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri, kendatipun ketika dewasa nanti mereka tidak memilih sebagai seniman. “Sedari kecil kita kenalkan seni budaya, sehingga kelak mereka memiliki dasar kuat untuk melestarikan seni budaya. Walaupun nantinya bukan menjadi seniman, akan tetapi jiwanya tak lepas dari seni dan budaya Bali,” katanya.

Selaku penata musik muda, Wayan Pacet menambahkan, pihaknya mendorong anak-anak menekuni dunia seni dan budayanya sendiri. Ia pun berterimakasih karena diberikan kesempatan bersama anak anak GSGS untuk ambil bagian dalam hajatan internasional ini. “Kami tentu akan selalu mendorong anak - anak menekuni dunia seni dan budayanya, sehingga mereka kedepan mampu melanjutkan dan menjaga sekaligus melestarikan seni yang diwariskan leluhur Bali yang luar biasa,” ucapnya. *ind

Komentar