Basarnas Gelar Program Goes to School
Cegah Dini Dampak Bencana
MANGUPURA, NusaBali
Menyadari kondisi Indonesia sebagai wilayah rawan bencana, Basarnas sebagai unsur penyelamat memberikan pengetahuan tentang Search and Rescue (SAR) Goes to School. Program itu kini sudah dijalankan ke berbagai sekolah untuk memberikan pengetahuan dini tentang kebencanaan.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M Syaugi saat meninjau kesiapan personel dan alat kantor SAR Kelas A Denpasar, Jumat (12/10) mengungkapkan dalam program itu ada tim khusus yang berangkat ke tiap sekolah untuk memberikan penjelasan kepada anak-anak sekolah. Program ini dinilai lebih efektif untuk memberikan pendidikan dini kepada masyarakat bagaimana menghadapi bencana yang berkaitan dengan tugas-tugas Basarnas.
Tujuan dari program ini untuk memberikan pengetahuan dini guna mengurangi dampak bencana yang terjadi sewaktu-waktu. Hal sederhana yang dilakukan sebenarnya kata dia adalah segera melapor kepada Basarnas terdekat ketika terjadi bencana atau kejadian yang membutuhkan pertolongan.
Dia mengaku kebanyakan yang terjadi selama ini masyarakat lambat memberikan informasi. Sebenarnya Basarnas memiliki call center, yakni 115, tetapi masih banyak yang belum mengetahui. Apapun caranya lanjut dia harus segera melapor ke kantor Basarnas terdekat jika terjadi yang membutuhkan pertolongan. Personel Basarnas secara aturan bergerak paling lambat 30 menit setelah menerima laporan.
“Misalnya kapal tenggelam di laut kebanyakan baru dilaporkan ke Basarnas setelah berapa hari pasca kejadian. Kapal nelayan yang tak dilengkapi dengan alat pendeteksi, menyebabkan Basarnas kesulitan untuk mencarinya,” tuturnya.
Selain program kerja goes to school, Basarnas juga kerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah. “Misalnya pariwisata. Kami kerja sama dengan menteri pariwisata. Kami hadir di pantai, walaupun itu bukan tugas kami sesuai regulasi. Mengapa kami hadir? Prinsipnya daripada terjadi sesuatu, lebih baik langsung hadir sehingga cepat untuk memberikan pelayanan,” pungkasnya. *po
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M Syaugi saat meninjau kesiapan personel dan alat kantor SAR Kelas A Denpasar, Jumat (12/10) mengungkapkan dalam program itu ada tim khusus yang berangkat ke tiap sekolah untuk memberikan penjelasan kepada anak-anak sekolah. Program ini dinilai lebih efektif untuk memberikan pendidikan dini kepada masyarakat bagaimana menghadapi bencana yang berkaitan dengan tugas-tugas Basarnas.
Tujuan dari program ini untuk memberikan pengetahuan dini guna mengurangi dampak bencana yang terjadi sewaktu-waktu. Hal sederhana yang dilakukan sebenarnya kata dia adalah segera melapor kepada Basarnas terdekat ketika terjadi bencana atau kejadian yang membutuhkan pertolongan.
Dia mengaku kebanyakan yang terjadi selama ini masyarakat lambat memberikan informasi. Sebenarnya Basarnas memiliki call center, yakni 115, tetapi masih banyak yang belum mengetahui. Apapun caranya lanjut dia harus segera melapor ke kantor Basarnas terdekat jika terjadi yang membutuhkan pertolongan. Personel Basarnas secara aturan bergerak paling lambat 30 menit setelah menerima laporan.
“Misalnya kapal tenggelam di laut kebanyakan baru dilaporkan ke Basarnas setelah berapa hari pasca kejadian. Kapal nelayan yang tak dilengkapi dengan alat pendeteksi, menyebabkan Basarnas kesulitan untuk mencarinya,” tuturnya.
Selain program kerja goes to school, Basarnas juga kerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah. “Misalnya pariwisata. Kami kerja sama dengan menteri pariwisata. Kami hadir di pantai, walaupun itu bukan tugas kami sesuai regulasi. Mengapa kami hadir? Prinsipnya daripada terjadi sesuatu, lebih baik langsung hadir sehingga cepat untuk memberikan pelayanan,” pungkasnya. *po
Komentar