nusabali

BUMDes Munduktemu Produksi Gelang dari Kopi

  • www.nusabali.com-bumdes-munduktemu-produksi-gelang-dari-kopi

Diyakini Berkhasiat Menetralisir Bau Badan

TABANAN, NusaBali

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan meluncurkan inovasi berupa gelang yang terbuat dari biji kopi. Gelang dari rangkaian biji kopi ini diyakini berkhasiat untuk menetralisir bau badan.

Gelang kopi dibuat dari biji kopi kering, yang dirangkai dengan benang berkaret. Per gelang ada isian biji kopi 23, 28, hingga 32 butir. Tujuan inovasi ini pun sudah jelas untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Perbekel Desa Munduktemu I Nyoman Wintara, menjelaskan ide kreativitas kopi dibuat gelang adalah dari salah seorang warganya yang melihat ada tamu dari Jakarta memakai gelang bermotif biji kopi. Sehingga seluruh warga yang minat dan memiliki kreatifitas dikumpulkan. “Kebetulan kami sedang semangat mau meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Kata dia, gelang yang terbuat dari biji kopi ini memiliki khasiat menetralisir bau badan. Cara kerjanya karena kopi memiliki ciri khas bau yang harum, kemudian ketika dipakai dan terpengaruh suhu tubuh yang panas maka aroma kopi akan menguar. “Di sini lah bau badan akan dinetralisir,” kata Wintara.

Kopi yang dirangkai menjadi gelang adalah kopi yang sudah dikeringkan atau disangrai. Tidak menggunakan pengawet saat dibuat gelang karena kopi yang dipakai organik pilihan. Meski belum ada uji laboratorium, dia berani menyebut kopi organik karena kopi didapat dari kebun miliknya yang sejak enam tahun lalu tidak menggunakan pupuk kimia.

“Untuk tahan berapa lama ini kurang tahu, tapi saya sudah pakai dari 10 hari warnanya masih tetap dan tidak ada jamur. Namun yang terpenting kami buat inovasi ini untuk mengenalkan kopi kepada masyarakat,” ujarnya.

Oleh karena itu dia berharap gelang kopi ini bisa dijadikan oleh-oleh. Dengan segera Wintara akan memasarkan gelang kopi ini ke pasar oleh-oleh. “Untuk harga kami pukul ratakan yang isian 23, 28, hingga 32 biji harganya sama Rp 20 ribu,” ucapnya.

Untuk itu, Wintara bersama warga sepakat membentuk kelompok kreatif yang dinamakan MisMas Kreatif Munduktemu. MisMas diartikan mengubah mis yang dalam bahasa Bali berarti sampah menjadi emas.

Sebab selain kopi, pihaknya juga membuat lukisan berbagai macam pemandangan di tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai usai dijadikan minyak VCO. “Semoga langkah ini didukung penuh dan mendapat respons dari masyarakat,” harap Wintara. *de

Komentar