IMF–WB Usai, Bypass Kembali Padat
Setelah IMF–WB ditutup, Minggu (14/10), petugas Dishub Badung dari pos induk sudah ditarik. Saat ini yang bertugas tinggal personel UPT LLA Badung Selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Sehari setelah Annual Meeting International Monetary Fund–World Bank (IMF–WB), Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai dari Kuta – Kuta Selatan kembali dipadati oleh kendaraan, Senin (15/10). Selama sepekan sebelumnya, kendaraan bermotor yang melintas di ruas jalan tersebut diterapkan sistem plat nopol ganjil genap. Pengaturan itu dilakukan untuk menekan jumlah kendaraan yang masuk ke Nusa Dua, tempat digelarnya IMF–WB.
Pantauan pada Senin (15/10) kendaraan dari dan ke Kuta Selatan terpantau padat. Meski demikian kendaraan tetap mengalir lancar. Selain itu tampak beberapa polisi mengatur lalu lintas meski jumlah personel polisi tak sebanyak saat IMF–WB berlangsung. Beberapa titik persimpangan yang terdapat traffic light sempat terjadi penumpukan kendaraan. Seperti yang terjadi di Simpang Siligita dari arah Sawangan di Kelurahan Benoa dan Simpang Unud dari arah Nusa Dua, Jimbaran.
Untuk mendukung kelancaran lalu lintas kendaraan delegasi saat IMF–WB pihak kepolisian memberlakukan sistem ganjil genap nopol kendaraan pada lima ruas jalan. Seperti Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai dari Pesanggaran, Kecamatan Denpasar Selatan sampai Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. Kedua, Jalan Raya Uluwatu dari Simpang Kali, Jimbaran sampai dengan Objek Wisata Uluwatu. Ketiga, Jalan Raya Uluwatu Dua dari Simpang Kali sampai Simpang Kampus Unud. Keempat, Simpang Kampus Unud sampai Politeknik Negeri Bali. Kelima, Simpang PDAM Siligita sampai dengan Simpang Siligita Bypass Ngurah Rai.
“Kendaraan kini mulai ramai melintas. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam mendukung event ini sangat tinggi. Namun demikian secara pribadi saya tak setuju seandainya sistem ganjil genap ini diterapkan selamanya. Karena kebutuhan Bali berbeda dengan daerah lain yang bisa diterapkan sistem ganjil genap kendaraan,” tutur Wayan Sugita Putra, salah seorang warga Kuta Selatan.
Sementara Kabid Lalin Dinas Perhubungan Kabupaten Badung Tofan Priyanto membenarkan mulai padatnya arus lalu lintas dari dan ke Kuta Selatan. Namun menurutnya hal itu tak berpengaruh besar terhadap pengawalan para delegasi yang masih berada di Bali.
“Ya benar. Memang sebagian petugas Dishub terutama yang dari induk sudah kami tarik. Jadi yang bertugas saat ini tinggal personel Unit Pelaksana Teknis Lalu Lintas dan Angkutan (UPT LLA) Badung Selatan. Mereka yang melaksanakan tugas rutin di wilayah Badung Selatan. Penarikan petugas induk ini dilakukan menyusul intensitas delegasi IMF–WB yg sudah tak sepadat hari-hari sebelumnya,” kata Tofan.
Dikatakannya, untuk pengaturan lalu lintas selama IMF–WB, Dishub Badung menerjunkan 150 orang personel. Sebanyak 100 orang dari UPT LLA Badung Selatan dan 50 orang dari pos induk. Selain itu Dishub Badung menurunkan Unit Reaksi Cepat (URC) yang ada di Badung Selatan.
“Kami juga menurunkan tim URC. Tim URC ini keliling untuk melakukan pemantauan. Namun semuanya sudah ditarik. Hanya tim dari LLA Badung Selatan yang tetap beroperasi seperti biasanya,” kata Tofan. *po
Pantauan pada Senin (15/10) kendaraan dari dan ke Kuta Selatan terpantau padat. Meski demikian kendaraan tetap mengalir lancar. Selain itu tampak beberapa polisi mengatur lalu lintas meski jumlah personel polisi tak sebanyak saat IMF–WB berlangsung. Beberapa titik persimpangan yang terdapat traffic light sempat terjadi penumpukan kendaraan. Seperti yang terjadi di Simpang Siligita dari arah Sawangan di Kelurahan Benoa dan Simpang Unud dari arah Nusa Dua, Jimbaran.
Untuk mendukung kelancaran lalu lintas kendaraan delegasi saat IMF–WB pihak kepolisian memberlakukan sistem ganjil genap nopol kendaraan pada lima ruas jalan. Seperti Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai dari Pesanggaran, Kecamatan Denpasar Selatan sampai Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. Kedua, Jalan Raya Uluwatu dari Simpang Kali, Jimbaran sampai dengan Objek Wisata Uluwatu. Ketiga, Jalan Raya Uluwatu Dua dari Simpang Kali sampai Simpang Kampus Unud. Keempat, Simpang Kampus Unud sampai Politeknik Negeri Bali. Kelima, Simpang PDAM Siligita sampai dengan Simpang Siligita Bypass Ngurah Rai.
“Kendaraan kini mulai ramai melintas. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam mendukung event ini sangat tinggi. Namun demikian secara pribadi saya tak setuju seandainya sistem ganjil genap ini diterapkan selamanya. Karena kebutuhan Bali berbeda dengan daerah lain yang bisa diterapkan sistem ganjil genap kendaraan,” tutur Wayan Sugita Putra, salah seorang warga Kuta Selatan.
Sementara Kabid Lalin Dinas Perhubungan Kabupaten Badung Tofan Priyanto membenarkan mulai padatnya arus lalu lintas dari dan ke Kuta Selatan. Namun menurutnya hal itu tak berpengaruh besar terhadap pengawalan para delegasi yang masih berada di Bali.
“Ya benar. Memang sebagian petugas Dishub terutama yang dari induk sudah kami tarik. Jadi yang bertugas saat ini tinggal personel Unit Pelaksana Teknis Lalu Lintas dan Angkutan (UPT LLA) Badung Selatan. Mereka yang melaksanakan tugas rutin di wilayah Badung Selatan. Penarikan petugas induk ini dilakukan menyusul intensitas delegasi IMF–WB yg sudah tak sepadat hari-hari sebelumnya,” kata Tofan.
Dikatakannya, untuk pengaturan lalu lintas selama IMF–WB, Dishub Badung menerjunkan 150 orang personel. Sebanyak 100 orang dari UPT LLA Badung Selatan dan 50 orang dari pos induk. Selain itu Dishub Badung menurunkan Unit Reaksi Cepat (URC) yang ada di Badung Selatan.
“Kami juga menurunkan tim URC. Tim URC ini keliling untuk melakukan pemantauan. Namun semuanya sudah ditarik. Hanya tim dari LLA Badung Selatan yang tetap beroperasi seperti biasanya,” kata Tofan. *po
Komentar