Resmi Ditandatangani oleh APRN dan PRIA, Kini Praktisi Humas ASEAN dapat Perluas Jangkauan Kerja hingga Australia
Hal ini salah satunya dilandasi oleh kebutuhan ahli Public Relations di Australia yang semakin meningkat.
DENPASAR, NusaBali
ASEAN Public Relations Network (APRN) dan Public Relations Institute of Australia (PRIA) menjalin kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas individu para praktisi public relations (red: humas) di negara ASEAN secara global, sehingga mereka dapat memperluas jangkauan kerjanya hingga benua Australia melalui sertifikasi dengan uji kompetensi. Selain itu, pengembangan diri individu sebagai tenaga profesional dalam peningkatan pendapatan juga menjadi tujuan utama diadakannya perjanjian
ini.
Perjanjian tersebut ditandai dengan penandatanganan surat perjanjian antara APRN dan PRIA yang ditandatangani oleh Prita Kemal Gani, selaku Ketua APRN, Jennifer Muir, selaku Former President PRIA, Dato Haji Ibrahim Abdul Rahman, selaku President of Public Relations Institute of Malaysia, selaku Ramon Osorio, Former President of Public Relations Society of the Philippines, Bao Nguyen Quoc, selaku Managing Director of Public Relations Organization International Vietnam, dan Nutthaboon Pornrattanacharoen, dari Thailand Public Relations Association.
Penandatanganan tersebu disaksikan langsung oleh beberapa awak media pada Selasa (16/10) bertempat di Gedung LSPR Bali, Jalan Raya Puputan 140, Renon, Denpasar. Menurut Prita, terlebih dahulu, ASEAN dan Australia akan melakukan pemetaan kualifikasi, sehingga akan menemukan gap/atau perbedaan antara kualifikasi yang ada di ASEAN dan Australia. Setelah gap ditemukan, barulah akan dirumuskan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk menutupi perbedaan tersebut. Rencananya, penetapan kerja sama uji kompetensi ini akan mulai berjalan sejak Januari 2019.
“Kemudian sama-sama recognizing the qualification yang ada di APRN dan juga yang ada di PRIA dan bisa dilihat secara internasional. Jadi, apabila seorang PR, dia berada di Malaysia, dia juga bisa berpraktek di Indonesia, di tempat dia sendiri, atau di Vietnam, juga Australia. Nah, fill in the gapnya dengan apa? Dengan training, kursus, untuk kemudian bisa mencapai standar internasional,” papar Prita kepada awak media.
Sementara itu, Jennifer Muir juga mengatakan bahwa tingkat pengangguran di Australia semakin menurun dari angka 5,3% menurut laman Australia Berau of Statistic. Hal tersebut dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap public relations professional di Australia. Maka, berangkat dari fenomena tersebut, PRIA membuka kesempatan bagi para praktisi PR untuk berkiprah di Australia, tentunya praktisi tersebut harus memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan oleh Australia. *ph
Komentar