Terdampar di Lahan Kosong Sekitar 400 Meter dari Lokasi Hilang
Ibunda korban Cinta Zarani Agung Prameswari, yakni Surani Salu Ratulani Dewi, sempat jatuh pingsan setelah putri balitanya ditemukan dalam kondisi tewas.
Balita Korban Terseret Air Selokan Akhirnya Ditemukan dalam Keadaan Tewas
DENPASAR, NusaBali
Sehari setelah hilang terseret air selokan di belakang kos-kosan Jalan Cokroaminoto Gang Nuri Nomor 10 Denpasar Barat, balita Cinta Zarani Agung Prameswari, 2, akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas, Kamis (14/3) pagi pukul 08.00 Wita. Jasad balita malang ini ditemukan tergeletak di atas lahan kosong yang berjarak sekitar 400 meter arah selatan dari lokasi TKP terjatuh.
Jasad balita Cinta Zarani Agung Prameswari, yang merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Hariadi, 40, dan Surani Salu Ratulani Dewi, 39, ditemukan telentang di pinggir sungai sebelah timur. Jasad balita perempuan ini ditemukan oleh Hasbi, 40, warga asal Jalan Kusuma Bangsa V Denpasar Barat yang ikut melakukan pencarian dengan menyusuri selokan.
Begitu menemukan jasad balita Cinta Zarani, saksi Hasbi kemudian menghubungi petugas kepolisian. Selanjutnya, polisi bersama warga terjun ke lokasi untuk mengevakuasi balita yang hilang terseret arus air selokan sejak Rabu (13/4) siang sekitar pukul 14.00 Wita ini.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, AKP Lutfi, jasad balita Cinta Zarini terhempat ke hamparan lahan kosong di sisi timur selokan, karena air sempat meluap. Hal itu ditandai bekas luapan air sungai akibat banjr usai hujan lebat, Rabu siang.
Sebelum jasas balita korban terseret air selokan ini ditemukan, kata Kapolsek Lutfi, upaya pencarian dilakukan sejak pagi pukul 06.00 Wita. Pencarian dilakukan tim gabungan bersama-sama warga, termasuk saksi Hasbi. "Saksi (Hasbi) menyusuri selokan kala itu dan melihat batas bekas air naik akibat banjir. Begitu diperhatikan, ditemukanlah jasad korban telentang di atas rumput,” jelas kapolsek Lutfie, Kamis kemarin.
Jasad balita Cinta Zarani kemarin pagi lagung dibawa ke tempat kos orangtuanya di Jalan Kusuma Bangsa III Denpasar (masuk wilayah Banjar Marga Jati, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara). Habis itu, jenazah korban dibawa ke Muso di Kampung Jawa untuk disemayamkan, sebelum dibawa ke kampung halamannya di Bojonegoro, Jawa Timur.
"Kita sudah koordinasi dengan pihak keluarganya untuk dilakukan visum jenazah ke rumah sakit. Namun, kedua orangtua korban menolak dilakukan visum, karena sudah mengikhlaskannya sebagai musibah,” katanya.
Kapolsek Lutfi menyatakan, berdasarjan hasil pemeriksaan tim identifikasi di TKP temuan jenazah, tidak ditemukan adanya luka maupun tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Maka, korban disimpulkan meninggal karena jatuh ke selokan, lalu terseret air yang mengalir deras.
Pihak keluarga pilih membawa jenazah balita Cinta Zarani ke kampung halanannya di Bojonegoro, Jawa Timur untuk dimakamkan. Jenazah balita malang ini pun telah diberangkatkan ke Bojonegoro, Kamis siang sekitar pukul 12.00 Wita, menggunakan Ambulans milik TNI AD. Kedua orangtuanya, Hariadi dan Surani Salu, juga ikut pulang kampung mengantar jenazah putri ciliknya.
Sebelum jenazah putri ciliknya dipulangkan ke Bojonegoro, pasutri Hariadi dan Surani Salu, tampat amat terpukul. Ayah korban, Hariadi, yang bekerja wirausaha, terlihat lebih tegar. Sedangkan istrinya, Surani Salu, amat terpukul bahkan sempat beberapa kali jatuh pingsan, Kamis kemarin. Ibu dua anak berusia 39 tahun ini pun harus dibopong keluarganya.
Balita Cinta Zarani sendiri sebelumnya hilang usai dimandikan ibundanya, Surani Salu, Rabu siang pukul 14.00 Wita. Sebelum menghilang, balita malang ini diketahui berada di halaman rumah kos bersama kakaknya, Muhamad Iqbal Sarah Aditya, 8. Korban usai mandi ditinggal ibundanya ke kamar karena ditelepon sang suami.
Nah, saat luput dari pantuan ibunya itulah, balita perempuan usia 2 tahun ini nyemplung ke selokan sedalam sekitar 1,5 meter dan lebar 2 meter, dengan aliran air cukup deras. Balita Cinta Zarani diperkirakan berjalan sendirian ke arah gerbang di sisi barat kos-kosan yang terhubung langsung ke selokan. Biasanya, gerbang kos-kosan tersebut tidak pernah dibuka.
Peristiwa jatuhnya balita Cinta Zarani ke selokan dan kemudian terseret air siang itu sempat dilihat seorang warga Ahmad Praja Fahruroji Alta Araf, 29, yang kebetulan melintas di dekat lokasi. Saksi Ahmad Praja pun sempat berusaha membantu dengan meraih tangan korban. Namun, lantaran arus air selokan cukup deras, balita perempuan ini tak bisa diselamatkan. Dalam sekejap, tubuhnya terseret ke arah selatan, lalu menghilang. 7 da
1
Komentar