KESEHATAN : Makanan dan Minuman Manis Nyaman di Lidah
Makanan dan minuman manis memang enak di lidah. Sayangnya, kebanyakan mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa berdampak buruk pada angka timbangan berat badan.
Bukan cuma tinggi kalorinya, ternyata makanan dan minuman manis akan membuat perut jadi lapar terus dan akhirnya makan lagi. Ahli gizi yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS mengatakan, “ternyata ketika makan makanan dan minuman mengandung gula, tubuh akan menekan hormon leptin. Ketika hormon leptin itu ditekan, maka sebenarnya dia menghentikan rasa kenyang di dalam tubuh. Sehingga seolah-olah rasanya lapar terus,” ujarnya.
Leptin adalah hormon dalam darah yang akan berjalan menuju otak. Tugasnya yaitu memberi tahu otak kalau tubuh sudah mendapatkan nutrisi dan sumber energi yang cukup. Leptin berfungsi mengirimkan sinyal pada otak kalau perut kenyang. Itulah mengapa setelah makan makanan manis, nanti perut akan merasa lapar lagi. Inilah yang membuat orang jadi ngemil makin banyak. “Ini karena perut seolah-olah tidak ada remnya padahal sebenarnya kenyang,” ujarnya. Bila ini terus-terusan terjadi, yaitu ngemil dan makan tanpa henti, risiko obesitas atau kegemukan pun bisa menghantui siapa saja.
Obesitas sendiri adalah pencetus dari berbagai penyakit kronis. Mulai dari diabetes, penyakit jantung, hingga stroke. Bukan berarti tak boleh. Makanan dan minuman manis sebaiknya dibatasi. Apalagi kalau sedang menjaga atau ingin menurunkan berat badan. Namun, bukan berarti tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Menghindari gula sepenuhnya justru bisa membuat ngidam makanan manis sehingga lebih sulit mengendalikan nafsu makan.
Leptin adalah hormon dalam darah yang akan berjalan menuju otak. Tugasnya yaitu memberi tahu otak kalau tubuh sudah mendapatkan nutrisi dan sumber energi yang cukup. Leptin berfungsi mengirimkan sinyal pada otak kalau perut kenyang. Itulah mengapa setelah makan makanan manis, nanti perut akan merasa lapar lagi. Inilah yang membuat orang jadi ngemil makin banyak. “Ini karena perut seolah-olah tidak ada remnya padahal sebenarnya kenyang,” ujarnya. Bila ini terus-terusan terjadi, yaitu ngemil dan makan tanpa henti, risiko obesitas atau kegemukan pun bisa menghantui siapa saja.
Obesitas sendiri adalah pencetus dari berbagai penyakit kronis. Mulai dari diabetes, penyakit jantung, hingga stroke. Bukan berarti tak boleh. Makanan dan minuman manis sebaiknya dibatasi. Apalagi kalau sedang menjaga atau ingin menurunkan berat badan. Namun, bukan berarti tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Menghindari gula sepenuhnya justru bisa membuat ngidam makanan manis sehingga lebih sulit mengendalikan nafsu makan.
Sebenarnya kuncinya ada pada pedoman gizi seimbang. Makanan dan minuman manis masih boleh dikonsumsi, tapi sewajarnya saja. Batas konsumsi ini bukan cuma berlaku bagi gula pasir. Semua produk pangan yang ditambahkan gula juga perlu dihitung. Misalnya madu, sirup, camilan manis dalam kemasan, kue, hingga masakan sehari-hari. Jadi selama masih bisa mengendalikan asupan gula, makanan dan minuman manis tidak perlu jadi musuh bebuyutan. *
1
Komentar