Candi Bentar Stadion Pecangakan Retak dan Agak Miring
Kedua bangunan candi bentar di depan Stadion Pecangakan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, belakangan diketahui nyaris ambruk.
NEGARA, NusaBali
Kedua sisi candi bentar yang mengalami retakan, bahkan sudah tampak agak miring itu membuat khawatir sejumlah warga yang kerap berakvitias di stadion sentra kegiatan olahraga tersebut. Berdasar pemantauan pada Rabu (17/10), retakan kedua bangunan candi bentar tersebut, terlihat pada pinggiran bagian tengah candi yang tepat menghadap ke tengah jalan keluar-masuk stadion. Bagian tengah candi bentar yang telah menganga karena terjadi retakan pada bagian pinggirannya, termasuk pada bagian bawah, itu juga sudah tampak agak miring.
“Kalau tetap dibiarkan begini, bisa-bisa cepat ambruk. Apalagi posisi miringnya menghadap ke tengah, kalau ambruk bisa-bisa menimpa orang yang keluar-masuk stadion,” ujar Alit, 34, warga Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, yang ditemui di stadion tersebut, Rabu kemarin.
Selain menjadi tempat olahraga bagi khalayak, lapangan di Stadion Pecangakan itu juga sering dijadikan tempat menggelar turnamen sepakbola. Sejumlah sekolah juga biasa memusatkan kegiatan olahraga di satu-satunya stadion di Kabupaten Jembrana ini. Di samping itu, stadion yang masih berada di kawasan civic center, ini juga menjadi pusat tempat upacara peringatan hari besar nasional. “Sepertinya karena gempa beberapa hari lalu. Sebelumnya, memang sudah ada retak-retak, tetapi tidak sampai tampak menganga,” kata penjaga di Stadion Pengacakan, I Komang Supada, Rabu kemarin.
Menurut Supada, terjadi pergeseran bangunan candi bentar yang diduga akibat gempa Situbondo pada Kamis (11/10) dinihari lalu itu, juga diduga sempat membuat pojokan bawah pintu gerbang tertekuk, hingga diketahui penyok. Karena itu, dia mengaku tidak berani menutup pintu gerbang, karena takut kembali menimbulkan gesekan pada bangunan candi bentarnya yang sudah nyaris ambruk tersebut. “Sementara tidak berani menggeser-geser gerbang. Sementara, saya biarkan tetap terbuka,” ujar Supada, warga Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.
Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga (Mudora) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Komang Tri Laksmana, saat dikonfirmasi Rabu kemarin, mengaku belum menerima laporan mengenai kondisi candi bentar di depan stadion yang nyaris ambruk tersebut. Namun diakuinya, bangunan stadion yang merupakan aset di bawah Dinas Dikpora Jembrana tersebut, merupakan bangunan lawas yang dibangun sewaktu era mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana, sekitar tahun 1980-an.
“Kami belum terima laporan. Kalau sebelumnya, memang sudah ada retak-retak, tetapi retak-retak biasa tidak sampai miring. Segera akan kami cek, dan kalau memang kondisi membahayakan, segera akan kami laporkan, agar bisa segera ditindaklanjut,” ujarnya. *ode
Kedua sisi candi bentar yang mengalami retakan, bahkan sudah tampak agak miring itu membuat khawatir sejumlah warga yang kerap berakvitias di stadion sentra kegiatan olahraga tersebut. Berdasar pemantauan pada Rabu (17/10), retakan kedua bangunan candi bentar tersebut, terlihat pada pinggiran bagian tengah candi yang tepat menghadap ke tengah jalan keluar-masuk stadion. Bagian tengah candi bentar yang telah menganga karena terjadi retakan pada bagian pinggirannya, termasuk pada bagian bawah, itu juga sudah tampak agak miring.
“Kalau tetap dibiarkan begini, bisa-bisa cepat ambruk. Apalagi posisi miringnya menghadap ke tengah, kalau ambruk bisa-bisa menimpa orang yang keluar-masuk stadion,” ujar Alit, 34, warga Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, yang ditemui di stadion tersebut, Rabu kemarin.
Selain menjadi tempat olahraga bagi khalayak, lapangan di Stadion Pecangakan itu juga sering dijadikan tempat menggelar turnamen sepakbola. Sejumlah sekolah juga biasa memusatkan kegiatan olahraga di satu-satunya stadion di Kabupaten Jembrana ini. Di samping itu, stadion yang masih berada di kawasan civic center, ini juga menjadi pusat tempat upacara peringatan hari besar nasional. “Sepertinya karena gempa beberapa hari lalu. Sebelumnya, memang sudah ada retak-retak, tetapi tidak sampai tampak menganga,” kata penjaga di Stadion Pengacakan, I Komang Supada, Rabu kemarin.
Menurut Supada, terjadi pergeseran bangunan candi bentar yang diduga akibat gempa Situbondo pada Kamis (11/10) dinihari lalu itu, juga diduga sempat membuat pojokan bawah pintu gerbang tertekuk, hingga diketahui penyok. Karena itu, dia mengaku tidak berani menutup pintu gerbang, karena takut kembali menimbulkan gesekan pada bangunan candi bentarnya yang sudah nyaris ambruk tersebut. “Sementara tidak berani menggeser-geser gerbang. Sementara, saya biarkan tetap terbuka,” ujar Supada, warga Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.
Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga (Mudora) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Komang Tri Laksmana, saat dikonfirmasi Rabu kemarin, mengaku belum menerima laporan mengenai kondisi candi bentar di depan stadion yang nyaris ambruk tersebut. Namun diakuinya, bangunan stadion yang merupakan aset di bawah Dinas Dikpora Jembrana tersebut, merupakan bangunan lawas yang dibangun sewaktu era mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana, sekitar tahun 1980-an.
“Kami belum terima laporan. Kalau sebelumnya, memang sudah ada retak-retak, tetapi retak-retak biasa tidak sampai miring. Segera akan kami cek, dan kalau memang kondisi membahayakan, segera akan kami laporkan, agar bisa segera ditindaklanjut,” ujarnya. *ode
Komentar