Persiapan Danu Kretih di Pura Ulun Danu Batur
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, mempersiapkan upacara Danu Kretih.
BANGLI, NusaBali
Puncak upacara Danu Kretih pada Budha Umanis Kulantir, Rabu (7/11) mendatang. Sejatinya, Danu Kretih digelar 5 tahun sekali bertujuan untuk memohon kesejahteraan seluruh umat. Hanya saja Danu Kretih sempat tidak terlaksana selama 9 tahun.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Alitan, menjelaskan terakhir upacara Danu Kretih dilaksanakan pada tahun 2009. Tertundanya upacara Danu Kretih karena adanya pergantian pamangku, pergantian prajuru, dan upacara ngaben. Tujuan upacara ini untuk memohon kesuburan untuk jagat Bali. “Upacara yang sudah turun-temurun ini juga untuk keamanan Bali. Seluruh umat di Bali diberikan kesejahteraan,” ungkapnya, Rabu (17/10).
Dalam pelaksanaan upacara Danu Kretih, krama se-Bali ikut terlibat. “Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot se-Bali dan seluruh umat nantinya ikut serta. Persiapan upacara sudah mulai dilakukan dan krama desa sudah ngayah dan menghaturkan janur dan sebagainya,” jelasnya. Upacara Danu Kretih termasuk dalam upacara besar, berlangsung selama 15 hari mulai negtegang hingga nyineb membutuhkan 60 soroh bebangkit. Juga menggunakan wewalungan 7 kerbau, kijang, penyu, babi, kambing, angsa, ayam, dan bebek.
Jero Gede Batur Alitan mempersilakan umat mapunia untuk kelengkapan upacara. “Yening wenten arsa mapunia durusang rauh ring Pura Ulun Danu Batur (Jika ada keinginan menghaturkan dana punia, silakan datang ke Pura Ulun Danu Batur),” sambungnya. Saat ini masih memerlukan kain putih, kuning, poleng, dan hitam. Persiapan saat ini, krama lanang (laki-laki) membuat sanggar tawang, sanggar agung, bale pewedan, asagan, dan lainya. Sedangkan krama istri (perempuan) membuat sanganan dan mejejaitan. Anggaran kurang lebih Rp 2,5 miliar.
Jero Gede Batur Alitan menambahkan, jika upacara ini tidak dilaksanakan dikhawatirkan terjadi pengecilan sumber air dan hama merajalela. “Hama tikus, wereng, dan lainnya akan menyerang pertanian atau perkebunan. Kemudian bila air danau surut sudah tentu memberatkan pertanian,” terangnya. Rangkaian upacara Danu Kretih yakni melasti di Segara Watu Klotok, pada Sabtu (3/11) sekaligus tawur rsi gana, dan ngaturang pakelem. Selama ida bhatara-bhatari ngadeg, masing-masing kabupaten/kota ngaturang bhakti penganyar. *es
Puncak upacara Danu Kretih pada Budha Umanis Kulantir, Rabu (7/11) mendatang. Sejatinya, Danu Kretih digelar 5 tahun sekali bertujuan untuk memohon kesejahteraan seluruh umat. Hanya saja Danu Kretih sempat tidak terlaksana selama 9 tahun.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Alitan, menjelaskan terakhir upacara Danu Kretih dilaksanakan pada tahun 2009. Tertundanya upacara Danu Kretih karena adanya pergantian pamangku, pergantian prajuru, dan upacara ngaben. Tujuan upacara ini untuk memohon kesuburan untuk jagat Bali. “Upacara yang sudah turun-temurun ini juga untuk keamanan Bali. Seluruh umat di Bali diberikan kesejahteraan,” ungkapnya, Rabu (17/10).
Dalam pelaksanaan upacara Danu Kretih, krama se-Bali ikut terlibat. “Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot se-Bali dan seluruh umat nantinya ikut serta. Persiapan upacara sudah mulai dilakukan dan krama desa sudah ngayah dan menghaturkan janur dan sebagainya,” jelasnya. Upacara Danu Kretih termasuk dalam upacara besar, berlangsung selama 15 hari mulai negtegang hingga nyineb membutuhkan 60 soroh bebangkit. Juga menggunakan wewalungan 7 kerbau, kijang, penyu, babi, kambing, angsa, ayam, dan bebek.
Jero Gede Batur Alitan mempersilakan umat mapunia untuk kelengkapan upacara. “Yening wenten arsa mapunia durusang rauh ring Pura Ulun Danu Batur (Jika ada keinginan menghaturkan dana punia, silakan datang ke Pura Ulun Danu Batur),” sambungnya. Saat ini masih memerlukan kain putih, kuning, poleng, dan hitam. Persiapan saat ini, krama lanang (laki-laki) membuat sanggar tawang, sanggar agung, bale pewedan, asagan, dan lainya. Sedangkan krama istri (perempuan) membuat sanganan dan mejejaitan. Anggaran kurang lebih Rp 2,5 miliar.
Jero Gede Batur Alitan menambahkan, jika upacara ini tidak dilaksanakan dikhawatirkan terjadi pengecilan sumber air dan hama merajalela. “Hama tikus, wereng, dan lainnya akan menyerang pertanian atau perkebunan. Kemudian bila air danau surut sudah tentu memberatkan pertanian,” terangnya. Rangkaian upacara Danu Kretih yakni melasti di Segara Watu Klotok, pada Sabtu (3/11) sekaligus tawur rsi gana, dan ngaturang pakelem. Selama ida bhatara-bhatari ngadeg, masing-masing kabupaten/kota ngaturang bhakti penganyar. *es
Komentar