nusabali

BPJS Kesehatan Cabang Denpasar Gencarkan Layanan Digital

  • www.nusabali.com-bpjs-kesehatan-cabang-denpasar-gencarkan-layanan-digital

Sistem rujukan online kini menjadi layanan digital dari Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

DENPASAR, NusaBali

Ujicoba upaya digitalisasi pelayanan yang diluncurkan bulan Agustus ini diharapkan bisa mengakomodasi keluhan-keluhan peserta JKN tentang rujukan dan antrean panjang rujukan di rumah sakit.

Kepala Cabang BPJS Denpasar, Parasamya Dewi Cipta mengatakan, dengan pelayanan digitalisasi peserta JKN-KIS dapat lebih mudah mengakses rumah sakit terdekat. Peserta dapat mengetahui informasi fasilitas tingkat tingkat pertama (FKTP) dan bisa mengetahui situasi terkini saat memilih tujuan rumah sakit yang akan didatangi.

“Sosialisasi terus kami lakukan, serta masukan-masukan masyarakat kami tampung dan sempurnakan sistem tersebut. Intinya, latar belakang adanya digitalisasi ini untuk mengakomodir keluhan-keluhan yang ada sebelum digitalisasi, seperti masalah penumpukan yang dari dulu tidak selesai-selesai,” ungkapnya saat Media Gathering di Sanur, Rabu (17/10).

Dengan aplikasi mobile JKN yang dapat diunduh di aplikasi store, kata Parasamya, dari FKTP sudah ada informasi mengenai penuhnya pendaftar di sana. Dengan demikian, peserta dapat menentukan akan memilih faskes yang lebih sepi peserta atau tetap ikut di FKTP tersebut. “Sebelum ada digitalisasi, terjadi tidak meratanya distribusi peserta. Jadi ada rumah sakit yang sepi sekali, karena peserta juga mungkin tidak hafal faskes mana saja yang melayani JKN. Artinya, ini kan terjadi penumpukan, berjubel tidak jelas,” ungkapnya.

Namun tidak bisa dipungkiri bisa masyarakat menginginkan rumah sakit terbaik untuk menjadi pilihan. Akan tetapi menurut Parasamya, agaknya mindset masyarakat perlu diluruskan mengenai rumah sakit ‘terbaik’ jika hanya dilihat dari bangunan yang cukup besar dan peralatan cukup lengkap. “Kami percaya dengan kompetensi faskes tingkat pertama maupun tingkat rujukan. Karena faskes sendiri itu sudah ada standarnya. Jadi, ketika sakit kita masih bisa ditangani di puskesmas atau klinik, tapi malah langsung milih ke rumah sakit. Nah akibatnya terjadi penumpukan itu. Jadi image atau kepercayaan masyarakat itu memang harus diluruskan,” tegasnya.

Prasamya menambahkan, aplikasi rujukan online juga memberikan kemudahan dan kepastian kepada para peserta JKN-KIS, sehingga peserta tidak khawatir lagi ketika lupa membawa surat rujukan. “Peserta yang telah mendaftar dengan rujukan online ini tidak perlu lagi menginput ulang pada saat pendaftaran. Peserta juga tidak perlu khawatir jika tidak membawa surat rujukan karena sudah terekam otomatis di rumah sakit dengan menunjukkan JKN-KIS digital,” katanya.

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia. Provinsi Bali sampai saat ini belum mencapai UHC. Hanya Kabupaten Badung dan Klungkung yang sudah mencapai UHC. Sedangkan di Indonesia, hanya baru empat provinsi yakni DKI Jakarta, DI Aceh, Gorontalo dan Papua Barat. “Pencapaian UHC ini sangat ditentukan oleh komitmen pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Bali yang lebih ‘terang’ dari Papua Barat seharusnya bisa UHC,” tandasnya.*ind

Komentar