Pakaian Bali Tertutup Toga
Suasana beda dijumpai saat pelaksanaan sidang di Pengadilan Negeri Amlapura, Kamis (18/10).
AMLAPURA, NusaBali
Hakim menggunakan pakaian adat Bali, namun tidak menggunakan bahasa Indonesia. Sebab materi dakwaan dan tuntutan susah diterjemahkan menggunakan bahasa Bali. Saat sidang, pakaian Bali hakim tidak kelihatan karena tertutup toga.
Ketua Majelis Hakim yang juga Wakil Ketua PN Amlapura, Putu Ayu Sudariasih mengaku kesulitan mengubah komunikasi dalam sidang menggunakan bahasa Bali. Tahapannya mulai dari membuka sidang, menghadirkan terdakwa, saksi-saksi, mengambil sumpah saksi-saksi, hingga mengorek keterangan dari saksi dan terdakwa. Begitu juga menyangkut pasal-pasal yang tertuang di KUHP akan sulit diterjemahkan. “Misalnya mengadili, memutuskan, hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kan sulit dijadikan bahasa Bali,” jelas Putu Ayu Sudariasih.
Humas PN Amlapura, Ni Made Kushandari, juga mengakui kesulitan. “Tetap komunikasi dalam sidang menggunakan bahasa Indonesia saat sidang hari Kamis,” kata Ni Made Kushandari. Dikatakan, tetap menggunakan pakaian Bali sesuai amanat Pergub Bali No 80 tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. “Hanya saja busana adat Bali yang kami kenakan saat sidang tidak kelihatan karena tertutup toga. Jika toga dibuka, kelihatan kami mengenakan kain dan kebaya,” tambahnya.
Terpisah, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Sekda I Gede Adnya Muliadi dan Kadis Kebudayaan yang memimpin rapat persiapan pentas genjek kolosal di aula Kantor Bupati Karangasem menggunakan bahasa campuran. Dari awal Bupati Mas Sumatri menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa pengantar. Kemudian diikuti Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pariwisata I Wayan Astika, Kadis Perhubungan Ida Bagus Putu Suastika, Kabag Perwat Kabag I Ketut Kanginan Subandi, Kabag Humas dan Protokol Setdakab Karangasem I Gede Waskita Suta Dewa.
Sedangkan Kasatpol PP I Ketut Wage Saputra dalam pengantarnya gunakan bahasa Indonesia. “Ini baru memulai, bahasa yang muncul dalam rapat masih campuran. Minggu depan, kami berharap agar semuanya kompak menggunakan bahasa Bali,” jelas Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa. *k16
Hakim menggunakan pakaian adat Bali, namun tidak menggunakan bahasa Indonesia. Sebab materi dakwaan dan tuntutan susah diterjemahkan menggunakan bahasa Bali. Saat sidang, pakaian Bali hakim tidak kelihatan karena tertutup toga.
Ketua Majelis Hakim yang juga Wakil Ketua PN Amlapura, Putu Ayu Sudariasih mengaku kesulitan mengubah komunikasi dalam sidang menggunakan bahasa Bali. Tahapannya mulai dari membuka sidang, menghadirkan terdakwa, saksi-saksi, mengambil sumpah saksi-saksi, hingga mengorek keterangan dari saksi dan terdakwa. Begitu juga menyangkut pasal-pasal yang tertuang di KUHP akan sulit diterjemahkan. “Misalnya mengadili, memutuskan, hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kan sulit dijadikan bahasa Bali,” jelas Putu Ayu Sudariasih.
Humas PN Amlapura, Ni Made Kushandari, juga mengakui kesulitan. “Tetap komunikasi dalam sidang menggunakan bahasa Indonesia saat sidang hari Kamis,” kata Ni Made Kushandari. Dikatakan, tetap menggunakan pakaian Bali sesuai amanat Pergub Bali No 80 tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. “Hanya saja busana adat Bali yang kami kenakan saat sidang tidak kelihatan karena tertutup toga. Jika toga dibuka, kelihatan kami mengenakan kain dan kebaya,” tambahnya.
Terpisah, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Sekda I Gede Adnya Muliadi dan Kadis Kebudayaan yang memimpin rapat persiapan pentas genjek kolosal di aula Kantor Bupati Karangasem menggunakan bahasa campuran. Dari awal Bupati Mas Sumatri menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa pengantar. Kemudian diikuti Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pariwisata I Wayan Astika, Kadis Perhubungan Ida Bagus Putu Suastika, Kabag Perwat Kabag I Ketut Kanginan Subandi, Kabag Humas dan Protokol Setdakab Karangasem I Gede Waskita Suta Dewa.
Sedangkan Kasatpol PP I Ketut Wage Saputra dalam pengantarnya gunakan bahasa Indonesia. “Ini baru memulai, bahasa yang muncul dalam rapat masih campuran. Minggu depan, kami berharap agar semuanya kompak menggunakan bahasa Bali,” jelas Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa. *k16
Komentar