Sempat Tegang, Kini Optimis Tangani Even Akbar
Chef Ketut Sumerta di Ajang IMF-WB 2018
MANGUPURA, NusaBali
Mengaku sempat tegang, kini kalangan praktisi pariwisata Bali, khususnya di kawasan ITDC Nusa Dua semakin pede meng-handle perhelatan internasional setara IMF-WB Annual Meeting 2018. ”Hari pertama memang agak tegang,” ungkap I Ketut Sumerta, salah seorang kepala chef menceritakan pengalaman terlibat dalam IMF-WB pada 8-14 Oktober lalu.
Maklum saja, namanya event internasional ini dengan pertaruhan nama baik daerah dan negara di dunia internasional. Hal itu ditunjukkan, kata Sumerta, dengan persiapan segala sesuatunya selama enam bulan. Dan dua pekan sebelum hari H, semua barang sudah siap. “Namun setelah berjalan sehari, hari kedua sudah biasa. Tentu saja dalam keadaan siap,” ujar praktisi pariwisata asal Desa Unggasan, Kuta Selatan ini.
Diakui, Sumerta melayani delegasi, khususnya persiapan menu kadang harus improvisasi. “Kadang pada last minute permintaan (menu) delegasi berubah. Itu mesti siap di-handle dengan baik,” ungkapnya.
Biasanya kejadian pada last minute tersebut pada siang hari. Karena pada malam hari, tamu delegasi free. “Syukur semua bisa dilayani dengan baik,” ujar chef di Hotel Melia Bali, Nusa Dua, yang menjadi salah satu hotel tempat delegasi IMF-WB Annual Meeting.
Karena pengalaman itulah, Sumerta optimis para pekerja maupun praktisi lainnya di Nusa Dua maupun Bali pada umum, mampu menghandle perhelatan serupa sekelas IMF-WB atau lebih.”Kami merasa bahagia, karena banyak dapat ucapan selamat,” ujarnya.
Sebelumnya menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Kabupaten Badung Putu Satyawira, tidak kurang dari 5.000 orang tenaga profesional di divisi kitchen atau cook untuk meng-handle perhelatan IMF-WB. Para profesionalisme inilah, yang mempersiapkan sajian menu kepada para delegasi dari 189 negara anggota anggota Bank Dunia (World Bank). *k17
Mengaku sempat tegang, kini kalangan praktisi pariwisata Bali, khususnya di kawasan ITDC Nusa Dua semakin pede meng-handle perhelatan internasional setara IMF-WB Annual Meeting 2018. ”Hari pertama memang agak tegang,” ungkap I Ketut Sumerta, salah seorang kepala chef menceritakan pengalaman terlibat dalam IMF-WB pada 8-14 Oktober lalu.
Maklum saja, namanya event internasional ini dengan pertaruhan nama baik daerah dan negara di dunia internasional. Hal itu ditunjukkan, kata Sumerta, dengan persiapan segala sesuatunya selama enam bulan. Dan dua pekan sebelum hari H, semua barang sudah siap. “Namun setelah berjalan sehari, hari kedua sudah biasa. Tentu saja dalam keadaan siap,” ujar praktisi pariwisata asal Desa Unggasan, Kuta Selatan ini.
Diakui, Sumerta melayani delegasi, khususnya persiapan menu kadang harus improvisasi. “Kadang pada last minute permintaan (menu) delegasi berubah. Itu mesti siap di-handle dengan baik,” ungkapnya.
Biasanya kejadian pada last minute tersebut pada siang hari. Karena pada malam hari, tamu delegasi free. “Syukur semua bisa dilayani dengan baik,” ujar chef di Hotel Melia Bali, Nusa Dua, yang menjadi salah satu hotel tempat delegasi IMF-WB Annual Meeting.
Karena pengalaman itulah, Sumerta optimis para pekerja maupun praktisi lainnya di Nusa Dua maupun Bali pada umum, mampu menghandle perhelatan serupa sekelas IMF-WB atau lebih.”Kami merasa bahagia, karena banyak dapat ucapan selamat,” ujarnya.
Sebelumnya menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Kabupaten Badung Putu Satyawira, tidak kurang dari 5.000 orang tenaga profesional di divisi kitchen atau cook untuk meng-handle perhelatan IMF-WB. Para profesionalisme inilah, yang mempersiapkan sajian menu kepada para delegasi dari 189 negara anggota anggota Bank Dunia (World Bank). *k17
1
Komentar