Siswi SMAN 2 Amlapura Juara Parade Nasional
Pasangan siswi SMAN 2 Amlapura, Luh Ketut Kumari Chandra Warsiki dan Made Amelia Rosalinda, juara Parade Cinta Tanah Air Tingkat Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 17-21 September 2018 di Bandung.
AMLAPURA, NusaBali
Utusan dari Bali ini membawakan karya inovasi yang dipresentasikan. Mereka sukses menjadi yang terbaik menyingkirkan pesaingnya dari 33 provinsi. Lomba itu dikemas dalam bentuk pameran, terbagi beberapa kelompok peserta. Selanjutnya dewan juri memberikan penilaian di lokasi pameran setelah peserta mempresentasikan hasil karyanya. Mereka membawakan produk kurma buah salak dan kulit buah salak disulap jadi teh. Kurma buah salak dikemas menyerupai kurma, sedangkan kulit buah salak dijadikan bubuk untuk teh. “Kami memilih buah salak yang tidak laku dijual. Agar buah yang tidak laku memiliki nilai ekonomi tinggi setelah diolah,” jelas Made Amel, Kamis (18/10).
Chandra Warsiki yang bertugas membantu membawakan materi mengaku bangga atas prestasi dicapainya. “Ini prestasi membanggakan agar diteruskan adik-adik kelas untuk lebih berinovasi,” pinta Chandra Warsiki. Ia berharap agar temuannya ditindaklanjuti pihak-pihak yang berminat memproduksi kurma salak. Kedua siswi itu selama persiapan lomba mulai dari lomba tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional didampingi guru pembina I Gede Bandem.
Dalam lomba tingkat nasional, hanya sebatas mempresentasikan hasil karya inovasi. Berbeda dengan saat lomba di tingkat Provinsi Bali, materi lomba terbagi tiga bagian, esai (membuat karya tulis), presentasi karya tulis, dan ketrampilan dengan menayangkan hasil karya melalui video dengan mengangkat budaya lokal. Usai lomba tingkat nasional berlanjut menghibur dewa juri dan peserta lomba lainnya se-Indonesia. Made Amelia tampil menyanyi dan Candra Warsiki menari Bali. *k16
Utusan dari Bali ini membawakan karya inovasi yang dipresentasikan. Mereka sukses menjadi yang terbaik menyingkirkan pesaingnya dari 33 provinsi. Lomba itu dikemas dalam bentuk pameran, terbagi beberapa kelompok peserta. Selanjutnya dewan juri memberikan penilaian di lokasi pameran setelah peserta mempresentasikan hasil karyanya. Mereka membawakan produk kurma buah salak dan kulit buah salak disulap jadi teh. Kurma buah salak dikemas menyerupai kurma, sedangkan kulit buah salak dijadikan bubuk untuk teh. “Kami memilih buah salak yang tidak laku dijual. Agar buah yang tidak laku memiliki nilai ekonomi tinggi setelah diolah,” jelas Made Amel, Kamis (18/10).
Chandra Warsiki yang bertugas membantu membawakan materi mengaku bangga atas prestasi dicapainya. “Ini prestasi membanggakan agar diteruskan adik-adik kelas untuk lebih berinovasi,” pinta Chandra Warsiki. Ia berharap agar temuannya ditindaklanjuti pihak-pihak yang berminat memproduksi kurma salak. Kedua siswi itu selama persiapan lomba mulai dari lomba tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional didampingi guru pembina I Gede Bandem.
Dalam lomba tingkat nasional, hanya sebatas mempresentasikan hasil karya inovasi. Berbeda dengan saat lomba di tingkat Provinsi Bali, materi lomba terbagi tiga bagian, esai (membuat karya tulis), presentasi karya tulis, dan ketrampilan dengan menayangkan hasil karya melalui video dengan mengangkat budaya lokal. Usai lomba tingkat nasional berlanjut menghibur dewa juri dan peserta lomba lainnya se-Indonesia. Made Amelia tampil menyanyi dan Candra Warsiki menari Bali. *k16
1
Komentar