Jokowi: Dana Dana Harus Tepat Sasaran
Gubernur Koster berterima kasih Bali dipercaya jadi tuan rumah TKN TTG dan PINDesKel yang diikuti 7.000 peserta
Buka TTG di GWK, Presiden Ingatkan Sinergitas Bangun Infrastruktur
MANGUPURA, NusaBli
Presiden Jokowi buka secara resmi Temu Karya Nasional Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XX 2018 dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Kelurahan (PINDesKel), di Lotus Pon Garuda Wisnu Kencana (GWK) Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/10) pagi. Dalam arahannya, Presiden Jokowi mengingatkan penggunaan dana desa harus tepat sasaran.
Presiden Jokowi kemarin hadir ke GWK untuk membuka event akbar nasional yang melibatkan 7.000 peserta itu, dengan mengenakan baju dan udeng endek warna merah marun. Jokowi didampingi Ibu Negara Nyonya Iriana Jokowi, Gubernur Bali Wayan Koster, Mensesneg Pratikno, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.
Setibanya di Lotus Pon GWK, Jumat pagi pukul 08.45 Wita, Jokowi bersama rombongan disambut hangat undangan yang telah datang lebih awal. Sebelum membuka resmi Temu Karya Ilmiah TTG XX dan PinDesKel yang akan digelar selama tiga hari, 19-21 Oktober 2018, Jokowi lebih dulu bersalaman dan foto selfie dengan hadirin.
Setelah itu, barulah Jokowi naik podium untuk membuka resmi perhelatan yang dihadiri pula sejumlah Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia, Ketua dan Wakil Ketua DPRD se-Indonesia, para Rektor se-Indonesia, hingga jajaran pejabat Eselon I dan Eselon II Kementerian Desa (Kemendes), serta Kepala Desa/Lurah se-Indonesia tersebut. Dalam arahannya, Jokowi mengingatkan para kepala daerah kepala desa dan lurah untuk bersama-sama bersinergi dalam pengembangan pem-bangunan infranstruktur di Indonesia. “Tak boleh ada ego sektoral dan ego kedaerahan dalam pembangunan infranstruktur,” tandas Jokowi.
Jokowi menyebutkan, besarnya anggaran untuk infranstruktur diharapkan dapat dimanfaatkan dengan tepat guna, sehingga membangkitkan perekoniman masyarakat. Jokowi pun mengajak untuk bersama-sama membangun Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar. Tak boleh mengedepankan ego, karena aset bangsa ini adalah persatuan dan kerukunan.
Pada bagian lain, Jokowi mengatakan dalam 4 tahun terakhir pihaknya telah membangun sejumlah proyek besar, mulai berupa jalan tol, bandara baru, terminal baru, hingga pelabuhan baru. Jokowi menekankan agar pembangunan didukung oleh oleh provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa. Pembangunan harus seiring dari pusat hingga desa. "Jangan semuanya dari pusat. Kita bagi-bagi pekerjaan. Anggaran infranstruktur kita sangat besar. Tahun ini besaranya sekitar Rp 400 triliun. Saya berharap anggaran ini harus tepat sasaran dan bermanfaat," tegasnya.
Besarnya anggaran infranstruktur ini, kata Jokowi, harus terkoneksi dengan dana desa. Tujuannya, agar pembangunan yang dilakukan dari yang besar oleh pemerintah pusat hingga yang kecil di daerah, semuanya tersambung. "Percuma jalan tol rampung, tapi jalan desa tak bisa dilewati. Jadi, semuanya harus tersambung dari yang kecil sampai yang besar,” katanya.
“Dana desa terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2015, anggaran dana desa sebesar Rp 20 triliun. Tahun 2016, dana desa naik menjadi Rp 47 triliun. Sedangkan pada 2017 dan 2018, dananya meningkat jadi Rp 60 triliun. Tahun depan, dana desa kurang lebih Rp 70 triliun. Dana desa semakin besar, saya berharap penggunaanya harus tepat sasaran," lanjut Jokowi.
Jokowi pun minta jajaran pemerintahan di bawahnya, Gubernur dan Bupati/Walikota, untuk memperhatikan penggunaan dana desa agar tepat sasaran. Misalnya, untuk membuat jalan atau irigasi desa, harus diusahakan materialnya dari desa bersangkutan. Jangan beli material di kota, apalagi harus ke Jakarta.
"Usahakan uang itu berputar di desa atau kecamatan atau maksimal di kabupaten. Jangan keluar dari situ. Semakin besar perputaran uang di sebuah wilayah, akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ada yang bilang, pak beli semen di desa harganya mahal. Ya, tidak apa-apa. Lebih mahal Rp 2.000 tidak apa-apa, uangnya kan beredar di desa bersangkutan," tegas Jokowi.
Jokowi juga berharap pihak desa mulai menggunakan teknologi tepat guna dan aplikasi sistem yang semakin terjangkau, sehingga desanya bisa dipasarkan. “Saya lihat banyak desa berhasil mengangkat desanya menjadi tempat wisata baru dengan income yang tidak sedikit,” terang mantan Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 ini.
Ditambahkan Jokowi, agar pembangunan lebih besar lagi, tahun depan akan ada anggaran kelurahan. Namun dia enggan menyebutkan berapa besaran anggaran kelurahan. Selain itu, juga akan ada dana operasional desa, yang besarnya sekitar 5 persen dari dana desa. "Setelah kita menggarap infranstruktur baik yang besar maupun yang kecil, tahun depan kita bergeser ke pemberdayaan ekonomi daerah dan desa,” katanya.
“Pemberdayaan itu dengan inovasi dan teknologi tepat guna. Hidupkan titik-titik kecil pertumbuhan ekonomi yang ada di desa atau kecamatan. Gunakan teknologi. Banyak saya melihat desa berhasil mengembang ekonomi dengan dana desa. Harus fokus, jangan semuanya dikerjakan, nanti uangnya tak cukup, jadinya terbengkelai. Kita ingat revolusi industri 4.0. kita harus bisa berlari lebih cepat," lanjut Presiden kelahiran Solo, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster dalam sambutan ‘selamat datang’-nya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan terhadap Bali menjadi tuan rumah acara berskala nasional ini. “Kehadiran peserta dari seluruh Indonesia akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Bali,” ujar Gubernur Koster, yang kemarin hadir di GWK dengan didampingi sang istri, Ni Putu Putri Suastini. *po
MANGUPURA, NusaBli
Presiden Jokowi buka secara resmi Temu Karya Nasional Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XX 2018 dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Kelurahan (PINDesKel), di Lotus Pon Garuda Wisnu Kencana (GWK) Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/10) pagi. Dalam arahannya, Presiden Jokowi mengingatkan penggunaan dana desa harus tepat sasaran.
Presiden Jokowi kemarin hadir ke GWK untuk membuka event akbar nasional yang melibatkan 7.000 peserta itu, dengan mengenakan baju dan udeng endek warna merah marun. Jokowi didampingi Ibu Negara Nyonya Iriana Jokowi, Gubernur Bali Wayan Koster, Mensesneg Pratikno, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.
Setibanya di Lotus Pon GWK, Jumat pagi pukul 08.45 Wita, Jokowi bersama rombongan disambut hangat undangan yang telah datang lebih awal. Sebelum membuka resmi Temu Karya Ilmiah TTG XX dan PinDesKel yang akan digelar selama tiga hari, 19-21 Oktober 2018, Jokowi lebih dulu bersalaman dan foto selfie dengan hadirin.
Setelah itu, barulah Jokowi naik podium untuk membuka resmi perhelatan yang dihadiri pula sejumlah Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia, Ketua dan Wakil Ketua DPRD se-Indonesia, para Rektor se-Indonesia, hingga jajaran pejabat Eselon I dan Eselon II Kementerian Desa (Kemendes), serta Kepala Desa/Lurah se-Indonesia tersebut. Dalam arahannya, Jokowi mengingatkan para kepala daerah kepala desa dan lurah untuk bersama-sama bersinergi dalam pengembangan pem-bangunan infranstruktur di Indonesia. “Tak boleh ada ego sektoral dan ego kedaerahan dalam pembangunan infranstruktur,” tandas Jokowi.
Jokowi menyebutkan, besarnya anggaran untuk infranstruktur diharapkan dapat dimanfaatkan dengan tepat guna, sehingga membangkitkan perekoniman masyarakat. Jokowi pun mengajak untuk bersama-sama membangun Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar. Tak boleh mengedepankan ego, karena aset bangsa ini adalah persatuan dan kerukunan.
Pada bagian lain, Jokowi mengatakan dalam 4 tahun terakhir pihaknya telah membangun sejumlah proyek besar, mulai berupa jalan tol, bandara baru, terminal baru, hingga pelabuhan baru. Jokowi menekankan agar pembangunan didukung oleh oleh provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa. Pembangunan harus seiring dari pusat hingga desa. "Jangan semuanya dari pusat. Kita bagi-bagi pekerjaan. Anggaran infranstruktur kita sangat besar. Tahun ini besaranya sekitar Rp 400 triliun. Saya berharap anggaran ini harus tepat sasaran dan bermanfaat," tegasnya.
Besarnya anggaran infranstruktur ini, kata Jokowi, harus terkoneksi dengan dana desa. Tujuannya, agar pembangunan yang dilakukan dari yang besar oleh pemerintah pusat hingga yang kecil di daerah, semuanya tersambung. "Percuma jalan tol rampung, tapi jalan desa tak bisa dilewati. Jadi, semuanya harus tersambung dari yang kecil sampai yang besar,” katanya.
“Dana desa terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2015, anggaran dana desa sebesar Rp 20 triliun. Tahun 2016, dana desa naik menjadi Rp 47 triliun. Sedangkan pada 2017 dan 2018, dananya meningkat jadi Rp 60 triliun. Tahun depan, dana desa kurang lebih Rp 70 triliun. Dana desa semakin besar, saya berharap penggunaanya harus tepat sasaran," lanjut Jokowi.
Jokowi pun minta jajaran pemerintahan di bawahnya, Gubernur dan Bupati/Walikota, untuk memperhatikan penggunaan dana desa agar tepat sasaran. Misalnya, untuk membuat jalan atau irigasi desa, harus diusahakan materialnya dari desa bersangkutan. Jangan beli material di kota, apalagi harus ke Jakarta.
"Usahakan uang itu berputar di desa atau kecamatan atau maksimal di kabupaten. Jangan keluar dari situ. Semakin besar perputaran uang di sebuah wilayah, akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ada yang bilang, pak beli semen di desa harganya mahal. Ya, tidak apa-apa. Lebih mahal Rp 2.000 tidak apa-apa, uangnya kan beredar di desa bersangkutan," tegas Jokowi.
Jokowi juga berharap pihak desa mulai menggunakan teknologi tepat guna dan aplikasi sistem yang semakin terjangkau, sehingga desanya bisa dipasarkan. “Saya lihat banyak desa berhasil mengangkat desanya menjadi tempat wisata baru dengan income yang tidak sedikit,” terang mantan Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 ini.
Ditambahkan Jokowi, agar pembangunan lebih besar lagi, tahun depan akan ada anggaran kelurahan. Namun dia enggan menyebutkan berapa besaran anggaran kelurahan. Selain itu, juga akan ada dana operasional desa, yang besarnya sekitar 5 persen dari dana desa. "Setelah kita menggarap infranstruktur baik yang besar maupun yang kecil, tahun depan kita bergeser ke pemberdayaan ekonomi daerah dan desa,” katanya.
“Pemberdayaan itu dengan inovasi dan teknologi tepat guna. Hidupkan titik-titik kecil pertumbuhan ekonomi yang ada di desa atau kecamatan. Gunakan teknologi. Banyak saya melihat desa berhasil mengembang ekonomi dengan dana desa. Harus fokus, jangan semuanya dikerjakan, nanti uangnya tak cukup, jadinya terbengkelai. Kita ingat revolusi industri 4.0. kita harus bisa berlari lebih cepat," lanjut Presiden kelahiran Solo, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster dalam sambutan ‘selamat datang’-nya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan terhadap Bali menjadi tuan rumah acara berskala nasional ini. “Kehadiran peserta dari seluruh Indonesia akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Bali,” ujar Gubernur Koster, yang kemarin hadir di GWK dengan didampingi sang istri, Ni Putu Putri Suastini. *po
1
Komentar