Umaurip Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan
Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan resmikan program Umaurip di Subak Celemanik, desa setempat, Jumat (19/10).
TABANAN, NusaBali
Peresmian ditandai dengan pelepasan burung Tyto Alba (burung hantu) dan membuka selebung tulisan Umaurip dan tulisan Timpag. Program Umaurip adalah program baru yang diresmikan serangkian dengan Festival Kerambitan ke-4. Dalam program itu terdapat pelestarian burung Tyto Alba, pengembangan sentra babi Bali dan wisata edukasi berupa jogging track. Juga ada, wisata rafting yang dibuat di sekitaran irigasi di Desa Timpag.
Penggagas Umaurip, I Gusti Wayan Sukawahana menjelaskan, fokus dari program Umaurip tersebut adalah pelestarian burung Tyto Alba sebagai predator alami pemangsa tikus. "Sekarang sudah ada 10 ekor Tyto Alba, empat pasang ada di karantina," ujarnya.
Menurutnya Tyto Alba di Desa Timpag sudah ada sejak dulu keberadaannya. Namun untuk mengembalikan populasi agar semakin banyak Desa Timpag mulai melestarikan. "Pengaruhnya sangat besar, sekarang hampir tidak ada tikus mengganggu padi petani, sekitar 60 sampai 70 persen sudah tidak ada tikus," terang Sukawahana.
Tak hanya Tyto Alba, program Umaurip juga meresmikan jalur rafting tubbing Titi Empag. Jalur Rafting yang ada di Desa Timpag memiliki panjang sekitar 1,5 kilometer dan lebar 1,5 meter. Jalur tersebut menggunakan parit subak yang sudah dibeton dengan kekuatan air yang deras. "Start mulai dari belakang Telaga Tunjung, kemudian menuju subak meliling di wilayah Desa Timpag, dan berakhir di Bendungan Gadungan zaman Belanda," jelasnya.
Sukawahana menjelaskan, ke depan penataan Tyto Alba maupun penataan tempat rafting akan dikelola dibawah BUMdes. Sehingga saat ini masih merekrut orang-orang yang siap mengelola. "Termasuk nanti kami akan pajang potensi desa dibawa ke KUD Timpag untuk bisa dipasarkan," tandasnya.
Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya sangat mengapresiasi pembangunan di Desa Timpag. Terlebih dari pelestarian Tyto Alba sebagai predator alami. "Tabanan adalah sentra pertanian, pelestarian Clepuk ini sangat bagus untuk menjaga sistem pertanian secara alami," tegasnya.
Ia pun berharap desa yang lain meniru langkah yang sudah dibuat oleh Desa Timpag yang buat program Umaurip, dan Banjar Pagi, Desa Senganan yang sudah buat konsep Uma Wali dalam melestarikan Tyto Alba. "Pemerintah akan senantiasa mendukung terlebih tujuan kedepanya agar masyarakat Tabanan sejahtera," ujarnya. *de
Peresmian ditandai dengan pelepasan burung Tyto Alba (burung hantu) dan membuka selebung tulisan Umaurip dan tulisan Timpag. Program Umaurip adalah program baru yang diresmikan serangkian dengan Festival Kerambitan ke-4. Dalam program itu terdapat pelestarian burung Tyto Alba, pengembangan sentra babi Bali dan wisata edukasi berupa jogging track. Juga ada, wisata rafting yang dibuat di sekitaran irigasi di Desa Timpag.
Penggagas Umaurip, I Gusti Wayan Sukawahana menjelaskan, fokus dari program Umaurip tersebut adalah pelestarian burung Tyto Alba sebagai predator alami pemangsa tikus. "Sekarang sudah ada 10 ekor Tyto Alba, empat pasang ada di karantina," ujarnya.
Menurutnya Tyto Alba di Desa Timpag sudah ada sejak dulu keberadaannya. Namun untuk mengembalikan populasi agar semakin banyak Desa Timpag mulai melestarikan. "Pengaruhnya sangat besar, sekarang hampir tidak ada tikus mengganggu padi petani, sekitar 60 sampai 70 persen sudah tidak ada tikus," terang Sukawahana.
Tak hanya Tyto Alba, program Umaurip juga meresmikan jalur rafting tubbing Titi Empag. Jalur Rafting yang ada di Desa Timpag memiliki panjang sekitar 1,5 kilometer dan lebar 1,5 meter. Jalur tersebut menggunakan parit subak yang sudah dibeton dengan kekuatan air yang deras. "Start mulai dari belakang Telaga Tunjung, kemudian menuju subak meliling di wilayah Desa Timpag, dan berakhir di Bendungan Gadungan zaman Belanda," jelasnya.
Sukawahana menjelaskan, ke depan penataan Tyto Alba maupun penataan tempat rafting akan dikelola dibawah BUMdes. Sehingga saat ini masih merekrut orang-orang yang siap mengelola. "Termasuk nanti kami akan pajang potensi desa dibawa ke KUD Timpag untuk bisa dipasarkan," tandasnya.
Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya sangat mengapresiasi pembangunan di Desa Timpag. Terlebih dari pelestarian Tyto Alba sebagai predator alami. "Tabanan adalah sentra pertanian, pelestarian Clepuk ini sangat bagus untuk menjaga sistem pertanian secara alami," tegasnya.
Ia pun berharap desa yang lain meniru langkah yang sudah dibuat oleh Desa Timpag yang buat program Umaurip, dan Banjar Pagi, Desa Senganan yang sudah buat konsep Uma Wali dalam melestarikan Tyto Alba. "Pemerintah akan senantiasa mendukung terlebih tujuan kedepanya agar masyarakat Tabanan sejahtera," ujarnya. *de
Komentar