Start up Harus Siap Hadapi Industri 4.0
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong berbagai start up atau perusahaan rintisan sektor ekonomi kreatif untuk siap menghadapi Revolusi Industri 4.0.
JAKARTA, NusaBali
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Bekraf pun meluncurkan program BE-X. "BE-X yakni program akselerasi 'start up' yang fokus terhadap pembentukan 'team founder' yang siap berteknopreneur," kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik, Jumat (19/10).
Menurut dia, peluncuran program ini adalah karena Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif pada 2016 tumbuh 4,95 persen atau senilai Rp922,5 miliar, sehingga berkontribusi sebesar 7,44 persen terhadap total perekonomian nasional.
Namun, ia menyadari bahwa terdapat sejumlah kendala untuk pengembangan ekonomi kreatif Nusantara, seperti kendala pada riset dan edukasi. "Untuk mempersiapkan start-up Indonesia siap bersaing secara global, tidak hanya infrastruktur dan pengetahuan mengenai start up, akan tetapi membutuhkan adanya faktor X yaitu extra, excellent, dan collaboration, paparnya.
Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf Abdur Rahim Boy Berawi menyatakan, program ini merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia. Melalui program ini, lanjutnya, diharapkan akan bermunculan perusahaan rintisan baru yang mendorong pertumbuhan ekosistem sehingga ke depannya juga bakal kondusif guna memunculkan unicorn baru.
Terkait dengan program BE-X, calon peserta bisa mengakses dan mengajukan proposal BE-X sejak hari ini melalui tautan Be-x.bekraf.go.id. Bekraf dinilai perlu mempersiapkan strategi menghadapi Revolusi Industri 4.0 terutama karena konsep tersebut juga menekankan pemanfaatan teknologi digital yang terkait erat dengan sektor ekonomi kreatif.
"Konsekuensi dari Revolusi Industri 4.0 ini adalah diperlukan sistem yang dapat membangun produksi yang inovatif dan berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu kuncinya," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Faqih.
Menurut dia, untuk itu Bekraf juga harus mengutamkan pengembangan ruang kreativitas di dunia maya terutama bagi akses terhadap masyarakat berusia muda. Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu juga menginginkan program Bekraf menciptakan pertumbuhan ekosistem perekonomian yang berkeadilan di Nusantara. Selain itu, ujar dia, anggaran yang dialokasikan Bekraf juga perlu ditekankan untuk memberikan nilai tambah terhadap bidang ekonomi kreatif daerah. *ant
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Bekraf pun meluncurkan program BE-X. "BE-X yakni program akselerasi 'start up' yang fokus terhadap pembentukan 'team founder' yang siap berteknopreneur," kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik, Jumat (19/10).
Menurut dia, peluncuran program ini adalah karena Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif pada 2016 tumbuh 4,95 persen atau senilai Rp922,5 miliar, sehingga berkontribusi sebesar 7,44 persen terhadap total perekonomian nasional.
Namun, ia menyadari bahwa terdapat sejumlah kendala untuk pengembangan ekonomi kreatif Nusantara, seperti kendala pada riset dan edukasi. "Untuk mempersiapkan start-up Indonesia siap bersaing secara global, tidak hanya infrastruktur dan pengetahuan mengenai start up, akan tetapi membutuhkan adanya faktor X yaitu extra, excellent, dan collaboration, paparnya.
Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf Abdur Rahim Boy Berawi menyatakan, program ini merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia. Melalui program ini, lanjutnya, diharapkan akan bermunculan perusahaan rintisan baru yang mendorong pertumbuhan ekosistem sehingga ke depannya juga bakal kondusif guna memunculkan unicorn baru.
Terkait dengan program BE-X, calon peserta bisa mengakses dan mengajukan proposal BE-X sejak hari ini melalui tautan Be-x.bekraf.go.id. Bekraf dinilai perlu mempersiapkan strategi menghadapi Revolusi Industri 4.0 terutama karena konsep tersebut juga menekankan pemanfaatan teknologi digital yang terkait erat dengan sektor ekonomi kreatif.
"Konsekuensi dari Revolusi Industri 4.0 ini adalah diperlukan sistem yang dapat membangun produksi yang inovatif dan berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu kuncinya," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Faqih.
Menurut dia, untuk itu Bekraf juga harus mengutamkan pengembangan ruang kreativitas di dunia maya terutama bagi akses terhadap masyarakat berusia muda. Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu juga menginginkan program Bekraf menciptakan pertumbuhan ekosistem perekonomian yang berkeadilan di Nusantara. Selain itu, ujar dia, anggaran yang dialokasikan Bekraf juga perlu ditekankan untuk memberikan nilai tambah terhadap bidang ekonomi kreatif daerah. *ant
1
Komentar