FENG-SHUI : Seni Arsitektur
Simetris dan Keseimbangan
Sering kita melihat denah bangunan di mana sang arsitek sengaja menempatkan ambang pintu atau jendela saling menghadap satu sama lain. Kadang-kadang ada sederet jendela di sepanjang dinding, dan dinding seberangnya juga identik. Atau, jalan masuk dan bagian luar di mana pilar, semak, dan jalan setapak membentuk garis lurus panjang menuju pintu utama. Ketika melihat desain yang demikian, kesan simetris akan terasa.
Mungkin niat sang arsitek adalah menciptakan kesederhanaan. Namun, menurut sudut pandang ilmu Feng Shui, cara seperti ini belum tentu dapat menciptakan sebuah keharmonisan. Feng Shui sangat menghormati keberadaan alam semesta. Oleh karena itu, Feng Shui sangat menganjurkan adanya jalan setapak berkelok melalui taman dengan pengelompokan lempengan batu-batuan atau tanaman dengan jumlah yang ganjil. Tentu saja hal ini sangat berbeda dengan keberadaan jendela atau pintu yang berpasangan secara sempurna. Keberadaan dua jendela yang simetris saling berhadapan mungkin terasa seperti sebuah keseimbangan dalam kaidah ilmu arsitektur. Namun, menurut ilmu Feng Shui, penataan semacam ini akan membuat energi (Chi) dapat bergerak terlalu cepat melalui ruangan, atau dengan kata lain, ruangan tersebut terlalu cepat ‘membocorkan’ atau ‘membuang’ keberadaan energi-nya. Sehingga dapat mengganggu vitalitas sebuah ruangan.
Langit-langit yang Tinggi
Sebuah ruangan mungkin terasa dramatis dan lebih besar apabila langit-langitnya tinggi. Kebanyakan orang beranggapan langit-langit rumah yang tinggi akan menyejukkan suasana ruangan sehingga dapat menyebabkan orang betah tinggal berlama-lama.
Namun, Feng Shui tidak berfaham hanya berdasarkan perasaan betah atau tidak betah. Teori ilmu Feng Shui mengatakan bahwa bagaimana Anda menempatkan langit-langit rumah (tinggi atau rendah) lebih berdasarkan pada fungsi ruangan yang bersangkutan. Misalkan saja ruang untuk bekerja atau ruang untuk belajar. Rasanya, akan sulit berkonsentrasi apabila langit-langit ruangan tersebut terlalu tinggi. Demikian juga halnya dengan kamar tidur. Sebab, langit-langit yang terlalu tinggi akan menyebabkan energi (Chi) Positif yang seharusnya berfungsi untuk kebaikan saat tertahan di ruangan yang kecil, maka dengan adanya langit-langit yang tinggi akan menjadi tercerai-berai dalam ruangan tersebut.
Balok Ekspose
Penampilan balok ekspose adalah salah satu mode yang disukai. Tidak hanya bagi sang pemilik rumah, tapi juga bagi sang arsitek desainer. Alasannya, tampilan balok ekspose pada sebuah rumah dapat memberikan ‘kepribadian’ pada suatu ruangan dari sudut pandang sang arsitek desainer.
Namun, ilmu Feng Shui tidak sepenuhnya sependapat dengan hal tersebut. Balok yang tepat membentang di atas kepala atau tubuh sang penghuni rumah, akan dapat menekan energi (Chi), sehingga dapat berdampak pada kesehatan tubuh sang penghuni rumah. Balok ekspose di kamar tidur misalnya, diyakini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan hubungan dengan pasangan. Pendapat ini hampir serupa dengan pandangan masyarakat tradisional Jawa yang tidak mau menempatkan tempat tidur tepat di bawah bentangan balok di langit-langit rumah.
Rumah dengan Pemandangan Depan dan Belakang
Tidak sedikit pengembang sebuah perumahan yang memasang harga tinggi pada sebuah rumah yang memiliki pandangan luas dari depan hingga belakang. Apalagi apabila pemandangan tersebut cukup indah dan spektakuler yang dapat dinikmati dari jalan masuk hingga ruang belakang rumah, yakni memperlihatkan taman, atau pemandangan lembah, atau laut lepas. Namun, rumah seperti ini tidak akan laku bagi penganut ajaran Feng Shui yang sangat fanatik. Dasar pemikirannya adalah: Rumah yang terlalu terbuka akan menyebabkan energi (Chi) yang masuk akan berjalan tembus langsung ke belakang tanpa sempat mengitari sudut demi sudut bangunan rumah. Lebih dahsyat lagi, ada pendapat para ahli Feng Shui yang menyebutkan bahwa dampak praktis dari rumah yang kehilangan energi (Chi) seperti itu, akan menyebabkan penghuninya sulit untuk menabung. *
1
Komentar