Rendah, Perhatian Generasi Muda Terhadap Pelestarian Cagar Budaya
Perhatian generasi muda terhadap pelestarian cagar budaya, khususnya di Bali, masih rendah.
BANGLI, NusaBali
Hal ini dapat diamati dari minimnya jumlah kunjungan remaja ke situs-situs cagar budaya yang tersebar di Bali, atau di museum.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali I Wayan Muliarsa di sela-sela Pembukaan Kemah Cagar Budaya (KCB) di Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (23/10). Kemah ini diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan HUT Purbakala ke-105, 14 Juni 2018.
Kata dia, setiap situs cagar budaya atau temuan warisan budaya sarat dengan ilmu pengetahuan. ‘’Kami harapkan melalui kemah ini, para generasi muda terutama peserta Kemah Cagar Budaya ikut serta melakukan upaya pelestarian cagar budaya di lingkungan sekitarnya,’’ jelasnya. Pejabat asal Desa Keramas, Gianyar ini menegaskan, generasi muda agar berpartisipasi aktif dalam pelestarian cagar budaya. Dengan itu, cagar budaya tetap lestari dan bisa diwariskan kepada anak cucu nanti.
KCB digelar Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Bali, dan Kader Pelestari Budaya Provinsi Bali.
KCB dibuka dibuka Bupati Bangli I Made Gianyar. Bupati Gianyar menyampaikan rasa bangga karena Kabupaten Bangli, tepatnya Desa Manikliyu dipilih sebagai lokasi diselenggarakannya KCB. Menurutnya, masyarakat Bali tentunya sudah mengenal Bangli, tapi belum tentu tahu Desa Manikliyu. ‘’Padahal di desa ini memiliki banyak situs-situs cagar budaya,’’ jelasnya.
Pembukaan KCB dihadiri jejaran pejabat Provinsi Bali yakni Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Balai Arkeologi, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Bali, Kepala Balai Bahasa, dan lainnya, serta pejabat teras Pemkab Bangli. Hadir pula, Camat Kintamani, Perbekel dan jajaran desa adapt Manikliyu, serta Arkeologi FIB Unud.
Ketua Panitia KCB sekaligus Kepala Program Kerja Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Bali, Andi Syarifudin mengungkapkan, Desa Manikliyu dipilih sebagai tempat dilaksanakannya KCB karena di desa ini cukup banyak ada situs-situs cagar budaya.
Situs di desa ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk peserta KCB. KCB selama lima hari, 23 - 27 Oktober 2018, diikuti 108 siswa SMA se-provinsi Bali dan 36 mahasiswa Arkeologi FIB Unud. KCB untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat dan meningkatkan pengetahuan tentang pelestarian cagar budaya. Kegiatan KCB akan diisi sosialisasi tentang pelestarian cagar budaya, studi lapangan ke situs-situs cagar budaya, lomba-lomba seperti lomba kajian inovatif, lomba busana adat ke pura, dan lomba karya tulis ilmiah. *lsa
Hal ini dapat diamati dari minimnya jumlah kunjungan remaja ke situs-situs cagar budaya yang tersebar di Bali, atau di museum.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali I Wayan Muliarsa di sela-sela Pembukaan Kemah Cagar Budaya (KCB) di Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (23/10). Kemah ini diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan HUT Purbakala ke-105, 14 Juni 2018.
Kata dia, setiap situs cagar budaya atau temuan warisan budaya sarat dengan ilmu pengetahuan. ‘’Kami harapkan melalui kemah ini, para generasi muda terutama peserta Kemah Cagar Budaya ikut serta melakukan upaya pelestarian cagar budaya di lingkungan sekitarnya,’’ jelasnya. Pejabat asal Desa Keramas, Gianyar ini menegaskan, generasi muda agar berpartisipasi aktif dalam pelestarian cagar budaya. Dengan itu, cagar budaya tetap lestari dan bisa diwariskan kepada anak cucu nanti.
KCB digelar Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Bali, dan Kader Pelestari Budaya Provinsi Bali.
KCB dibuka dibuka Bupati Bangli I Made Gianyar. Bupati Gianyar menyampaikan rasa bangga karena Kabupaten Bangli, tepatnya Desa Manikliyu dipilih sebagai lokasi diselenggarakannya KCB. Menurutnya, masyarakat Bali tentunya sudah mengenal Bangli, tapi belum tentu tahu Desa Manikliyu. ‘’Padahal di desa ini memiliki banyak situs-situs cagar budaya,’’ jelasnya.
Pembukaan KCB dihadiri jejaran pejabat Provinsi Bali yakni Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Balai Arkeologi, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Bali, Kepala Balai Bahasa, dan lainnya, serta pejabat teras Pemkab Bangli. Hadir pula, Camat Kintamani, Perbekel dan jajaran desa adapt Manikliyu, serta Arkeologi FIB Unud.
Ketua Panitia KCB sekaligus Kepala Program Kerja Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Bali, Andi Syarifudin mengungkapkan, Desa Manikliyu dipilih sebagai tempat dilaksanakannya KCB karena di desa ini cukup banyak ada situs-situs cagar budaya.
Situs di desa ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk peserta KCB. KCB selama lima hari, 23 - 27 Oktober 2018, diikuti 108 siswa SMA se-provinsi Bali dan 36 mahasiswa Arkeologi FIB Unud. KCB untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat dan meningkatkan pengetahuan tentang pelestarian cagar budaya. Kegiatan KCB akan diisi sosialisasi tentang pelestarian cagar budaya, studi lapangan ke situs-situs cagar budaya, lomba-lomba seperti lomba kajian inovatif, lomba busana adat ke pura, dan lomba karya tulis ilmiah. *lsa
Komentar